Sabtu, 27 Desember 2008

Perjanjian Lama

Dear Polmaners,

Bangsa Israel telah berjanji kepada Tuhan bahwa mereka tak akan
berhianat atas perintahNYA. Melalui perantara Moses, Israel tunduk untuk
memenuhi Perjanian itu. Nubuat Tuhan kepada bangsa Israel adalah
akan diberikannya Tanah yg dijanjikan.

Tuhan bangsa Israel demikian pencemburu, hingga hanya Dia Tuhan,
yg berhak disembah dan dicinta oleh bangsa Israel.

Nubuat Tuhan tak tergenapi pada masa Moses dan Harun, namun
penerusnya Yoshua berhasil mengalahkan Filistin hingga tanah yg dijanjikan
menjadi sebuah kenyataan dengan nama Yerussalem, yg artinya
Negeri yg taat/tunduk. Taat dan tunduk aturan dan larangan Tuhan.

Inilah perjanjian pertama bangsa Israel dengan Tuhan.

700 tahun, hubungan ini bersahaja. Dari Raja2 Yoshua, Daud,
hingga mencapai kejayaan paling tinggi dimasa Khalifah Sulaiman.

Kemudian salah seorang pemimpin fraksi bani Israel - Yerobeam,
mengumpulkan 10 fraksi Bangsa Israel yg sekuler untuk menggulingkan
2 fraksi Israel yg masih Integral dengan konsep Tuhan sebagai Raja.

Disinilah dikatakan bangsa Israel telah berbuat sundal/berzinah.
Arti tersiratnya bangsa Israel telah berselingkuh dengan sesuatu
yg bukan dari Tuhan, yakni konsep dan aturan Berhala atau Toughut.

Toughut atau berhala adalah patung buatan manusia.
Namun esensinya bukanlah Patung batu atau kayu, melainkan patung
tersebut adalah simbol sekularisme. Konsep mendua, dimana bangsa
Israel mulai membuat tatanan dan aturan diluar konsep Integral
Tuhan sebagai undang2.

Toughut, berhala atau patung, adalah produk zaman yg dibuat manusia
untuk mengatur manusia sendiri berdasarkan demokrasi dan konsensus.
Undang2 dan tatanan atau aturan yg dibuat manusia berdasarkan hasil
kesepakatan pemikiran manusia.

Aturan Tuhan hanya tinggal cerita, karena tak lagi dijadikan azas tatanan.
Sosok Tuhan sirna, hanya tinggal sosok ghaib yg bersemayam di angkasa.
Dan ajaran Tuhan hanya menjadi sebuah kepercayaan dan keyakinan.
Inilah saat dimana bangsa Israel disebut ‘berbuat kerusakan’ (yg pertama).

Tuhan menghukumnya dengan diutusnya Nebukatnezar, sebuah bangsa
yg menyerang dan menghancurkan kerajaan Yerusalem, kerajaan yg pernah
menjadi Kerajaan Tuhan.

Kehancuran ini menyebabkan para pembawa misi Tuhan bergerilya
dikarenakan giliran manggungya telah habis. Hingga panggung dunia
diisi dan digantikan oleh para Raja2 pembawa misi sekuler, Nebukadnezar,
Koresh, Alexander, dan Herodes selama kurang lebih 700 tahun.

Para pengabdi Integral yg menjadikan Tuhan sebagai orientasi tatanan
masyarakat tetap melakukan pergerakan.
Namun karena tak punya kuasa, Daniel, Zakaria, Yohanes melakukan
upaya pergerakannya secara diam2/sembunyi2.

Baru pada masa Yesus, pergerakan perlawanan menjadi militan.
Yesus, salah seorang keturunan Abraham dari Ishak, menjadi perantara
Tuhan seperti halnya Moses di Perjanjian Lama, untuk sebuah perjanjian
kedua kalinya menuju kebangkitan Yerussalem II, ditanah yg sama, tanah yg dijanjikan.
Perjanjian Baru antara bangsa Israel dengan Tuhan untuk kembali Integral.


aca

Perjanjian Baru

Dear Polmaners,

Permintaan 5000 orang personil pasukan bersenjata dari kaum Zelot,
salah satu fraksi dari bangsa Israel, mendatangi Yesus dan memintanya
menjadi raja bangsa Israel, telah ditolak oleh Yesus karena tidak
sesuai dengan keinginan Tuhan.

Penolakan ini bukan berarti Yesus menolak untuk dijadikan Mesias
(pembebas). Melainkan tujuan dan tugas daripada Yesus tak lain
adalah sebagai Mesias, pembebas bangsa Israel dari kemusyrikan,
bukan revolusi atau pergantian rezim seperti kudeta militer atau revolusi.

Kekuasaan hanyalah sebuah fasilitas guna tegaknya hukum Taurot,
bukan seperti kaum Zelot yg menjadikannya tujuan.

Karena hukum dan syariat Tuhan tak akan bisa diaplikasikan tanpa adanya fasilitas.

Fasilitas2 itu adalah :
1. Tempat. Hukum Taurot butuh tempat untuk bisa diaplikasikan.
2. Umat. Warga atau manusia yg akan diatur menurut peraturan Taurot.
3. Aparat. Yang menjadi operator atau petugas pelaksana dan pengawas
undang2 Taurot itu sendiri.

Pada masa Daniel, Zakaria, dan Yohanes, masa kejayaan bangsa Israel
yg dibangun Musa telah berlalu, yg diumpamakan sebagai bangsa Israel
yg tadinya bagai pengantin cantik kekasih Allah, telah berbuat zina menjadi wanita
sundal yg membuka aibnya disetiap bukit dan melacurkan diri terhadap bangsa2 lain.

Maksudnya bangsa Israel yg tadinya hanif, integral pengabdiannya hanya
Kepada Allah saja, telah berasimilasi dengan kebudayaan dan norma2 bangsa lain.
Hingga kerajaan Yerussalem dihancurkan oleh Nebukadnezar, nasib Israel
Kembali menjadi umat yg tertindas, tak punya kekuasaan dan tempat untuk
Menegakkan hukum Tuhan.

Pada masa penjajahan Romawi oleh Herodes, beberapa kader yg tetap
Hanif kembali memperjuangkan tegaknya hukum Tuhan. Diantaranya
Yohanes dan Yesus. Yohanes tertangkap dan disalib.

Salib adalah lambang represif dari kerajaan Romawi untuk menyiksa
orang2 yg melakukan gerakan perlawanan. Kemudian Yesus menjadi pemimpin
dan guru bagi murid2nya yg siap memanggul salib (menghadapi represif
penjajahan Romawi).

Saya tidak akan bercerita lebih jauh, apakah Yesus mati ditiang salib seperti
halnya Yohanes, karena bukti sejarah tak pernah konkrete.
Karena akan timbul pro dan kontra dari golongan2 yg sudah menjadi aksioma.

Baiklah, kita tinggalkan itu, kembali kepada sejarah.

Misi Yesus tidak hanya direpresif oleh bangsa Romawi, namun juga ditentang
Para Ahli Taurot dan rahib Yahudi sekuler yg telah berbuat zina.

Dalam sebuah kitab, Yesus berkata kepada para pendeta2 tsb,
”aku datang bukan untuk meniadakan Hukum Taurot,
tetapi kedatanganku adalah untuk menggenapinya”.

Diutusnya Yesus sang Mesias (pembebas) adalah untuk membebaskan
Yerussalem dari cengkraman penjajahan bangsa2 musyrik, Romawi,
Maupun dari fraksi2 keturunan Yaqub yg berbuat zina dgn bangsa2 lain.

Seperti halnya Moses, Yesus menjadi perantara atau utusan Tuhan
Dalam rangka perjanjian antara Tuhan dan bani Israel yg disebut dengan
Kitab Perjanjian Baru.

Dalam sebuah Kitab, Ibrani 8 ayat 6-13 ;
“Tetapi sekarang ia telah mendapatkan pelayanan yg jauh lebih agung,
Karena ia menjadi pengantara dari perjanjian yg lebih mulia, yg didasarkan
Atas janji yg lebih tinggi. Sebab sekiranya perjanjian yg pertama itu tidak
Bercacat, tidak akan dicari lagi tempat yg kedua. Sebab ia menegor mereka
Ketika ia berkata : ‘sesungguhnya akan datang waktunya’, demikian
firman Tuhan, ‘Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Isroil
dan dengan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yg telah Ku-adakan
dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan
mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Sebab mereka
tidak setia dengan PerjanjianKu dan Aku menolak mereka’, demikian
firman Tuhan.’Maka inilah Perjanjian yg Ku adakan dengan kaum Isroil
sesudah waktu itu’, demikianlah firman Tuhan. ‘Aku akan menaruh hukum
Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka,
Maka aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umahKu’.

Polmaners,

Dalam sejarah kontemporer, tidak pernah ada cerita Yerussalem
berhasil dibebaskan oleh Yesus.
Sebagian orang menjelma Yesus menjadi sosok spiritual Allah.
Sebagian lagi menganggap Yesus adalah utusan Tuhan yg gagal.

Namun benarkah itu semua ?

Apakah utusan Tuhan gagal dalam tugas pembebasan ?
Apakah Tuhan ingkar dengan janjinya untuk membayar Yesus dan Pilatus
dengan kekuasaan dan tanah yg dijanjikan ?
Apakah Kerajaan Tuhan urung untuk manggung kembali ?Benarkah nubuah yg disebutkan Yesus dalam kitab diatas tidak terlaksana ?

Kita tinggalkan cerita “batu yg terungkit” (Yesus Kristus atau Isa Rasululloh).
Karena dalam sebuah Kitab, nubuah lainnya menceritakan
“batu penjuru” (Muhammad Rasululloh).”Batu yg dibuang oleh tukang2 telah
menjadi batu penjuru”.

Keduanya dari keturunan Ibrahim atau Abraham, yg membangun
Kerajaan Batu (kerajaan yg kokoh dan kuat).
‘Engkaulah gunung batu-Ku’, yg dimaksud adalah kerajaan Allah.

Tatkala bangsa Israel tidak lagi konsisten dengan perjanjian
Untuk yg kedua kalinya, maka habislah riwayat bangsa Israel
(Al-Qur’an 17:4 , Yeremia 2:13). Maka kebun Allah akan diberikan
Kepada bangsa lain.

Pada waktu kedatangan Muhammad, dunia sudah kondisi zulumat,
Dibawah kekuasaan raja bangsa2 (Romawi dan Persia).
Dalam kondisi itu, lahirlah Muhammad sebagai reinkarnasi dari
sistem mata rantai silih bergantinya kekuasan Tuhan dan Toughut,
untuk menjadi pelopor penegakkan kembali Kerajaan Tuhan dibumi.

Maka bangkitlah Muhammad dan pengikutnya hingga kerajaan
Allah kembali tegak, yg didalam al-Qur’an disebut sebagai DARUSSALAM.
(QS: 10:25)

Pada tahun 624 Masehi, Muhammad hijrah. Bersama pengikutnya,
Muhammad dan pengikutnya melakukan perjanjian dengan Allah dibukit Aqobah
(Bai’ah Aqobah).

(QS Ali Imran : 81) Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian
dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa
kitab dan hukum, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang
membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh
beriman kepadanya dan menolongnya"[209]. Allah berfirman:
"Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?
" Mereka menjawab: "Kami mengakui." Allah berfirman:
"Kalau begitu saksikanlah, dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu."

(QS Al Maidah :70) Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian
dari Bani Israil[432], dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul.
Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa
yang yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul
itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh.

Demikianlah Muhammad menruskan perjuangan pengabdian Integral kepad Allah
(Laa ilaa ha illa Allah), seperti halnya para pendahulunya, meskipun terjadi
penolakan dari sebagian Nasrani terhadap legitimasi Muhammad sebagai
Utusan Tuhan (Rasululloh), seperti halnya dahulu, penolakan sebagian Yahudi
terhadap Yesus sebagai pembebas (Mesiah).

Kelak kemudian Allah akan menepati perjanjiannya, memberikan
utusan2nya Muhammad Rasululloh kemenangan diatas bangsa2 sekuler.


aca

Perjanjian Aqobah

PERJANJIAN AQOBAH

Dear Pembaca,

Harap maklum, jangan paksa anda untuk percaya apa yg saya tulis,
karena saya tak meminta anda untuk harus mempercayainya.
Saya hanya menyampaikan.

Terimakasih.

Baiklah, saya lanjutkan...,.,.

Pembaca,

Sejak SD pengetahuan kita mengenai tugas para Nabi dan Rasul
adalah mengajarkan agama seperti syahadat, sholat, puasa, zakat, dan haji.
Benarkah demikian ?

Sebelum Muhammad bin Abdullah lahir, bangsa Quraisy di Mekkah sono,
bukan orang2 yg tidak mengenal Allah. Ayahnya Muhammad
sendiri bernama Abdullah. Artinya Abdi Allah atau hamba Allah.

Ini menandakan sang Kakek sudah mengenal konsep Allah
sbg Khalik dan manusia sebagai hamba. Kesadaran Laa Ilah ha ila Allah sudah exist.

Dari sini harusnya kita sudah bisa menarik garis penghubung antara milata Ibrahim (ajaran asli Ibrahim) dan kondisi Jahiliah saat itu.

Bukan Muhammad yg mengajarkan Islam.
Muhammad hanya membenarkan atau meluruskan. (Al-maidah/46)
Meluruskan sesuatu yg bengkok.

Apa yg bengkok ?
Yg bengkok tak lain adalah ajaran Rosul2 sebelum beliau yg telah ratusan
tahun lamanya hingga bias, bercampur dengan ajaran2 produk budaya.
Ini merupakan sunatulloh yg tak dapat dihindari, seperti halnya kondisi hari yg selalu berganti siang dan malam, gelap dan terang. Sama halnya dengan alam sosial, kekuasaan silih berganti. Dalam sejarah, kedaulatan/kekuasaan sebuah kaum atau bangsa, akan selalu ada habisnya/ajalnya. (Yunus/49)

Bayangkan jika kita hidup pada zaman itu. Tak ada satu orangpun yg menganggap saat itu adalah zaman dulu. Tidak juga menganggap sebagai zaman Jahiliah atau zaman kebodohan.
Saat itu ,.,. ya masa kini.

Jika kita hidup saat itu, kita akan merasa - ya modern.
Zaman Ibrahim dan zaman Isa lah yg baheula.

Pembaca,

Muhammad bin Abdulah lahir, Ka’bah sudah ada.
Bukan Muhammad yg membangunnya, melainkan Ibrahim.

Tawaf dan ritual di Ka’bah, adalah tradisi yg dijalankan sejak zaman Ibrahim.
Tradisi dan ritual ini tetap terjaga dan dilaksanakan yg diwariskan Ibrahim kepada keturunannya dari Siti Khajar.

Ibrahim juga mewariskan pusat ritual untuk keturunan dari istrinya yg lain (Siti Sarah) di Yerussalem yakni Dome of The Rock (Masjid Kubah Batu). (Muhammad dan pengikutnya pernah menjadikan kuil ini arah kiblat sholatnya - bukan Ka’bah)

Pada Perjanjian Lama telah saya ceritakan tentang Sejarah Musa,
dan Perjanjian Baru tentang Sejarah Yesus atau Isa.
Keduanya adalah keturunan Ibrahim dari Siti Sarah.

Saya berdiskusi dengan beberapa umat Kristiani.
Tak ada satu pun dari mereka yg bisa menjawab kenapa dinamakan
Kitab Perjanjian Lama, dan kenapa pula Perjanjian Baru.
Baiklah,., yg ini enggak usah diterusin...
Yg jelas, kita jangan kejebak Ibrahim dan Musa bukan Rasul Allah.
Demikian juga dengan Nabi Isa (Yesua atau Yesus dlm bahasa Ibrani) adalah juga Rosululloh.
(Al-Maidah/70)

Muhammad jadi Nabi setelah beliau berusia 40 tahun.
Sebelumnya, ia hanya manusia biasa.
Manusia biasa seperti kita.

Saya tidak habis mengerti kenapa ada orang yg bilang Muhammad manusia suci.
Tidak ada pembaca. Manusia suci tidak pernah ada didalam al-Qur’an.

Menjelang usia mapan, ia lebih banyak mawas diri.
Ijtihadnya lebih banyak menyendiri dan merenung, menelaah kondisi tatanan masyarakat yg saat itu sekuler. Kesadaran masyarakatnya adalah materialis capitalis murni, meskipun menjalankan ritual tawaf maupun sholat.

Masyarakatnya tidak lagi memakai sistem dan tatanan ajaran Ibrahim lagi. Bangsa Quraisy yg menjadi mayoritas saat itu, memiliki simbol2 azas yg dibuat sendiri.
Nilai dan norma masyarakat produk peradaban yg menjadi konsensus
bersama dengan partai (suku) lain yg dijunjung tinggi.

Latta, Uzza, Manat.
Adalah simbol2 azas hasil dari kesepakatan bersama yg dijadikan
dasar tatanan berpolitik dan bermasyarakat saat itu.
Beberapa simbol azas memiliki wujud fisik binatang tertentu
yg suka dibentuk menjadi gambar atau patung.

Simbol2 inilah yg disebut berhala atau Toughut.
Jadi Toughut atau berhala bukanlah patung.
Mana ada manusia didunia ini yg nyembah patung batu ?!?
Orang budha sembahyang bukan nyembah patung budha. Patung budha tsb hanya simbol dari ajaran atau pemikiran2 Sidharta gauthama (sang budha).
Yg dijunjung tinggi, ya pemikiran Sidharta,., bukan patung batu itu.. !

Hal inilah yg dibaca oleh Muhammad (IQRO’).
Muhammad bukan tidak suka patung atau memusuhi para penyembah patung. Namun Nabi Muhammad membaca sebuah kondisi masyarakat yg musyrik, dimana masyarakat yg mengaku menjalankan ajaran Ibrahim namun sebenarnya tidak.
Mengaku beriman kepada Allah, padahal berhukum kepada Taughut. (An-Nisa/60)
Ajaran Nabi Ibrahim hanya sebatas didalam Baitul Atiq (masjidil Haram/Ka’Bah).

Sejak SD definisi musyrik yg kita pahami adalah orang yg menduakan Allah.
Persepsi musyrik didefinisikan orang Islam yg percaya Allah di masjid, percaya juga jimat, keris, atau hantu blao dikuburan. Eta mach musyrik leutik.

Namun musyrik yg menjadi target Muhammad bukan para dukun santet.
Melainkan orang yg percaya pada hukum Allah untuk urusan akherat,
namun hukum manusia untuk urusan dunia.

(Mungkin anda mulai ingin bertanya,.,. ) kantongin aja dulu -red.

Setelah periode kewahyuan (usianya 40 tahun), Nabi mulai menjalankan misi kewahyuannya. Misinya tak lain adalah kembali ke ajaran Ibrahim yg hanif, yakni membebaskan masyarakat dari kemusyrikan.

Bahasa jelasnya, menciptakan tatanan masyarakat yg berhukum kepada hukum Allah secara konsekwen, dunia maupun akhirat.

Inilah misi semua para Nabi dan Rasul.
Bukan mengoreksi cara orang sembahyang,
bukan mengajarkan tatacara berwudhu yg benar.
Bukan juga mengajak manusia untuk beragama Islam.

Melainkan memurnikan kembali ajaran Tauhid,
mengembalikan struktur dan tatanan masyarakat untuk kembali
ber-hukum kepada hukum Allah secara totalitas.

Mungkin anda mulai berkata “ Non-sense. Tak kan ada struktur ideal seperti itu”.

Pembaca, sejarah membuktikan bahwa struktur seperti itu pernah ada berkali2.

OK, kita kembali ke Sejarah Muhammad Rosul.

Tentunya hal ini menyebabkan benturan keras dengan kaum ruhaniawan Quraisy maupun kalangan politik. Aktifitas Muhammad Rasul dan pengikutnya mengancam eksistensi keberadaan mereka maupun tatanan masyarakat yg sudah exist.

Gelar Muhammad sebelum kenabian adalah Al-amin (dipercaya).
Gelarnya setelah kenabian adalah Majnun (gila) karena konsep yg dianggap edan, merombak tatanan yg sudah ada dan kuat.

Misi ini seperti mission impossible,
karena sasaran perombakan Muhammad – bukan hanya Mekkah atau tanah Arab,., tetapi dunia (Khalifatulloh fil Ardhi).

Seperti juga Bani Israil, Pada sekitar 624 M, Muhammad dan pengikutnya mengadakan Perjanjian bersama dengan Allah (Bai’ah Aqobah) di bukit aqobah. (An-Nur/55)
Dari sinilah awal pergerakan kaum mukmin memulai perjuangan penegakkan hukum Allah dengan metode Dakwah.

Kaum mukmin, yg terdiri dari kaum muhajirin dan kabilah anshor, disaksikan Muhammad sebagai Nabi, menyatakan bai’at atau sumpah setia untuk tunduk dan patuh kepada ajaran Tauhid yg murni, mengabdi kepada Allah saja, dan hidup berdasarkan hukum Allah didunia secara konsekwen (saya istilahkan, Pengabdian Integral kepada Allah).

Pembaca, banyak orang mengucapkan La Ila ha Ila Allah, menganggap ia sudah mengabdi kepada Allah saja. Padahal saudara, kata2 itu perlu pembuktian. Kalimat tsb butuh langkah kongkrit apakah kita bersedia hidup dan melaksanakan penegakkan hukum Allah tsb.

Sepertinya masalah ini sepele,., padahal ini yg paling kritis.
Jika anda jeli, anda sudah bisa melihat arah risalah saya.

Pembaca,

Selama beberapa tahun, Dakwah dilakukan secara sembunyi2.
Pengikut Nabipun bertambah sedikit demi sedikit, sampai pengikutnya banyak dan dakwah sudah mulai terbuka hingga mulai meresahkan kalangan politik.

Sepeninggalan kakek dan pamannya, tak ada lagi orang berpengaruh yg bisa melindungi keselamatannya. Tekanan keras dan terbukapun mulai dilakukan pembesar Quraisy hingga rencana pembunuhan yg gagal.

Muhammad mencari beberapa alternatif negeri yg juga terdapat pengikutnya
untuk bisa dijadikan sasaran pengungsian besar2an akibat tekanan di Mekkah
yg dilakukan pembesar Quraisy terhadapnya dan pengikutnya.

Semua Nabi mendapat tekanan dari penguasa, semua Nabi direpresif dalam berbagai bentuk. Seperti halnya Namrud kepada Ibrahim, Fir’aun kepada Musa, dan Abu jahal kepada Muhammad. Jika anda jeli terhadap sejarah, para Rasul adalah pemimpin pemberontakan. Dan cerita2 Rasul adalah cerita pemberontakan. Pemberontakan terhadap struktur tatanan politik sosial yg sekuler, tidak ILAHIAH.

Dan jika anda cermati, seluruh Rasul, melakukan politik hijrah, pindah dari daerah dibawah cengkraman penguasa sekuler ke daerah kosong. Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad, mereka semua melakukan eksodus. Minggat. Perjalanan kabilah besar2an, pindah akibat tekanan.

Pembaca,., anda fikir mereka ditekan karena perbedaan keyakinan ?!
Apakah mereka di-eksodus hanya karena berkeyakinan Monotheis (Tuhan yg satu) ?!
Non-sense. Mereka diberangus karena membahayakan secara politik. Mengancam eksistensi penguasa - bukan karena mereka gak mau nyembah patung.

Pada 624 M, Nabi hijrah ke Yastrib.
Dari sinilah metode perjuangan mulai berbeda karena telah memiliki daerah
walaupun sangat kecil namun hukum Allah mulai dapat diberlakukan.

Banyak orang yg hari ini menganggap ajaran Nabi Muhammad hanya spiritualitas, kerohanian, keyakinan batin, atau kata2 bijak penentram jiwa.

Sedikit yg menganggap ajaran itu adalah sebuah alat pengatur kehidupan antar manusia. Alat itu tidak hanya berisikan penjelasan antara Pencipta dgn mahluknya, karena didalamnya juga berisikan Instrument hukum – instrument untuk mengatur mahluk yg bernama manungsa.

Yaa siin, walqur’aanil hakiim.
Yasin, dan al_Qur’an adalah hakim (hukum).

Bicara hukum berarti bicara aturan2 yg harus dijalankan beserta sangsi2.
Bicara hukum mustahil bisa dijalankan tanpa sebuah kedaulatan/kekuasaan.

Anggapan bahwa ajaran Nabi hanya sebuah spiritualitas dan kerohanian tidaklah lengkap, karena kerohanian atau agama atau kepercayaan – tidak pernah membutuhkan kedaulatan untuk bisa diaplikasikan. Cukup keyakinan individual.

Sedangkan Dinul Islam sebagai sebuah sistem tatanan yg isinya terdapat juga masalah hukum, memerlukan kedaulatan untuk bisa diaplikasikan secara total.
Ayat2 qishos, rajam, potong tangan, memerlukan aparat penegak hukum yg berkuasa atas masyarakat/komunitas.

Yastrib, sebuah daerah kecil yg kosong kepemimpinan, menjadi tempat eksodus (hijrah) Muhammad dan kaum Muhajirin (orang2 yg hijrah) yg disambut oleh penduduk asli yg sudah melakukan Perjanjian Aqobah. Penduduk asli Yastrib yg menjadi pengikutnya inilah yg disebut kaum atau kabilah Anshor.

Yastrib kemudian diberi nama MADINAH, yg berarti, tempat berlakunya DIN.


Apa isi Perjanjian Aqobah ?
Perjanjian aqobah adalah perjanjian yg sama dengan Perjanjian Lama, demikian juga dengan Perjanjian Baru. Sejarah berulang, dan akan selalu berulang, seperti halnya siang dan malam. Perjanjian demi perjanjian, untuk umat demi umat. Umat yg berkuasa silih berganti, seperti halnya umat Nabi Musa, Nabi Isa, maupun Nabi Muhammad.

Semuanya membawa misi yg sama, risalah yg sama.
Membentuk komunitas manusia yg tunduk pada aturan2 Allah.
Konkrit di dunia dan akhirat, bukan hanya di akhirat saja.
Sesuai dalam surat Sabbihis :
Haza suhufil Uwla, suhufi Ibrohima wa Musa.

Ada Hadits mengatakan, dunia adalah penjara orang mukmin.
Hari ini saya setuju. Namun hadits ini berlaku hanya pada saat Dinul Islam tidak tegak.
Karena pada saat DIN tegak, aturan Allah berkuasa (dimulai dari Yerussalem, Bani Israel menjadi raja bangsa2, juga dgn Madinah, penerus misi Muhammad menjadi Khalifah2 penguasa dunia), dunia adalah kebun anggur orang mukmin.

Para Nabi dan Rosul bukan manusia suci. Bukan juga manusia saktimandraguna.
Mereka adalah pemimpin pergerakan. Mereka adalah sang pembebas.
Rosul adalah Panglima pergerakan pembebas manusia dari penjara dunia tadi.

Hari ini, tiada lagi kerajaan Tuhan. Tiada lagi Khalifah.
Tiada sejengkal tanahpun dibumi yg mempraktekan al-Qur’an keseluruhan.
Tak ada lagi tatanan kehidupan masyarakat yg diatur dengan hukum Tuhan.
Semua bicara demokrasi. Padahal demokrasi adalah keinginan orang banyak, keinginan manusia kebanyakan, bukan keinginan Pencipta.
(Lihat surat Al-Baqarah 216, bahwa bisa jadi keinginan kita yg kita pikir baik/buruk, belum tentu demikian menurut Allah).

So, pembaca, tugas para Nabi dan Rasul bukan menyebarkan agama Islam. Membangun kuil2, sinagog, masjid atau tempat2 ibadah. Karena Allah bukan hanya akbar di masjid.

Para Rasul berjuang menjadikan Allah akbar didunia nyata.
Membangun negara Tuhan, kekuatan nyata super power yg mengatur dunia.
Inilah visi dan misi seluruh Nabi dan Rasul.

Nabi Muhammad bukan pengajar sholat pertama.
Apakah mereka tidak tawaf ?!
Apakah sebelum Muhammad jadi Nabi, orang2 tak ada yg puasa ?!
Seperti yg saya utarakan, sebelum Muhammad lahirpun - kakeknya sudah la ila ha ila Allah, hingga anaknya (bapaknya Muhammad) bernama Abdi Allah.

Silahkan anda buka al-Qur’an, bahwa seluruh Nabi dan Rasul punya tugas tunggal, yakni meluruskan kembali ajaran dari para Nabi sebelumnya, dan yg paling penting, berusaha menzohirkannya.

Nabi dan Rasul mengajak kita keluar dari penjara musyrik ini. Penjara yg dibangun oleh pemikiran2 ideologi buatan manusia, produk dari budaya dan peradaban.

Saya kira setiap orang yg ditanya akan menjawab mau.
Tapi benarkah demikian ?! Siapkah dengan konsekwensi dan resikonya.

Karena mengikuti jejak para Nabi dan Rasul, akan selalu berhadapan dengan Namrud2, para Fir’aun, dan Abu-Jahal2 yg siap membinasakan.

Demikian risalah yg bisa saya sampaikan.
Jika anda merasa terguncang keyakinannya karena isinya berbeda dengan pelajaran agama yg anda dapat selama ini, saya maklum.


Demikianlah, kekuasaan silih berganti, sejak zaman Musa, bahkan sejak zaman khalifah pertama, Adam. Saat kaum sekuler menang, kaum Integral kalah. Saat mereka siang- terang benderang, Nabi dan pengikutnya gelap gulita. Semua adalah kehendak Allah.

Ali-Imran/26. Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

27. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup[191]. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)."

Semoga anda sama dengan saya, gak kerasan hidup di penjara musyrik ini.

Salam
aca
_____

Referensi ayat2 dr al-Qur’an :

Al-Maidah:/46. Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.

Yunus/49. Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah." Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).


Al-Maidah/70. Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil[432], dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh.

An-Nisa/60. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut (berhala), padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.

Al-Baqarah/216. Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

An-Nur/55. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.

makanan dari Langit

Bloggers,

Pingin sharing aja dikit tentang selera makan.

Selera makan saya gak ribet. Ikan suka, tahu-tempe suka, buah2an, juga kopi. Bumbu biasanya pedas, dan kurang suka manis. Itulah selera makanan saya untuk makanan yg ada atau datang dari bumi (egepe-red).

Selera makanan bumi, gak sama untuk setiap orang. Kesukaannya bermacam2. Rata2 untuk. sebuah daerah rada2 mirip. Orang Jawa sukanya agak manis2. Gudeg mendominasi. Orang padang rada2 pedas. Orang sunda banyak lalap daun2an. Sambelnya biasanya manteb banget.

Semakin jauh jaraknya, semakin beda selera dan cita rasanya.

Itu urusan makanan dari bumi. Urusan makanan dari langit, beda lagi. Gak bisa sesuai selera maupun daerah. Karena cuma ada satu macam saja, selera langit.

Kita memerlukan nutrisi dari langit. Disini saya gak bicara orang2 yg cuma butuh nutrisi bumi. Karena kita, semasih bergelar manusia, pasti butuh makanan dari langit. Jika anda tidak membutuhkan makanan langit, silahkan saja. Tapi dijamin bakal tu-la-lit pembahasan selanjutnya.

Ini bukan nasehat untuk berbuat kebaikan. Melainkan justru apa yg selama ini anda anggap baik akan saya pertanyakan.

Bloggers,

Memang ada juga orang yg gak butuh makanan dari langit. Butuhnya cuma PERUT (materialisme), BAWAH PERUT (sex), dan ATAS PERUT atau bahu (pangkat/jabatan/kedudukan/kebanggaan dan pengakuan orang). Tapi mohon maaf nich,, kwalifikasi manusia pengejar sukses pemenuhan 3 perut ini sama dengan kwalifikasi hewan.

Yang namanya binatang cuma butuh makanan bumi untuk mengisi 3 perutnya. Dia gak dikasih akal untuk diisi dengan makanan langit. Beberapa kawan polmaners sering bicara kalau wacana saya gak praktis, gak dibutuhkan dalam praktek kehidupan nyata. Ini bisa jadi benar, jika targetnya nutrisi 3 perut diatas.

Makanan langit, bukan untuk perut2 tsb.
Makanan langit adalah nutrisi akal-budi yg dibutuhkan dalam rangka menciptakan manusia agar menjadi manusia. Kalo gak ada makanan langit, maka manusia itu menjadi sama dengan binatang. Bukan derajatnya, tetapi ya semuanya. Sok, liat aja,.,. apa bedanya ??! Gak ada.

Cuman teknologi yg bedain ia dgn monyet. Bahkan untuk penilaian kebuasan dan keganasan, lebih buruk dari monyet.

Masalahnya, banyak yg menyangka hasil pemikiran para ilmuwan sosial dianggap makanan langit. Padahal bukan.

Makanan langit gak bisa didapat dari bumi.
Dari pemikir2 besar, Aristoteles, Plato, Socrates, sampai kepada Sigmund Freud, adalah mahluk2 bumi. Tidak bisa kita gunakan pemikiran dari bumi untuk mengisi akal-budi.

Pemikir diatas teorinya saling bertentangan satu sama lain. Hanya berlaku parsial terhadap satu daerah saja. Budaya, norma dan aturan setempat, selalu parsial-kondisional. Gak akan bisa berlaku mutlak diseluruh belahan bumi.

Tata aturan dan norma disuatu tempat, bisa sama sekali berbeda dan aneh untuk tempat lain. Seaneh kalau anda melihat orang Indonesia melakukan hobi dan budaya bule, pakai bikini berjemur dipantai. Apa yg dianggap baik dan menjadi norma kebajikan oleh sebuah komunitas, bisa jadi sesuatu yg buruk untuk komunitas lain.

Ada juga pemikir yg bukan humanis, yakni mereka2 yg mengklaim bersandar kepada Firman dan Wahyu, seperti Syeikh2, perawi atau pembuat cerita2 tentang Nabi, Imam2 (Syafei, Hambali, Maliki atau Hanafi). Ahli2 tafsir, dsb.

Para pemikir ini menyatakan dirinya ahli agama, ahli tafsir, seolah Kitab suci gak bisa dibaca orang tanpa terjemahan/tafsiran mereka. Ini benar2 jadi aneh. Tuhan seperti lupa, ngasih buku petunjuk manual tanpa ngasih buku terjemahannya.

Seperti halnya makanan bumi, mereka berselera sendiri2, tergantung dari daerahnya masing2. Makanan langit tidak seperti bumi, tidak pernah parsial.

Pemikir2 besar inipun saling bertentangan satu sama lain. Contohnya saja, menurut Syafei, batal wudhu seseorang jika bersentuhan dgn wanita yg bukan muhrim, sedang menurut pemikiran Hambali tidak.

Hingga ada kejadian lucu waktu saya pergi haji. Ustad ngasih wejangan agar kita semua, orang Indo, yg umumnya bermazhab Syafei, pindah rujukan dulu utk sementara waktu dalam rangka Towaf (tawaf) mengelilingi Ka'bah kepada mazhab Hambali. Sebab tawaf campur, bisanya sesak dan bersentuhan dgn lawan jenis. Wudhu bisa batal menurut Syafei. Nach nanti kalo udah selesai tawaf, balik lagi dech ke Mazhab Syafei. Karena kalo masih pakai Syafei, Towaf kita gak akan selesai2, harus wudhu dei wudhu dei... akibat persentuhan dgn lawan jenis (hiks,, gak konsisten-red).

Jadi, urusan nutrisi akal budi gak akan pernah bisa tuntas, gak akan kenyang kalo masih bersumber dari mahluk bumi. Karena hasil masakan para jurumasak bumi bukan makanan langit.

Trus ... Dari mana dong sumbernya ?

Ya darimana lagi kalo bukan Firman dan Wahyu langit. Hanya dari situ kita bisa makan. Lain tidak.

Pemikir2 berupaya menjabarkan, merumuskan, membuat teori tentang manusia atas apa2 yg dianggap baik buat manusia, namun pada dasarnya yg dipakai tak lain hanya duga2.

Firman dan Wahyu Langit menyebutnya prasangka mereka. Tidak ada yg didasari suara dari langit.

Makanan untuk akal-budi, cuma ada didalam Firman dan Wahyu dari langit. Bukan dari pemikir dan tafsir mahluk bumi manapun.

Kesulitan membaca makanan langit adalah karena kita udah kebanyakan makanan juru masak. Padahal, makanan langit gak perlu juru masak. Makanan itu memang harus dimasak. Tapi percayalah, kita sendiri bisa memasaknya, gak perlu rujukan dari manapun.

Rujukan2 juru masak malahan membuat gosong, keasinan, kemanisan, kecut gak karuan.

Ada yg bilang mustahil kita bisa memasaknya ?!
Pasti bisa. Mosok langit ngasih makanan yg gak bisa dimasak oleh kita sendiri !?!. Gak mungkin.
Selama kita dikaruniai akal untuk berfikir, makanan langit pasti bisa dicerna.

Tapi kenapa koq kalo kita masak sendiri sepertinya susah dan gak bisa dicerna ?
Bukan, bukan karena kita gak bisa. Tapi karena kita udah kebanyakan nyicipin resep2 juru masak yg kadong nempel di lidah dan udah jadi kebiasaan perut. Seperti halnya orang Indo yg gak pernah ngerasa wareg kalo blum kena nasi.

Padahal, Injil dan Taurat menyebut orang2 yg mengisi akal-budinya dgn makanan bumi hasil olahan juru masak disebut 'BERZINA' atau berselingkuh. Karena mereka tidak setia kepada Allah mereka. Seperti Bangsa Israel yg berzina dgn ideologi2 bangsa2 lain.

Dalam al-Qur'an perempuan yg berzina dikatakan musyrik(24/3). Itu bukan zina ranjang, melainkan zina aqidah.

Al-qur'an menyebutnya dengan MUSYRIK. Orang2 yg menduakan/mensyarikatkan Allah. Orang2 yg mengimani sebagian Al-Qur'an mengimani sebagian ideologi manusia. Inilah yg disebut sebagai musyrik. Memakan makanan bumi.

Sering kita dengar kata SEKULAR. Sebenarnya artinya persis sama dgn Musyrik. Tapi sayang, banyak yg bias dgn kata ini.

Dan sangat disayangkan, banyak orang yg terjebak dalam sekularitas atau kemusyrikan tanpa ia menyadarinya. Dalam bahasa Al-Kitab melakukan perzinahan dengan ideologi bangsa2.


Salam
aca

Kebun Anggur Allah (content Alkitab)

Dear polmaers,

Tulisan ini bukan bacaan bagi yg mengharamkan Alkitab Perjanjian Baru atau Injil. Didalamnya mengandung isi dan kandungan Kitab tersebut. Oleh karena itu, bagi yg tak merasa nyaman, mangga jangan diteruskan membacanya.

Polmaners,

Sebuah ajaran yg baik bagaikan sebuah pohon yg baik. Demikian Injil Matius menerangkannya dengan perumpamaan pohon anggur.

Dalam Injil Matius 7: 15-23

7:15 "Waspadalah terhadap ajaran nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
7:17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
7:19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
7:20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Apa isi firman Allah diatas ? Apakah Alkitab sedang mengajarkan cara menanam pohon ? apa hubungannya antara pohon dengan ajaran Nabi2 palsu.

Polmaners, jika anda melihat Alkitab adalah bahasa perumpamaan, maka ia akan menjadi hidup, memberikan terang Allah atas jalan hidup yg mesti kita tempuh.
Alkitab memberikan gambaran bahwa pohon yg baik akan memberikan buah yg baik. Demikian sebaliknya dengan pohon yg buruk. Buahnya pun akan busuk, jelek, tak dapat dimakan. Namun seperti juga yg telah saya terangkan bulan lalu (baca pohon bonsai-red), bahwa pohon itu butuh tempat untuk bisa tumbuh.
Itulah kebun anggur Allah. Itulah Kerajaan Surga didunia, yg telah digenapi Moses dengan Yerussalemnya.

Pada bab yg lain, pohon atau ajaran yg baik sering diibaratkan oleh Yesus sebagai Roti. Dan Roti itu bukanlah makanan pengisi perut/jasmani, melainkan makanan pengisi jiwa/rohani.

Sedangkan pohon yg buruk diibaratkan raginya kaum Farisi (Persia) dan Saduki (Byzantium Roma). Alkitab menerangkannya dalam Matius 16 : 5 – 12

16:5 Pada waktu murid-murid Yesus menyeberang danau, mereka lupa membawa roti.
16:6 Yesus berkata kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki."
16:7 Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak membawa roti."
16:8 Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Hai orang-orang yang kurang percaya!
16:9 Belum juga kamu mengerti? Tidak kamu ingat lagi akan lima roti untuk lima ribu orang itu dan berapa bakul roti kamu kumpulkan kemudian?
16:10 Ataupun akan tujuh roti untuk empat ribu orang itu dan berapa bakul kamu kumpulkan kemudian?
16:11 Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti bahwa bukan roti yang Kumaksudkan. Aku berkata kepadamu: Waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki."
16:12 Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksud-Nya supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki.

Polmaners,

Hari ini kebanyakan pembaca Alkitab beranggapan Kerajaan sorga yg dimaksud dalam Alkitab adalah surganya orang setelah mati dialam sana. Padahal, jelas sekali hubungan antara Kerajaan Sorga dengan kebun anggur Allah.

Sekarang tergantung kita. Apakah kita hendak menjadikan Alkitab sebagai dongeng dan cerita2 orang zaman dulu, atau menjadikannya terang Allah atas segala sesuatu. Jika kita percaya akan kuasanya, maka, sudah selayaknya kita menggenapi perintah Allah untuk manjadi hamba penggarap kebun anggur Allah.

Oleh karenanya, kebun anggur Allah bukanlah sesuatu yg imajiner bukan barang khayal, melainkan adalah sarana yg layak bagi pohon anggur Allah, ajaran Allah.
Sudah sepantasnya hukum2 Allah memiliki tempat untuk bisa hidup selayaknya, berakar kedalam dan berbuah dengan baik.

Kebun anggur Allah itulah Kerajaan Sorga, tempat berlakunya hukum2 Allah.

Dan Pohon anggur Allah harus tumbuh di kebun, bukan didalam pot.

Tidak satupun pembaca Kitab hari ini yg memiliki Roh Kudus bahwa Kerajaan sorga itu adanya di kebun. Bahwa Kerajan Sorga adalah sebuah kekuasaan teritorial dimana hukum Allah berlaku atas bangsa2 .

Alkitab hanya menjadi pajangan, instruksinya hanya menjadi pembicaraan khotbah di atas mimbar, dan kata2nya hanya buat inspirasi kidung2 rohani simbol kasih sayang tanpa kejelasan pemberlakuan hukum. Alkitab kini Cuma bisa hidup di gereja, seperti tanaman anggur di dalam pot.

Orang2 Farisi dan Saduki modern, adalah orang2 perampas tanah yg seharusnya menjadi pemilik ahli waris, dan ahli waris adalah orang yg menghamba secara integral kepada pemilik kebun.

Apakah pembaca dan ahli2 Alkitab hari ini adalah ahli waris ?!

Saya kira tidak. Ahli waris adalah orang yg berupaya menjadikan kebun itu Kerajaan Allah, Kekuasaan Allah, dan berlaku hukum Allah.

Dalam Matius 21 : 33 - 46

21:33 "Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.
21:34 Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya.
21:35 Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu.
21:36 Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka.
21:37 Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani.
21:38 Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita.
21:39 Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya.
21:40 Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?"
21:41 Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya."
21:42 Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
21:43 Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.
21:44 [Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.]"
21:45 Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya.
21:46 Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi.


Salam
aca

Kabut Putih di tanahku

Dear polmaners,

Saya tidak ingin berkata2 kepada anda yg sudah memiliki sebuah keyakinan atau ketetapan prinsip. Silahkan di delete. Seperti biasa, saya hanya ingin berkata2 kepada mereka yg senantiasa mencari kebenaran.

Darimana kita meyakini keimanan kita hari ini ?
Yakin begitu saja, atau lewat proses berfikir ?
Telan begitu saja apa yg orangtua ajarkan, atau ditelaah dan dianalisa ?

Kalau ditelan begitu saja, dan datangnya keimanan anda bukan dari proses berfikir, melainkan tiba2 saja anda yakin, sok, mangga dilewat. Daripada wacana ini akan menjadi musibah, seperti badai taufan. Saya tidak mengharapkan itu terjadi. Mangga, jangan baca.

Polmaners,

Setelah lebih dari seribu tahun, terangnya cahaya secara alamiah berangsur surut. Seperti halnya siang dan malam, akan tiba waktunya menjadi malam. Ketika malam, hanya ada gelap, tak dapat melihat, seperti orang yg buta.

Kenapa seperti buta ? Karena tak dapat melihat benda2, karena tak ada cahaya itu.

Hanya sedikit yg bisa melihat. Yakni orang2 yg membuka mata kesadarannya, bahwa hari ini adalah malam, sudah gelap. Orang itupun tak dapat melihat begitu saja, karena ia mesti mendapat cahaya.

Bagaimana mungkin seorang bisa mendapat cahaya dimalam hari yg gelap ?
Tentu tidak begitu saja, melainkan dengan bantuan 'benda2 langit'. Cahaya bintang dan bulan.

Dijadikannya benda2 langit agar mereka bisa melihat jalan, menjadi 'petunjuk dan arah' ke 'jalan yg lurus', jalan orang2 yg diberkahi dan mendapat nikmat.

Namun bagi mereka yg menganggapnya terang, hari ini siang; mereka tidak mendapat petunjuk sedikitpun. Mereka bersuka cita dengan gembira atas hari yg dikiranya gemerlap. Dianggapnya kilatan petir dimalam gulita adalah terang yg dapat menerangi jalan.

Mereka tak mengira sama sekali bahwa mereka tidak melihat. Mereka menyangka tak ada gelap, dunia benderang. Padahal, Allah menjadi sembahan mereka tapi bukan raja mereka. Dan tiada hukum yg dipatuhi kecuali hukum pikiran mereka sendiri. Tiada sesuatupun yg menjadi kuasa, kecuali akal pikirannya sendiri. Tiada yg menjadi raja kecuali kerajaan yg dibuatnya sendiri. Seolah Allahnya hanya raja di alam sana.

Begitulah orang2, para penyembah Allah dirumah ibadah. Seperti awan berarak. Serba putih seragamnya. Namun kebanyakan hatinya kotor dan dengki, dengan semangat merusak yg menyala.

Jubahnya berumbai panjang melambai-lambai, aksinya berkoar membakar menggelegar. Semboyannya umat terbaik, faktanya komunitas yg memalukan. Nasihatnya akhlaq mulia, fakta moralnya aksi anarkis.

Sorbannya tebal tinggi membumbung, mencoba memompa wibawa agar menggelembung.
Kata2nya sumpah serapah menghina orang2 yg berpikiran berbeda, membakar rumah ibadah orang, memukul dan menganiaya. Bahkan sampai bangga mengadili dan menghukum mati siapa saja yg dianggap kafir dengan bahan peledak.

Pernah suatu ketika, kabut putih itu lewat didepan muka kami. Mobil2 kami dihentikan. Putih berarak beriring. Para pengaku komunitas terbaik hendak lewat. Dengan membawa bendera, aksi2 anarkis mulai semarak. Hati kami was2 dan waspada. Sebisa mungkin mengambil jalan lain, menghindar dari kebrutalan seragam putih yg berlaga dgn beringas dan semakin ganas.

Sembari bernyanyi lagu timur tengah dan mantera2 arab, mereka meneriakan sebuah nama yg kukenal, nama Tuhanku. Namanya persis sama dengan Tuhanku.

Tapi sepertinya, Tuhan kami berbeda. Cuma namanya yg sama.
Tuhanku tak menyuruhku berteriak memaki dan menghancurkan gedung/properti milik orang.
Tuhanku tak menyuruhku menganiaya orang2 yg berbeda keyakinan.
Tuhanku tak menyuruhku miskin dgn menghindar kemajuan-menikmati kemelaratan.
Tuhanku tak dengki dengan orang2 kaya dan bangsa yg unggul dalam peradaban.
Tuhanku tak seperti Tuhan mereka, mengajarkan pembunuhan orang tak berdosa.

Tuhanku menyuruhku mencintai dia dan mengakui kuasanya. Mencintai orang lain seperti mencintai diri kita sendiri.

Tuhanku mengajarkan tiada kuasa2 lain yg berhaq dialam semesta kecuali kuasanya.
Kuasa Tuhanku berlaku atas seluruh alam dan jagat raya. Semua benda2 tunduk patuh kepada hukumnya. Hanya manusia yg cenderung mengabaikan hukumnya.

Tuhanku menyuruhku menegakkan hukumnya, membangun kerajaannya, mengatur hubungan antar manusia dgn manusia melalui aturannya.
Tuhanku menyuruhku untuk mengajak orang membangun peradaban yg maju, komunitas yg kaya makmur, dgn pembagian yg adil, dibawah satu hukum yg tunggal dan managemen solid.
Tuhanku tak menyuruhku memaksa mereka yg tak mau ber-hukum Dia, memaki atau mengadili.

Karena Tuhanku tidak suka orang2 dgn pengabdian palsu.
Orang2 yg melakukan ritual tak bermakna, upacara sembah pengabdian palsu, gerak-gerik simbolis hampa.
Tuhanku menuntut pengabdian yg sesungguhnya, bukan gerak gerik hampa itu.
Pengabdian untuk menegakkan hukumnya yg sekarang diabaikan orang, diabaikan manusia, mahluk ciptaannya.

Gelapnya hari ini. Gelap seperti malam. Bagaikan berjalan diatas batu hitam dalam malam kelam. Kini tanahku tertutup kabut berseragam putih.

Kabut putih yg tak tolerir akan komunitas lain yg juga berhaq atas kehidupan.
Kabut putih yg tak memberi ruang, karena kabut putih itu banyak, ada dimana2, menyebar diatas tanahku.
Kabut putih yg mengklaim keturunan Nabi atau penerusnya, mengaku memperjuangkan agamanya.

Kabut putih yg hanya kabut. Menyelimuti tanahku. Hanya menjadikannya gelap dan membutakan orang2. Mengajak orang menghayal tentang surga, berpikir mistis, ritual sembah tak bermakna dgn gerak hampa, dengan jampi2 yg dinyanyikan semerdu-merdunya tanpa mengerti artinya, bukan mengerti isi buku petunjuk dan pengabdian menegakkannya.

Mungkin beberapa polmaners seperti om Rudy, menyangka tiupan angin ini selalu mengarah kepada negara agama, seperti halnya Iran, Saudi, atau negara2 Timur Tengah.

Saya coba untuk meluruskan bahwa bukan demikian. Tidak ada orientasi saya untuk mengarah kepada agama. Seperti yg telah saya urai bahwa Tuhan tidak menciptakan agama. Wacana saya adalah kebalikan dari agama.

Bahwa untuk memperbaiki suatu bangsa, tidak cukup hanya percaya kepada hukuman setelah mati. Tidak cukup hanya dengan janji bidadari disurga. Tidak cukup hanya dengan duduk2 di rumah ibadah meratapi dosa mengharap pahala.

Bangsa manapun yg terjerembab butuh sistem untuk bisa bangkit memperbaikinya. Butuh hukum dengan kepemimpinan yg tegas dan solid. Bangsa yg terjerembab tidak butuh ahli2 agama, orang berpenampilan sholeh atau sufi anti dunia. Agama apapun, bukan sebuah hukum yg membangun. Agama hanya akan menjadi keyakinan individual, bukan universal.

Saya bukan hendak mencari musuh, tapi saya hanya mencoba (bukan memaksa), untuk membuka mata anda dengan wacana ini, supaya anda bisa melihat.

Bahwa dizaman Jerusalem-Musa, Allah tidak menciptakan agama Yahudi.
Dizaman Jerusalem-Yesus, Allah juga tidak menciptakan agama Nasrani.
Demikian juga dizaman Madinah Muhammad, Allah tidak membuat agama Islam.

Yahudi, berasal dari kata Yehuda, sebuah suku dari bangsa Israel yg berkolaborasi/berhianat dengan bangsa lain melawan Rahabeam, penguasa kerajaan Jerusalem yg dibangun Musa, Daud, dan Sulaiman.

Nasrani, berasal dari kata Nasoro atau Nazareth. Kota tempat Yesus dibesarkan. Pengikut Yesus kerap disebut Nasoro karena kebanyakan asalnya dari Nazareth.

Islam, berasal dari kata aslama, yg artinya tunduk patuh kepada sistem hukum. Di zaman itu Allah menamainya demikian untuk orang2 yg menerima/tunduk/taat/taslim kepada KerajaanNya. Seorang muslim adalah seorang warga negara Kerajaan Allah. Saat itu tak ada syarat untuk masuk menjadi warga negaranya kecuali registrasi dgn berjanji bahwa, "Tiada Kuasa lain yg diakui oleh dirinya kecuali KuasaNya".

Sekarang negara/kerajaan Allah sudah tak ada lagi didunia manapun. Tidak di Iran tidak di Saudi. Saya sudah kesana, bobroknya gak kalah dengan orang Indo. Bedanya orang Arab yg memperkosa orang Indo yg diperkosa.

Gak ada lagi negara yg memberlakukan hukum Tuhan sbg dasar sistem terpadu (spt Jepang memberlakukan sistem managemen Kaisarnya yg integral). Kaisar sama kedudukan dan fungsinya dgn seorang Khalifah. Bedanya, Kaisar hanya utk bangsa Jepang. Orang diluar bangsa Jepang tdk bisa integral kecuali menjadi bangsa jajahan. Khalifah, untuk siapa saja. Syarat registrasinya mengakui tiada kuasa lain kec kekuasaan Allah yg implementasinya adalah kekuasan Khalifah. Itulah kerajaan Allah.

Kenapa sekarang ketiganya menjadi pohon bernama agama, wach... Tanya kenapa.....
Orang memecah belah, mengkotak2an golongan atas dasar kepercayaannya. Ini adalah fenomena lumrah sejak Adam jadi khalifah. Hari tak selamanya siang, akan ada malam kembali. Kekuasaan wakil2 Allahpun ada batas manggungnya. Itulah tradisi alam.

Setiap kaum/umat yg berkuasa, ada batas umurnya. Dalam buku Petunjuk;
"Tiap2 umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak pula mendahulukannya".(10/49)

Pohon yg bernama Kerajaan Allah atau sistem hukum yg ditegakkan para Nabi (baca: Rasul) bukan itu. Bukan soal agama dan keyakinan.

Dalam Petunjuk dikatakan bahwa seorang Ahli Kitab sekalipun, tak pernah dianggap beragama.
FirmanNya, "Hai Ahli Kitab, kamu tidak akan dipandang beragama sedikitpun, sebelum kamu menegakkan hukum Taurat dan Injil".(5/68)

Menjadi bukti bahwa ketika khalifah Sulaiman berkuasa, 'menjinakkan binatang2' (menguasai berbagai bangsa), ia tetap memberikan tempat kepada zoroaster untuk bisa sembahyang di kuil2 mereka.

Bahwasannya Yesus tidak ambil pusing ketika kemenangannya mensucikan bait Allah dari berhala2 di Jerusalem (Bukan berhala patung dari agama tertentu. Melainkan Allah2 lain, atau ada kuasa/sistem hukum lain yg harus dihancurkan, selain dari sistem hukumNya).

Yesus tidak pernah memusuhi para ahli Kitab Taurat ortodox yg tidak sefaham. Meskipun ajaran Taurat berumur ribuan tahun, namun Yesus mengkonfirmasinya dan memberikan pengertian secara baik2.

"Janganlah kamu menyangka aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya".(Matius 5:17)

"Orang asing yg tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir; Akulah Tuhan, Allahmu".(Imamat 19:34)

Bukti sejarah juga menunjukkan ketika penaklukan Jerusalem oleh Khalifah Umar, gereja dibagi menjadi dua bagian. Sebelah untuk sembahyangnya umat Nasrani, sebelah lagi untuk sholat.

Saya bukan bicara toleransi antar umat beragama. Cuma hendak meluruskan definisi kata "KAFIR" yg melenceng jauh dari ajaran Ibrahim, Musa, Yesus dan Muhammad.
Karenanya kita harus berhati2 dgn kata KAFIR. Apa yg dimaksud Allah orang Kafir ??!?

Kafir, asal katanya adalah Kafaro, yg artinya menolak. Kafaro adalah orang2 yg menolak atau memerangi tegaknya hukum dan peraturan Allah. Orang kafir menjadi penghalang ketika kedaulatan hukum Tuhan ingin ditegakkan. Dikala sistem hukum sudah tegak, kafir menjadi tumor didalam sistem hukum, karena ia menolak tunduk kpd sistem hukum tsb. Itulah yg dimaksud kafir. Bahasa kerennya sub-versib.

Jika yg dimaksud Kafir adalah pemeluk agama lain, Walah..walah..., persepsi ini yg bakalan menjadi biang kerok fitnah bid'ah dan terjadinya perang agama.

Hari ini, umat beragama saling membenci satu sama lain. Saling memfitnah, membuat cerita komik, membuat artikel saling menjelekkan antara nabi2 mereka, melakukan bom bunuh diri.
Semua tanpa berfikir dan menganalisa, atau melakukan re-setting. Mungkin karena dirasa re-setting adalah posisi nol, dan nol adalah murtad.

Bahkan sekarang, perpecahan golongan agama itu sendiri sudah sedemikian parah. Orang beda dikit aja udah langsung dicap bid'ah, kafir, najis, dsb, mekipun masih seagama.

Padahal Tuhan tak pernah pilih kasih menyayangi salah satu umat agama dan membenci umat lainnya.

Allah berfirman didalam 5/106, orang yg berlainan agama juga berhak hidup, bahkan keberadaannya diakui dari segi hukum untuk urusan hukum waris ;

"Hai orang2 yg beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah wasiat itu disaksikan oleh dua orang yg adil diantara kamu, atau dua orang yg berlainan agama dengan kamu, ".(5/106)

"Mudah2an Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang2 yg kamu musuhi diantara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ". (60/7)

"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang2 yg tiada memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang2 yg berlaku adil". (60/8)

Masihkah pembunuh orang tak berdosa yg dianggap kafir atas nama agama menjadi pahlawan anda. Kalau ya, anda gak akan bisa hidup dalam sistem hukum DIN, karena sistem hukum itu memberikan hak hidup buat penyembah tiang listrik sekalipun, selama ia mau tunduk dan patuh terhadap sistem.

Salam
aca

Jum'at, Sabtu, Minggu

Dear Pembaca yg percaya kepada para utusan Tuhan,

Tujuan penulisan ini, bukanlah untuk membuat keonaran. Bukan juga untuk menimbulkan kebingungan. Melainkan hanya uraian dari sebuah penelusuran. Penolakan langsung adalah hak azasi, penerimaan langsung juga tak berarti. Meskipun dengan sadar akan mengusik sesuatu yg diyakini sejak lahir, namun kejujuran berfikir menjadi faktor penting dalam mencari bahan renungan dalam pencarian, hingga kita dapat melengkapi referensi yg ada, guna menelusuri sumber yg jernih, dari sebuah kekeruhan peradaban.

Seperti keruhnya air sungai Ciliwung, hitam kotor dan semerbak tak sedap. Hanya penelusuran kehulu yg dapat memberikan air yg lebih jernih. Karena ditengah jalan, terlalu banyak lumpur, air buangan dan kotoran yg masuk ke sungai dari orang2 yg tidak bertanggung jawab, bercampur dengan sumber dari mata air yg jernih, hingga setibanya dibagian hilir menjadi hitam pekat seperti kegelapan. Demikian dan selalu demikian perumpamaan sebuah ajaran dan faham yg ada pada kehidupan.

Adapun diceritakan proses penciptaan alam semesta didalam Al-Kitab pada Kitab Kejadian, setelah dalam 6 hari (masa) Tuhan mencipta, maka masuklah kepada hari yg ke 7. Tuhan beristirahat. Disitu bukan berarti Tuhan lelah, tetapi masa itu dijadikan tanda bahwa Tuhan selesai dari proses penciptaan atas segala sesuatu pada hari ke 7. Inilah hari yg dimuliakan, hari terakhir, hari ke 7.

Juga menjadi bahan ingatan manusia, bahwa segala sesuatu yg ada di alam semesta ini – yg mencipta adalah Tuhan, yg mengatur juga Tuhan. Semua makhluk tunduk patuh pada aturan Tuhan. Maka tidaklah pantas jika ada manusia merasa dirinya dapat mengambil hak Tuhan untuk mengatur manusia lainnya menurut kepentingannya sendiri, karena itu adalah esensi perbudakan. Dan perbudakkan amat dibenci Nya.

Musa menjadikan hari ke 7 sebagai hari suci untuk manusia, dan hari itu wajib disucikan. Didalam Taurat begitu banyak ayat2 yg menceritakan bahwa betapa Ibrahim atau Abraham dijadikan sebagai Bapak dari banyak bangsa, bapaknya manusia. Prinsip hidup yg dijalankannya harus diikuti sebagai sebuah standard kebenaran. Maka apa yg dijalankan oleh Musa adalah kebiasaan2 Ibrahim, termasuk mensucikan hari ke 7. Begitupula Yesus yg mengikuti konsep hidup nabi sebelumnya yakni Musa, karena Musa mengikuti ajaran Ibrahim. Kedatangan Yesus bukan untuk mentiadakan hukum Musa (Taurat), tetapi ia datang untuk menggenapi hukum2 Taurat yang sudah diporak porandakan oleh manusia setelahnya (Mat 5:17) & (QS:61/6). Jika konsep yg diperjuangkan Yesus menyimpang dari Musa dan Ibrahim, maka tidaklah mungkin ada perintah dalam Quran untuk mengikuti Ibrahim, Ismail, Ishaq, Musa, dan Isa (Yesus) = QS: 2/136.

Kemudian bagaimana dengan Nabi Muhammad? Apakah ia juga mengikuti peribadatan hari yg ke tujuh? Lantas bagaimana dengan shalat Jumat?

Tidaklah Muhammad dikatakan sebagai orang yg taat (muslim) jika ia menafikkan ajaran2 yg diusung nabi2 sebelumnya. Dan berulangkali pula dituliskan dalam Quran bahwa Muhammad tidak meninggalkan Yesus, Musa, dan Ibrahim. Tetapi ia menjadi pelurus bagi ajaran2 yang sudah tercampur oleh rekayasa manusia.(QS:35/31 , QS:42/13)

Instruksi sholat Jum’ah pada QS surat 62/9 bukan berarti hari ke 6. Secara bahasa, kata Jum’at bukanlah nama hari. Karena kata Jum’at berasal dari bahasa arab yakni: Jumu’ah, Jami’ yang artinya berkumpul-bersama-kolektif. Jadi shalat jum’at tidak ada hubungannya dengan hari Jum’at. Karena hari setelah kamis itu dalam bahasa arab adalah “Sitta”, yaitu hari yg ke 6. sedangkan hari ke 7 bahasa arabnya Sabt/Sabath. Maka shalat Jum’at tidak berarti dilaksanakan pada hari yg ke enam, karena shalat jum’at adalah shalat (beraktifitas) yg berkumpul. Dan itu dilaksanaklan pada hari Sabath, bukan hari yg ke 6. Didalam Al-Qur’an jelas dikatakan Allah mengutuk orang yg tidak menghormati hari Sabath (QS 4/47), dan ada perjanjian khusus untuk hari Sabath (QS 4/154).

Mengapa hari ini shalat jum’at dilaksanakan pada hari yg ke 6? Sungguh aneh. Dari mana asal muasalnya ?! Jawabnya cerita itu bersumber dari riwayat-riwayat. Sedangkan riwayat adalah cerita yg disampaikan secara berantai dari sekian banyak orang, dituliskan sekitar 270 tahun setelah Muhammad wafat. Mengapa demikian?

Karena dikala Muhammad masih hidup, penulisan apapun diluar tulisannya, akan berbahaya terhadap kemurnian wahyu. Seperti perumpamaan penunjukan dari dua buah penunjuk waktu (arloji) – bukan satu, yg hanya akan menyebabkan kerancuan penunjukan waktu. Tidaklah mungkin ia membiarkan tulisan2 orang yg dapat membuat wahyu2 bercampur dengan pendapat manusia. Itulah sebabnya tidak pernah ditemukan catatan tertulis tentang riwayat sebelum tahun 270H. Semua catatan tentang riwayat adalah setelah tahun 270H. Berarti pernah ada semacam larangan untuk membuatnya sebelum tahun itu. Apalagi ternyata pelantun-pelantun kisah terpercaya itu adalah orang-orang penjajah Persia yg dahulu dikalahkan oleh kekuatan Islam, para pembuat petunjuk palsu, arloji palsu.

Tujuan mereka adalah membuat muslim meninggalkan sebuah kitab yg besar, dan sibuk dengan kitab riwayat-riwayat yg dituliskan sekian ratus tahun setelah kepergian Muhammad. http://azwarti.wordpress.com/2008/08/06/menguak-konspirasi-persia-dalam-merusak-islam-dan-memecah-belah-muslimin-part-1/

Persis seperti Constantine pada tahun 325M yg telah mengecoh pengikut-pengikut Yesus dengan merancang kitab-kitab yang diklaim oleh mereka sebagai kitab suci yg benar diantara beratus kitab lainnya. Padahal dalam prosesi pemilihannya amat banyak kejanggalan dan rekayasa bangsa romawi beserta rahib yahudi yg tidak menginginkan pengikut-pengikut Yesus tetap pada imannya. Karena mengimani apa yg diajarkan Yesus akan cenderung mengakomodir umat untuk mengadakan perlawanan terhadap penguasa (Luk 22:37). Mengikuti ajaran Yesus merupakan sebuah harga yg mahal bagi penguasa, karena di dalam ajarannya, Yesus memperjuangkan sebuah kerajaan Tuhan secara nyata (De facto) di bumi, bukan khayalan.

Constantine berhasil menggeser hari kemuliaan Sabath menjadi hari Minggu, sebuah kesepakatan yg tak pernah ada didalam Alkitab, yg merupakan kesepakatan sintesa antara ajaran Yesus dengan agama Pagan penyembah Dewa Matahari, hingga diberi nama hari matahari (SUN-DAY). Padahal, didalam Al-Kitab, terdapat 145 ayat yg menyatakan kemuliaan dihari Sabath, dan tidak satu ayatpun berkata bahwa hari Minggu adalah hari mulia. Kasusnya sama dengan pergeseran sholat Jum’at ke hari Sitta.

Demikianlah hingga umat Islam maupun Kristen hari ini berselisih tentang hari mulia mereka. Padahal hari asli yang diajarkan Bapak kita Ibrahim adalah hari yg sama, dan harusnya - dengan kebenaran yg sama.

Tuhan tidak menginginkan manusia terpecah menjadi Islam, Kristen, maupun Yahudi. Tapi itu adalah buah dari peradaban yg muncul seiring dengan bergulirnya dinamika kehidupan umat manusia. Maka mengapa harus saling bermusuhan? Bukankah pada jaman Yoshua, bani Israil (keturunan Ishak) merangkul bani Kedar dan Nebayot yg dari keturunan Ismail? Bukankah Yesus juga melakukannya demikian? Dan bukankah Muhammad justru mengajak para ahli kitab untuk mengusung kalimat yg satu dan tidak saling berselisih? [QS 3:64]

Bukankah Muhammad mengasihi kaum Yahudi? Bahkan salah satu istrinya adalah keturunan Yahudi yang bernama Mariah. Maka Muhammad bukan mengedepankan suku/golongan. Mengapa tidak dimulai dengan mencari persamaan antara apa yg diyakini oleh kaum Muslim, Nasrani, dan Yahudi? Mengapa tidak mulai dari mengupas dengan teliti apa-apa yg diajarkan oleh Ibrahim sebagai Bapak yang diakui oleh kaum Muslim, Yahudi, dan Nasrani?

Jika anda yg membaca tulisan ini menanggapi dengan kesombongan agama yg dipeluk, maka yakinlah bahwa sampai kapanpun anda akan terperangkap oleh pembelaan ritus dan simbol yg tidak berguna di dalam memintal tali persaudaraan diantara manusia. Anda akan sibuk dalam membela tradisi yg turun temurun. Padahal Tuhan berkali-kali memerintahkan manusia untuk bersatu dalam ketaatan kepada Nya, bukan taat kepada agamanya.

Demikian penelusuran sungai ke hulu yg dapat dilakukan. Semuanya kembali kepada kita sendiri. Apakah menjadi delete item? ataukah menjadi bahan penelusuran. Apakah seperti penduduk yg tinggal di hilir sungai yg telah terbiasa dengan kotornya air hingga tetap mencuci dipinggir sungainya?, atau mengambil langkah kepedulian untuk hidup sehat. Karena menyadari kekeruhan sungai hanya dapt dilakukan dengan pengamatan mata yg teliti dan hati2. Semerbak tak sedap tidak akan tercium oleh hidung kita yg tinggal di hilir disebabkan sudah se-hari2nya tinggal disitu dan terbiasa.

Salam
aca

sungai Mhystik

Dear Polmaners,


Barangkali tidak akan ada yg percaya jika ajaran yg diusung para utusan akan selalu menjadi ajaran mistik. Tapi begitulah tradisi alamnya. Pencemaran sungai sedemikian keruhnya hingga kotornya mingkinan ke hilir mingkinan men-jadi2. Boro2 buat mandi atau dapat ikan di Ciliwung, cuci kakipun tak sudi.


Kasus sungai Cisadane sama saja kotornya dengan kasus Ciliwung. Namanya juga hilir sungai, tempat bermuaranya segala macam air buangan. Demikian juga sungai Ciujung. Tak ubahnya Ciliwung dan Cisadane.


Orang yg tinggal di Ciliwung banyak yg menyangka sungai2 lain yg tercemar, sedang sungai tempat mereka tinggal tidak. Disungai lain juga sama pikirannya. Padahal, ketiga sungai di jagad selalu sama modus operandinya, bening di hulu butek di hilir. Sudah menjadi ketetapan hukum alam. Hukum ilmiah.


Sungai yg bening sampai ke hilir cuma mistik. Mistik bukan ghaib, mystisme berasal dari kata mitos atau mithologi yg artinya khayalan atau cerita khayal.


Tapi mau bilang apa buat penduduk yg tinggal disekitar sungai. Mereka tak punya sumber air bersih. Yang ada hanya ya air sungai Ciliwung itu. Mereka menghayal bahwa air tetap bersih dan bisa dipakai. Mereka mandi dan mencuci tanpa risih. Jarang yg tahu kalau disungai itu banyak penyakit. Andaipun tahu,"yah... mau apa lagi, inilah sumber air satu2nya".


Meskipun alam selalu adil dalam menjaga sistem kehidupan, setimbang dengan sistem hukum alamnya. Diberinya hujan sebagai sumber dari segala sumber air bersih yg ada.


Namun, sayang, ketika air hujan dari langit turun, sangat sedikit penduduk yg menampungnya. Mereka tahu bahwa air hujan itu bersih. Tapi sayang, hanya sedikit yg menyediakan bak penampungan untuk menampung air bersih dari langit itu. Penduduk lebih senang menggunakan air sungai yg kotor.


Alasannya beragam. Rata2 karena malas berubah. "Udah biasa begini koq". "Kenapa mesti repot2, wong udah ada air banyak disekitar kita. Dari jaman or-tu juga udah ngajarin gitu. Gak mungkin orangtua dan guru kami ngajarin celaka. Toh mereka bisa hidup aman sentausa sampai tua", kira2 begtulah ungkapan merekan para penduduk didaerah hilir sungai.


Polmaners,
Kehidupan dihilir sungai memang akan tetap ada dan selalu berjalan. Namun kita tahu bahwa bukan hidup yg berkwalitas.


Orang2 di hilir tak punya perbandingan komparatif. Bagi mereka yg tak tahu apa itu air bersih, mereka tak kan berusaha gigih untuk mendapatkan air bersih itu. Karena mereka belum pernah tahu, kayak apa sich air yg sebenarnya bersih.


Adapun bagi yg tahu, tetep aja gak berusaha gigih, disebabkan tak tahu apa gunanya air bersih tadi.


Apalagi bagi mereka yg tak peduli dan merasa nyaman dgn air sungai. Bisa2 orang yg membuat penampungan air bersih yg datang dari langit hanya ditertawakan. Mereka menganggap ajakan membuat penampungan adalah perbuatan orang bodoh dan sia2. Bahkan beberapa memusuhi. Hujan yg turun tak akan menjadi berkah, malah menurut penduduk kebanyakan adalah musibah.


Salam
aca

cerita di'sono'

Dear Pembaca,


Apakah benar hari ini Pencipta jagad raya ini sebagai pengatur ?
Saya kira jawabannya pasti ya.


Namun benarkah Pengatur alam ini juga sebagai pengatur kehidupan manusia ?
Bukan persoalan kapan manusia lahir kapan dia sakit atau kapan dia mati. Itu sebuah mekanisme alam.
Tapi persoalannya apakah urusan hidup manusia diatur oleh hukum dari Pencipta ?


Apakah mungkin aturan itu diterapkan ?
Atau mungkin pertanyaannya lebih mendasar lagi, apakah ada hukum dari Pencipta itu (buat ngatur si manusia) ?
Kalau pertanyaannya seperti itu, bahwa adakah software untuk mengatur manusia, sama saja pertanyaan apakah hardware itu membutuhkan software, atau apakah ada software itu. Saya kira kita tidak akan mundur sejauh itu. Kita sepakati saja bersama bahwa software itu tentu saja ada. Pencipta tidak mungkin lupa membuat sesuatu tanpa mekanisme bekerjanya. Tanpa sistemnya.


Itulah sebabnya Ia tidak hanya mencipta, karen Ia juga Pengatur. Sebab Pencipta bumi ini tidak akan membiarkan bumi yg diciptakannya diam dan tak bekerja. Ia akan mengatur ciptaannya lewat hukum2nya. Hukum kekekalan energi, adalah salah satu hukum yg dibuatnya untuk mengatur kinerja energi dan materi. Hukum gravitasi, adalah sebuah hukumNya juga yg diciptakannya untuk mengatur benda2 kembali ke bumi. Juga mengatur orbit planet2 agar beredar sesuai orbitnya.


Sedangkan untuk mengatur manusia, Pencipta juga membuatkan sebuah aturan dan hukum yg mengatur hubungan antara manusia itu.


Ketika seseorang menyatakan dirinya wakil dari Pencipta, untuk mengatur manusia2, ada segolongan orang yg protes. “kenapa kamu yg jadi pemimpin untuk mengatur ?”.” Kamu khan orang biasa, kalau kami khan golongan dan keturunan lebih tinggi?!”. “Kamu datang dari kalangan grassroot, sedang kami lebih tinggi derajatnya dari kamu dan lebih berpendidikan”.


Protes hanya terjadi dikalangan tertentu, yakni orang yg sombong, orang2 yg merasa mereka datang dari kalangan yg lebih baik. Sedangkan kalangan dan golongan lain menyatakan dirinya/golongannya taat kepada orang yg menyatakan diri wakil Pencipta itu setelah mereka melihat dan mendengar penjelasan2 tentang software yg dibawanya dari Pencipta. Kalangan ini mengakui dan mentaati orang itu sebagai wakil Pencipta tanpa melihat bukti melainkan hanya melalui penjelasan dan pemahaman akal-budi.


Orang2 sombong itu tidak puas. Namenye juga orang sombong, die malah ngancem, “ Loe jangan blagu dech,., awas, entar ane godain anak buah ente. Ane ojog2in die orang, supaya rusuh, supaya kisruh, supaya die orang tergiur, ampe die orang bakalan pengaruhin ente sampe Kerajaan ente ini tumbang-bang-bang.,.,


Demikianlah permusuhan antara orang2 sombong itu dengan wakil dari Pencipta dengan Kerajaannya berlaku untuk selama-lamanya. Karena ketaatan berbeda dengan kesombongan. Atas bukan bawah. Siang bukan malam. Dan gelap bukanlah terang.


Alkisah, sang wakil memimpin kerajaan itu dengan makmur dan damai. Kepemimpinannya senantiasa merujuk kepada hukum dan aturan Penciptanya. Tatanan yg dibuat tidak keluar dari hukum dan aturan itu. Ia sadar, memimpin adalah mengatur. Dan mengatur tak ada pilihan lain kecuali dengan aturan dari yg menciptakan segalanya, yg menciptakan alam dan seisinya. Ia dan kerajaannya senantiasa memakan makanan dari langit. Bukan makanan untuk pengisi perut, melainkan makanan jiwa dan akal budi. Ia makan dari pohon yg baik.


Berbeda dengan yg dilakukan sang wakil, sang sombong dan kawan2nya, mereka hidup dengan makanan dari bumi. Mereka memimpin dan mengatur orang dengan tatacaranya sendiri. Tata nilai, budaya, dan etika berkembang kearah yg berbeda. Sang sombong mempunyai cara tersendiri mendapatkan air bersih. Ia mengebor bumi, mengeksploitasi alam. Termasuk mengeksploitasi manusia. Juga mengeksploitasi dirinya. Para ahli fikir dikumpulkan untuk merumuskan bagaimana caranya mengatur orang2. Namun tentu saja, aturan itu senantiasa mendahulukan kepentingan dia dan golongannya diatas kepentingan orang lain.


Orang2 sombong bukanlah orang2 yg tidak mengenal Pencipta. Mereka siang malam senantiasa menyembah Pencipta. Tidaklah mungkin mereka tidak mengenal, wong bumi bulan matahari siapa yg bikin kalau bukan sang Pencipta. Mereka tahu itu, dan mereka senantiasa menyembah sang Pencipta. Tapi untuk urusan hukum, urusan aturan, entar dulu. Orang2 ini punya pertimbangan banyak untuk mengakui hukum dan aturan langit. Alasannya beragam. Dari mulai antropologi dan budaya, sampai pertimbangan humanistik holistik mrikitik, dll-tik. Sehingga jawaban mereka adalah, “NON-SEN, tatanan langit bisa diimplementasikan”.


Alkisah, bumi berputar waktu berjalan. Kerajaan2 sombong ini senantiasa menjadi satelit Kerajaan sang Wakil. Tak ada yg dapat mengalahkan Kerajaan sang wakil, selama sang wakil dan para penerusnya, keturunan2nya, senantiasa memakan makanan yg baik saja. Demikian Kerajaan sang wakil ber-estafeta kepada wakil2 berikutnya. Kemakmuran dan keadilannya sulit untuk dilukiskan. Bagaikan di surga. Sebutan lainnya adalah Kerajaan Surga. Kita tak bisa melihat komparasinya sebab berbeda masa dengan kita hari ini.


Sang wakil dan para penerusnya senantiasa menjaga kemurnian air dan makanan dari langit ini. Peraturan dan hukum yg mengatur sesuai dengan kehendak Pencipta. Inilah yg disebut Pencipta adalah Pengatur.


Sebuah pesan estafeta disampaikan dari wakil ke wakil berikutnya, dari generasi ke generasi berikutnya, “JANGAN DEKATI POHON ITU”.


Maksudna teh, jangan minum air dari bumi, jangan makan makanan bumi untuk makanan jiwa. Jangan mengeksploitasi manusia atas manusia, karena hanya akan menjadikan kita sama dengan kaum sombong, kaum yg tidak pernah mau diatur oleh aturan yg dibuat oleh Pencipta. Jangan dekati pohon itu tidak lain adalah pohonnya orang2 sombong.


Kalangan sombong dari Kerajaan2 Satelit akan senantiasa menggoda, merayu, mempresentasikan tatanan dan gaya hidup mereka, hukum dan budaya dari peradaban mereka. Yang digoda tentu bukan sang Raja. Bukan sang juga sang Ratu. Tidaklah mungkin menggoda sang Pemimpin langsung. Yg digoda tidak lain adalah ‘pasangannya sang Pemimpin’. Siapa pasangannya Pemimpin? Ya yg dipimpin, alias rakyat, alias umat. Iming2nya begini ;


“Hai penghuni Kerajaan surga, ente apa kagak bosen ama makan nyang dari langit mlulu ?! , kalo ente mau nyobain ini buah, pasti ente bakalan berkah, malahan ente bisa tinggal selama2nya di Kerajaan surga. Kerajaan ente bakal lebih sempurna”.
”Gih sono, bilang sama Raja ente, rayu dia untuk nyobain buah dari pohon itu. Percaya dech ama ane, jaman udah berubah,., makanan yg ono udeh ketinggalan jaman, sekarang jamannye demokrasi, keterbukaan, dari bawah untuk bawah, mosok dari langit melulu”.
”Eh ente para penghuni Kerajaan Surga, bilang ame Raja ente ye.., urusan langit, kite orang juge kagak ade yg lupe ma Die,.,, namenye juge Pencipte kite, mase kite lupee.. nyang penting, rajin sembayang. Mase kagak kite sembah. Urusan politik, hukum, ude basi pake langit2an. Coba nich ente liat Kerajaan nyang ane bikin,., cakep khan,., modern khan.,. gak kayak ente. Kaya tapi kuno. Gidach...! omongin baek2 sono ame Raja lu”.

Pembaca, gitu tuch kira2 godaan si golongan sombong alias golongan manusia ular. Kenapa ular? Karena licik. Gerakannya diam tak terlihat, giliran meleng dia matok. Mereka tak henti2nya menggoda umat dari sang wakil, sampai suatu ketika, umat mulai tergoda. Mereka mulai mendekati pohon itu. Umatlah yg pertama memakannya.


Kemudian setelah itu, umatpun mulai kemasukan arus modernisasi yg dihembuskan Kerajaan sombong. Rakyat merasakan efek buah terlarang itu. Sepertinya enak, nikmat. Mula2 sepertinya beberapa konsep langit perlu dimodifikasi. Arus inipun mulai sampai dikalangan menengah, yg kemudian kekalangan atas. Semua terjadi secara gradasi, bukan tiba2. Fenomenanya tidak ada yg krusial melainkan setahap demi setahap hingga sampai kepada sang wakil. Singkat cerita, akhirnya sang Wakil pun tergoda, hingga ia pun memakan buah terlarang itu.


Dan tiba2 saja, setelah ia memakan buah itu, iapun telanjang. Terlihatlah kemaluannya. Pakaian sang wakil hilang, lepas, dari badannya. Pakaian apakah itu? Tidak lain adalah ‘pakaian taqwa’, ”busana kepatuhan dan ketaatan”nya pada Pencipta hilang lenyap. Sang Wakil tidak bisa menjaga estafeta dari Wakil2 sebelumnya yakni menjaga kemurnia dan kepatuhan terhadap sistem dan tatanan model Pencipta. Ia tergiur oleh model lain. Hukum dan tatanan buatan orang2 sombong.


Ini bukan peristiwa istimewa yg terjadi Cuma satu kali, melainkan sebuah drama yg selalu berulang pada kehidupan sejarah umat manusia.


Sejarah berkuasanya Wakil Allah, tegaknya Kerajaan Allah bukan hanya cerita sekali, melainkan berkali2.
Sejarah tergodanya Wakil2 Allah juga bukan sekali, karena juga berkali2.
Kisah ini adalah blue print kehidupan manusia antara tunduk kepada tatanan dan aturannya atau membangkang dan tergoda dengan hukum atau tatanan lain yg bukan dari Allah. Demikian dan akan selalu demikian.


Salam
aca

mencintai Tuhan

Dear Polmaners, tulisan ini sebenarnya buat Japri.
Tapi, siapa tau bisa masuk milis lagi.
Kalau banyakan yg gak suka .,., palingan gue di karantina lagi. he..he..he...

Dear Polmaners-Japri,

Mencintai Tuhan, sebuah kalimat yg indah, syahdu, dan terdengar mulia.
Ada dua suku kata yg perlu diurai, cinta dan Tuhan.

Untuk urusan cinta, saya kira sudah jelas, tak ubahnya cinta kita pada
isteri tercinta, atau cinta kepada anak2 yg menjadi sumber kebahagiaan.

Untuk urusan Tuhan, ini yg perlu diurai.
Dimana Dia ? Posisinya ada disebelah mana ?
Bagaimana kita bisa memberi kepadaNya jika kita gak bisa bertemu denganNya ?!
Hendak kirim surat, sms, telpon kemana ? Wuong alamatnya gak jelas !

Polmaners, saya bukan becanda, tapi bagaimana bentuk konkrete kita
mencintai Tuhan tsb jika yg dicintai manifestnya ghaib dan tidak berwujud?
Persepsi kita terhadap Allah sebagai sesuatu yg metafisik inilah yg menyebabkan
mencintaiNya sebagai aktifitas yg ngambang.

Beberapa yg berfikiran maju mendeskripsikan mencintai Tuhan adalah
mencintai segala ciptaannya. Mencintai apa2 yg diciptakannya.
Mencintai mahluk2nya, binatang, hutan, manusia lain, dan seterusnya.
Karena Allah yg Ghaib tak kan pernah nampak, konkrete mencintai Tuhan adalah
mencintai mahluk dan ciptaannya. Dengan mencintai ciptaannya, maka tentunya yg
menciptaNya jadi senang.

Deskripsi yg cukup berkesan, namun akan timbul pertanyaan lanjutan,
mahluk yg mana yg mestinya di sayang?
Bagaimana dengan ular?! Bagaimana dengan nyamuk?!
Bagaimana dengan wereng?!
Bukankah mereka ciptaan Allah juga?!
Apakah mesti disayang juga dan jangan dibinasakan ketika nyamuk menggigit kulit kita ?!

Tumbuhan yg mana yg harusnya dipelihara dan dicinta?
Apakah semua tumbuhan?!
Bagaimana dengan ilalang yg sering kita bakar ?!
Bagaimana dengan belukar penganggu yg suka kita babat habis?!
Bagaimana dengan benalu, yg hanya merusak tanaman produktif?!

Apakah semua manusia perlu dicintai?
Apakah para preman2 itu?! Atau koruptor2 itu?!
Bukankah mereka mahluk ciptaan Allah juga?! Manusia juga?!
Bagaimana dengan para penggelap dana BLBI?! Yg merugikan jutaan
rakyat Indonesia karena uang yg dicairkan dibawa kabur ke Luar Negeri?!
Apakah Penjajah Belanda yg mesti kita cintai?!
Apakah pezinah istri orang perlu disayang dan dicintai?!

Saya kira daftar pertanyaan tersebut mesti anda jawab, jika memang
deskpripsi mencintai Tuhan adalah mencintai segala mahluk ciptaanNya.

Ini menunjukkan bahwa tidak semua yg ada di muka bumi ini kita cintai.
Tidak semua mahluk ciptaannya harus kita sayangi.
Tidak kepada sembarang manusia didunia kita berkasih sayang.
Sampai disini anda pasti setuju.
(kalau gak setuju, namanya anda cuman cari gara2 sama saya-red, hiks... becanda broo..).

Lantas apa yg menjadi batasannya ?
Apa yg menjadi patokan – bahwa sesuatu boleh dicintai atau tidak?
Apa yg menjadi dasar – bahwa seseorang wajib kita kasihi atau kita sangsi?
Apa yg manjadi landasan – bahwa sebuah komunitas kita cintai atau perangi?

Jika anda bisa menjawab apa batasannya, berarti anda mengerti apa yg saya maksud.
Jika anda tidak bisa menjawab, berarti anda gak faham.

Batasan itu atau Alat Ukur itu, tak lain adalah hukum dan ketetapanNya.
Patokan itu tak lain adalah aturan2Nya.

Dia yg menciptakan mahluk, Dia juga yg menetapkan aturan kepada ciptaanya.
Dia yg membuat aturan, Dia juga yg mesti kita taati aturan dan hukumNya.

Bukankah Tuhan menciptakan alam semesta ini lengkap dengan aturannya?!
Bukankah Allah menciptakan benda2 langit tidak hanya diam, melainkan bergerak
Mengorbit, berputar menurut hukum centrifugal dan centripetal, hingga benda2
langit tersebut teratur, beredar pada lintasannya masing2.
Tidak kah anda perhatikan hukum dan aturan yg ciptakanNya untuk benda2 alam.
Tidak kah anda fikirkan bahwa ada makro software bekerja dengan baik pada hardware?!

Apakah anda fikir manusia tidak perlu software untuk hidup dibumi?!
Apakah Allah sebagai Pencipta manusia tidak membuat aturan untuk manusia ?!
(bukan software bio-sistem dimana manusia harus makan jika lapar,
tapi software psycho-sosio yg menyangkut hubungan manusia dengan manusia lain,
komunitas dengan komunitas lain).
Apakah anda fikir Tuhan lupa menciptakan aturan buat manusia, aturan psycho-sosio ?!

Jika anda menganggap manusia tidak memerlukan aturan, melainkan cukup
kepercayaan atau keyakinan, sedangkan ketetapannya hanyalah berupa,
“siapa2 yg tidak percaya dipanggang nati di’sono’nya, dan siapa yg percaya bakalan
diberikan hadiah oleh Tuhan berupa istana dan taman2 yg indah beserta pelayannya”,.,.,
berarti anda menolak ayat2 didalam Kitab suci untuk bab2 yg menyangkut masalah hukum.
Anda hanya mengimani ayat hadiah istana dan hadiah pelayan2 cantik yg konon
menanti anda setelah anda bangun dari mati.
Silahkan saja, tapi berarti anda tidak mengimani semua bagian dari ayat2 suci didalam
Al-Qur’an, Injil dan Taurat.

Polmaners-japri, baiklah, jika anda mengimani ayat2 yg menyangkut hukum dan aturan,
kita harus menyadari, bahwa hukum dan aturan tersebut butuh komponen2 yg lengkap
agar ia bisa bekerja dengan sempurna.

Bahwa hukum dan ketetapan tidaklah mungkin bisa diimplementasikan kalau gak ada
umatnya/komunitas/rakyatnya.
Hukum, ketetapan atau aturan itu tidak bisa berlaku apabila gak ada penegak hukumnya.
Hukum dan ketetapan itu, juga hanya akan jadi khayalan kalau gak ada tempat berpijak
atau gak ada negerinya (tanahnya).

Inilah yg dimaksud DIN untuk manusia didalam Kitab Suci Al-Qur’an dan
KERAJAAN ALLAH di dalam Taurat.

Kitab Taurat tidak membicarakan masalah norma dan etika, atau baik dan buruk
sesuatu menurut ukuran penilaian manusia. Kitab Taurat selalu membicarakan
penulisan hukum Tuhan diatas batu (pemberlakuan hukum disuatu negeri).

Al-Qur’an tidak membicarakan masalah menjalin kasih sayang kepada sembarang orang.
Di dalam Al-Qur’an, isinya adalah tentang bagaimana membuat kapal
(membuat wadah), untuk mengarungi samudera (wadah yg digunakan untuk
mengarungi kehidupan sosial masyarakat).

Baik Al-Qur’an maupun Taurat dan Injil, mengajarkan orang untuk menanam pohon yg baik.
Menabur bibitnya, memupuk, menyirami, sampai waktunya memanen, dan makan dari pohon itu
(menggunakan prinsip hukum dan tatanan yg ditetapkan Allah).
Allah didalam Al-Qur’an maupun Al-Kitab, mewanti2 manusia agar tidak memakan
Dari pohon yg satu itu, pohon yg terlarang (tidak menggunakan prinsip hukum
hasil rekayasa manusia, ajaran para filsuf dan budayawan, atau ideologi bangsa2).

Dan pada gilirannya, Al-Qur’an ini akan menghancurkan gunung2, menundukkannya
(menundukkan bangsa2 didunia tunduk dan patuh kepada negeri yg memberlakukan
Hukum dan aturan Tuhan).

Mungkin ada yg komen,., Keberatan ngomong ente ca ....
(Gak ape-ape,.,. namenye juga usahee... –red).
Sekarang gini aje Polmaners-Japri, pasti pertanyaannya bagaimana dengan kita?!
Apa hubungan antara kita dengan urusan segede dunia seperti diatas ?!

Jawabnya tentu saja ada. Tinggal lihat diri kita sehari2.
Apakah aktifitas kita sehari2 ada hubungannya dengan pelestarian aturan dan hukum Pencipta ?!
Bagaimana fungsi dan kedudukan kita dengan masalah diatas ?
Akankah kita mencintai Tuhan dengan cara mencintai mahluknya
“dengan aturan dan ketetapan yg dibuat di dalam Kitab suci?”
Apakah hidup kita ada hubungannya dengan penegakkan aturan dan hukum itu?

Jika hidup kita tak ada hubungannya dengan pelestarian dan penegakkan
RULE atau ATURAN2 DIA, maka kita perlu mengadakan ALIGNMENT.

Alignment adalah aktifitas pelurusan, penyejajaran, setting, agar aktifitas
kita bisa berada satu sumbu atau satu poros dengan putaran sistem makro,
satu operating sitem dengan operating sistem jagad.
Kalau tidak, kita hanya akan hidup diluar sistem dan merusak sistem itu.
Bahasa softwarenya, virus,,hiks...

Inilah yg dimaksud sistem mizan, sistem kesetimbangan alam semesta,
sistem DIN yg dikatakan sebuah sistem untuk semua (Rahmatan Lil Alamin),
bukan urusan agama untuk segolongan yg percaya.
Ntar jadinya Tuhan lagi disalahin, Dia yg difitnah bikin agama. Uh..,.,

Polmaners-Japri,., jangan anggap urusan kita dibumi sembarangan.
Kita punya tugas. Manusia punya yg namanya kesadaran. Gak sama ama binatang.
Akankah rutinitas kita selalu sama dengan rutinitas binatang dan hewan2 ciptaanya?!

Coba saja perhatikan begitu banyak orang berangkat dengan berbagai
kendaraannya dari rumah menuju kantor. Ber-bondong2 berarak beriring bagaikan
semut berbaris keluar dari sarangnya.

Setiap sore kita perhatikan pula begitu banyak orang pulang dari tempat kerjanya,
kembali menuju rumah kediaman dan keluarga mereka, berbondong2, berarak beriring
bak semut menuju lubang sarangnya. Membawa pulang makanan/rizki yg didapatnya.

Demikian menakjubkannya ritme binatang dan hewan2 itu menjalani kehidupannya setiap harinya.

Pertanyaanya, apakah ritme kita juga hanya akan sebatas itu ?
Apakah tugas kita sebagai manusia sama seperti mereka?
Sama seperti semut, burung, kerbau, kambing?
Apakah tujuan manusia diciptakan sama fungsi dan batasannya seperti hewan?!
Sebatas manusia cro-magnon, manusia purba yg hanya berburu dan hidup di-gua2?!

Hanya segitukah nilai diciptakannya seorang manusia?
Konon mencari nafkah adalah ibadah,,,., (wach,., gawat-red).
Mosok ibadah atau mengabdi sama Tuhan hanya urusan cari makan.
Gak usah disuruh Tuhan juga kita tetep cari makan,.,., wuong lapaar ! Mana bisa ditahan..,?!

Saya kira tidak polmers.
Ada sebuah tugas besar buat kita. Tugas mengapa kita diciptakan.
Tugas kita adalah beribadah, mengabdi kepadaNya.
Tuhan sebagai Pencipta membutuhkan pembuktian cinta kita kepadaNya.
Pembuktian itu bukan beribadah individual, ritual, menyembah Tuhan metafisika
yg kasat mata dan tak kelihatan di dalam masjid.

Tuhan meminta bukti pengabdian kita apakah kita bisa menjadikanNya Pengatur untuk kita.
Fir’aun, gak pernah ngaku Tuhan. Lha wuong dia tahu koq langit dan bumi bukan dia yg bikin.
Fir’aun disebut Togho (sombong) karena dia mengaku Pengatur, bukan Pencipta.
“Ana Robbukumul A’la”, akulah pengatur kamu semua.

Ibadah kepada Tuhan adalah dengan mengabdi kepada Aturan dan ketetapanNya.
Memperjuangkan tegaknya aturan2Nya. Ketetapan dan aturan untuk semua.
Mengabdi dengan menegakkan, menjaga dan melestarikan keberlakuan hukum2Nya itu.
Itulah hakikat pembuktian cinta kita kepada Tuhan, mengabdi kepada Allah.
Bukan hanya berlutut sampai dengkul memar di altar, atau sujud sampai jidat jontor di masjid.


Salam
aca
17Dec08

Tuhan sebagai Kacung

Dear Blogers,

Hanya kepadamu kami mengabdi, dan hanya kepadamu kami minta petolongan.

Ini sebuah kalimat kritis yg merupakan hubungan sebab akibat.
Sebuah pernyataan yg syarat akan makna. Dimana letak maknanya?

Letaknya adalah pada hubungan antara kata mengabdi dan kata pertolongan.
Baik ‘pengabdian’ maupun ‘pertolongan’, keduanya berhubungan,
keduanya terkait sebab akibat. Ada semacam jual beli antara kita denganNya.
Seperti hukum permintaan dan penawaran. Seperti pemberian dan pengasihan.

Banyak orang beranggapan Tuhan memberikan kasih sayangnya cuma2, gratis.
Karena Tuhan Maha Kasih, atau Maha Pengasih, juga maha penyayang.

Saya mengkritik pengertian ini.
Tidak ada polmaners.
Tuhan tidak memberikannya begitu saja tanpa kita memberi sesuatu kepada Dia.
Dia mengharapkan sesuatu kepada kita.

Ada sebuah tujuan kenapa Dia menciptakan kita.
Ada permintaan dari Dia. Itulah permintaan pengabdian kepadaNya.
Banyak orang salah mengira, mereka fikir apapun yg kita lakukan Tuhan akan
tetap baik dan sayang. NO WAY. Ini sebuah paralax.
Saya berani mempertanggung jawabkan pernyataan ini.

Salah satu penyebab paralax ini adalah sifat manusia yg selalu menilai segala
sesuatu dengan esensi materialistis, kebendaan, dan kenikmatan sesaat.
Hingga banyak orang mengira, ketika ia dapat lotre, mereka katakan berkah dari Yg diatas,
Ketika mereka dapat proyek, mereka katakan rejeki dari sang Pencipta,
atau ketika seorang mendapat kenaikan jabatan, sugestinya menyimpulkan sebagai anugerah.

Sedikit2 materi yg datang, karuan saja mereka katakan berkah dari Tuhan.
Apa2 saja yg sifatnya keuntungan, langsung menganggap Tuhan sayang sama dia.
Saya ulangi lagi, BUKAN. Tak ada hubungannya sama sekali.

Inilah kesalahan orang dalam mengerti sebuah mekanisme Tuhan.
Seolah Tuhan tidak membuat sebuah mekanisme alam.
Seolah Tuhan ikut campur ketika ban mobil kita tiba2 kempes.
Atau seolah Tuhan ikut campur ketika seorang tiba2 datang memberikan hadiah/pemberian.
Tuhan seperti ikut campur pada hilangnya Adam Air.
Orang yg berpemikiran keuntungan materi adalah karena Tuhan sayang,
akan otomatis ber-pemikiran yg sama terhadap bencana atau kerugian.
Hingga Tuhan sering dipersalahkan atas setiap bencana, bukan crue atau managemen buruk Adam Air.
(baca : “Tuhan Penjahat No 1”-red)

Tidak saudara. Bagaimanapun, Tuhan telah membuat hukum alam.
Hukum gravitasi yg bekerja pada benda2 hingga selalu jatuh ketanah.
Hukum yg mengatur ekosistem, hukum mangsa dan predator pada binatang,
dan hukum alam sosial yg berlaku pada hubungan antara manusia.
Hukum negatif dimana yg malas akan tertinggal oleh yg rajin.
Hukum positif yg sungguh2 dan ulet akan unggul terhadap yg setengah2.
Hukum seleksi alam benda2, dan hukum seleksi alam sosial.

Sebuah hukum lagi yg banyak manusia tidak tahu, hukum jual beli.
Bukan terhadapa manusia, melainkan berjual-beli denganNya.
Itulah hukum Pengabdian dan Pertolongan.

Hari ini, Tuhan hanya dimintakan tolong.
Sedikit2 kesulitan – minta tolong Dia,
Sedikit2 kerugian – minta untung dari Dia,
Sebentar-sebentar kendala – bedoa sepanjang-panjangnya.
Padahal, dia belum pernah memberikan pengabdian yg memadai.
Seolah Tuhan adalah asistennya untuk menyelesaikan segala kendala suksesnya.


Salam
aca

Snouck Hurgronje

Dear Blogers,

Pada Abad 19, Belanda menugaskan seorang cendikiawan, Dr.Snouck
Hurgronye, untuk mempelajari Aceh lebih mendalam dan mengetahui lebih jauh
tentang rakyat Aceh dalam upaya penaklukan negeri tersebut.

Kajiannya menjadi acuan strategi pemerintah kolonial Hindia Belanda
untuk menaklukan Aceh dan daerah Nusantara lainnya.

Dr.Snouck menjelajah Aceh pedalaman selama 2 tahun yg kemudian memberikan
petunjuknya kepada Van Heutz, Gubernur militer Aceh (1898-1904) supaya golongan
Keumala (Sultan Keumala) dikesampingkan. Yang harus diserang adalah golongan
Ulama, dimana ulamalah yg menjadi motor penggerak pergerakan perlawanan.

Gerakan perlawanan yg dipimpin para Ulama tersebut sedemikian militannya
hingga rakyat Aceh terlihat sebagai satu kekuatan perlawanan yg homogen
yg tidak pernah terkalahkan oleh Belanda meskipun hanya dengan taktik gerilya.

Dr.Snouck tahu benar, rakyat Aceh harus diambil hatinya dan dijauhi dari golongan
Ulama Islam garis keras yg selalu bercita2 revolusi dengan pergerakan perlawanan
terhadap pemerintah Hindia Belanda.

Dengan nasihat Dr.Snouck, Belanda membangun jembatan2, Irigasi, Jalan2, serta
Masjid2 yg semakin diperbanyak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan simpati
rakyat Aceh dan memenjarakan wacana dan ruang lingkup kaum muslim
menjadi hanya seluas masjid.

Ia bukan hanya menjadi penasihat Gubernur,
tetapi juga melakukan upaya pendekatan langsung kelapangan terhadap Islam moderat.

Pengetahuannya terhadap Islam memberikan inspirasi untuk memperkuat
pemahaman sekuler terhadap kalangan Islam moderat.

Tidak hanya itu, Dr.Snouck lah yg menjadi Kepala Perkumpulan Ulama buatan
Belanda yg banyak memberikan fatwa sunnah terhadap ritual seperti wirid dan tahlil
yg bercampur dengan tradisi lokal yg klenik, fatwa makruh memiliki Al-Qur'an
bertafsir dan fatwa larangan khotbah Jum'at di Masjid dgn bahasa lain
selain bahasa Arab.

Dr.Snouck juga berhasil menyusup pergi Haji. Catatannya yg berjudul
Het Mekkaansche Feets (Perayaan Mekah, 1880) menjadi disertasi gelar Doktornya
di Universitas Leiden.

Beberapa bulan di Mesir, kemudian Snouck belajar Alquran di Jeddah.
Pada 21 Februari 1885, dengan menunggang unta dan ditemani seseorang dari Jawa,
dari Jeddah ia bertolak ke Mekah. Ia ke sana setelah mendapat rekomendasi dari
konsul Belanda di Jeddah.

Dikalangan Islam moderat, Dr.Snouck dikenal sebagai seorang mu'alaf yg pulang
Haji, yg tanpa disadari mengajarkan dikotomi terhadap Islam, mengkebiri
nilai Jihad, dan menjauhkan wacana dari revolusi, karena wacana inilah yg
menyulitkan penaklukan Aceh dan wilayah Hindia Belanda lainnya.

Sebaliknya, Dr.Snouck mengakomodasi golongan Keumala dengan fasilitas
infrastruktur yg dibangun, dan golongan Islam moderat dengan membangun masjid2,
menyebarkan wacana perdamaian, dan wacana suffi zuhud (menjauhi dunia)
yg selalu berorientasi akhirat, dengan tujuan tak lain membangun sikap pasrah
terhadap takdir kolonialisme kafir.

Bukan hanya di Aceh, kajiannya terhadap perkembangan pesantren2 di Jawa juga
merupakan hasil seleksi dari nasihatnya kepada pemerintah Hinda Belanda.
Belanda tidak menganggap gerakan2 pesantren di Jawa Timur yg berhaluan
moderat sebagai ancaman, meskipun beberapa di Tasik-Jawa Barat langsung
diberantas karena berakar perlawanan.

Snouck, pemuda kurus berjanggut ini pernah tinggal di kota Mekah dengan nama
Abdul Ghaffar (Hamba yang Pemaaf). Orang banyak yang menyangka Snouck
memang sudah memeluk agama Islam. Pendapat itu disanggah Daniel van der Meulen,
seorang penganut ajaran Calvin. Menurutnya, Snouck tetaplah seorang Kristen sampai
dia meninggal dunia (1857-1936).

Blogers, strategi penyusupan Snouck Hurgronye bukan yg pertama dan
luar biasa yg dilakukan oleh orang Kafir, tetapi merupakan strategi spionase
klasik dalam sebuah upaya penganiayaan atau upaya pembusukan ajaran Tuhan.

Jika anda perhatikan bagaimana sejarah Roma menguasai daerah2 jajahan,
terlihat strategi pembusukan yg sama, yg dilakukan oleh Paulus yg moderat
terhadap gerakan Yesus yg revolusioner, yg kini menjadikan ajaran Yesus
seperti sebuah ajaran moderat-sekuler.

Akibat penyusupan oleh Paulus dan pembusukannya terhadap ajaran Yesus,
sosok Yesus sang Pembebas - berubah menjadi sosok suci sang penebus dosa.

Sejarah dan Al-Kitab mencatat jelas2 Yesus bersama kaum Nazarea.
Orang2 Nazarea dan kaum Zelot seperti Petrus dan Yohanes yg
dicambuk karena dianggap subversif oleh Roma, Yakobus yg melancarkan
gerilya yg kemudian tertangkap dan dipancung oleh Roma, adalah pejuang2
revolusioner sejati yg keras terhadap penguasa Roma.

Demikian juga dengan Muhammad. Akbibat penyusupan dan pembusukan
oleh Snouck dan manusia2 sejenis Snouck dan Yudas yg jumlahnya ribuan,
pemahaman kita terhadap sosok Muhammad sbg pejuang revolusioner -
berubah menjadi sosok manusia suci.

Padahal, dalam jangka waktu 13 tahun, beliau perang lebih dari 40 kali.
Jelas2 Muhammad adalah sosok pejuang revolusioner,
bukan sosok moderat dengan baju gamis.

Jika anda perhatikan Kitab Suci,
Adakah Nabi yg bukan pejuang Kerajaan Allah ?
Adakah Nabi yg tidak punya musuh ?


aca