Sabtu, 27 Desember 2008

Perjanjian Aqobah

PERJANJIAN AQOBAH

Dear Pembaca,

Harap maklum, jangan paksa anda untuk percaya apa yg saya tulis,
karena saya tak meminta anda untuk harus mempercayainya.
Saya hanya menyampaikan.

Terimakasih.

Baiklah, saya lanjutkan...,.,.

Pembaca,

Sejak SD pengetahuan kita mengenai tugas para Nabi dan Rasul
adalah mengajarkan agama seperti syahadat, sholat, puasa, zakat, dan haji.
Benarkah demikian ?

Sebelum Muhammad bin Abdullah lahir, bangsa Quraisy di Mekkah sono,
bukan orang2 yg tidak mengenal Allah. Ayahnya Muhammad
sendiri bernama Abdullah. Artinya Abdi Allah atau hamba Allah.

Ini menandakan sang Kakek sudah mengenal konsep Allah
sbg Khalik dan manusia sebagai hamba. Kesadaran Laa Ilah ha ila Allah sudah exist.

Dari sini harusnya kita sudah bisa menarik garis penghubung antara milata Ibrahim (ajaran asli Ibrahim) dan kondisi Jahiliah saat itu.

Bukan Muhammad yg mengajarkan Islam.
Muhammad hanya membenarkan atau meluruskan. (Al-maidah/46)
Meluruskan sesuatu yg bengkok.

Apa yg bengkok ?
Yg bengkok tak lain adalah ajaran Rosul2 sebelum beliau yg telah ratusan
tahun lamanya hingga bias, bercampur dengan ajaran2 produk budaya.
Ini merupakan sunatulloh yg tak dapat dihindari, seperti halnya kondisi hari yg selalu berganti siang dan malam, gelap dan terang. Sama halnya dengan alam sosial, kekuasaan silih berganti. Dalam sejarah, kedaulatan/kekuasaan sebuah kaum atau bangsa, akan selalu ada habisnya/ajalnya. (Yunus/49)

Bayangkan jika kita hidup pada zaman itu. Tak ada satu orangpun yg menganggap saat itu adalah zaman dulu. Tidak juga menganggap sebagai zaman Jahiliah atau zaman kebodohan.
Saat itu ,.,. ya masa kini.

Jika kita hidup saat itu, kita akan merasa - ya modern.
Zaman Ibrahim dan zaman Isa lah yg baheula.

Pembaca,

Muhammad bin Abdulah lahir, Ka’bah sudah ada.
Bukan Muhammad yg membangunnya, melainkan Ibrahim.

Tawaf dan ritual di Ka’bah, adalah tradisi yg dijalankan sejak zaman Ibrahim.
Tradisi dan ritual ini tetap terjaga dan dilaksanakan yg diwariskan Ibrahim kepada keturunannya dari Siti Khajar.

Ibrahim juga mewariskan pusat ritual untuk keturunan dari istrinya yg lain (Siti Sarah) di Yerussalem yakni Dome of The Rock (Masjid Kubah Batu). (Muhammad dan pengikutnya pernah menjadikan kuil ini arah kiblat sholatnya - bukan Ka’bah)

Pada Perjanjian Lama telah saya ceritakan tentang Sejarah Musa,
dan Perjanjian Baru tentang Sejarah Yesus atau Isa.
Keduanya adalah keturunan Ibrahim dari Siti Sarah.

Saya berdiskusi dengan beberapa umat Kristiani.
Tak ada satu pun dari mereka yg bisa menjawab kenapa dinamakan
Kitab Perjanjian Lama, dan kenapa pula Perjanjian Baru.
Baiklah,., yg ini enggak usah diterusin...
Yg jelas, kita jangan kejebak Ibrahim dan Musa bukan Rasul Allah.
Demikian juga dengan Nabi Isa (Yesua atau Yesus dlm bahasa Ibrani) adalah juga Rosululloh.
(Al-Maidah/70)

Muhammad jadi Nabi setelah beliau berusia 40 tahun.
Sebelumnya, ia hanya manusia biasa.
Manusia biasa seperti kita.

Saya tidak habis mengerti kenapa ada orang yg bilang Muhammad manusia suci.
Tidak ada pembaca. Manusia suci tidak pernah ada didalam al-Qur’an.

Menjelang usia mapan, ia lebih banyak mawas diri.
Ijtihadnya lebih banyak menyendiri dan merenung, menelaah kondisi tatanan masyarakat yg saat itu sekuler. Kesadaran masyarakatnya adalah materialis capitalis murni, meskipun menjalankan ritual tawaf maupun sholat.

Masyarakatnya tidak lagi memakai sistem dan tatanan ajaran Ibrahim lagi. Bangsa Quraisy yg menjadi mayoritas saat itu, memiliki simbol2 azas yg dibuat sendiri.
Nilai dan norma masyarakat produk peradaban yg menjadi konsensus
bersama dengan partai (suku) lain yg dijunjung tinggi.

Latta, Uzza, Manat.
Adalah simbol2 azas hasil dari kesepakatan bersama yg dijadikan
dasar tatanan berpolitik dan bermasyarakat saat itu.
Beberapa simbol azas memiliki wujud fisik binatang tertentu
yg suka dibentuk menjadi gambar atau patung.

Simbol2 inilah yg disebut berhala atau Toughut.
Jadi Toughut atau berhala bukanlah patung.
Mana ada manusia didunia ini yg nyembah patung batu ?!?
Orang budha sembahyang bukan nyembah patung budha. Patung budha tsb hanya simbol dari ajaran atau pemikiran2 Sidharta gauthama (sang budha).
Yg dijunjung tinggi, ya pemikiran Sidharta,., bukan patung batu itu.. !

Hal inilah yg dibaca oleh Muhammad (IQRO’).
Muhammad bukan tidak suka patung atau memusuhi para penyembah patung. Namun Nabi Muhammad membaca sebuah kondisi masyarakat yg musyrik, dimana masyarakat yg mengaku menjalankan ajaran Ibrahim namun sebenarnya tidak.
Mengaku beriman kepada Allah, padahal berhukum kepada Taughut. (An-Nisa/60)
Ajaran Nabi Ibrahim hanya sebatas didalam Baitul Atiq (masjidil Haram/Ka’Bah).

Sejak SD definisi musyrik yg kita pahami adalah orang yg menduakan Allah.
Persepsi musyrik didefinisikan orang Islam yg percaya Allah di masjid, percaya juga jimat, keris, atau hantu blao dikuburan. Eta mach musyrik leutik.

Namun musyrik yg menjadi target Muhammad bukan para dukun santet.
Melainkan orang yg percaya pada hukum Allah untuk urusan akherat,
namun hukum manusia untuk urusan dunia.

(Mungkin anda mulai ingin bertanya,.,. ) kantongin aja dulu -red.

Setelah periode kewahyuan (usianya 40 tahun), Nabi mulai menjalankan misi kewahyuannya. Misinya tak lain adalah kembali ke ajaran Ibrahim yg hanif, yakni membebaskan masyarakat dari kemusyrikan.

Bahasa jelasnya, menciptakan tatanan masyarakat yg berhukum kepada hukum Allah secara konsekwen, dunia maupun akhirat.

Inilah misi semua para Nabi dan Rasul.
Bukan mengoreksi cara orang sembahyang,
bukan mengajarkan tatacara berwudhu yg benar.
Bukan juga mengajak manusia untuk beragama Islam.

Melainkan memurnikan kembali ajaran Tauhid,
mengembalikan struktur dan tatanan masyarakat untuk kembali
ber-hukum kepada hukum Allah secara totalitas.

Mungkin anda mulai berkata “ Non-sense. Tak kan ada struktur ideal seperti itu”.

Pembaca, sejarah membuktikan bahwa struktur seperti itu pernah ada berkali2.

OK, kita kembali ke Sejarah Muhammad Rosul.

Tentunya hal ini menyebabkan benturan keras dengan kaum ruhaniawan Quraisy maupun kalangan politik. Aktifitas Muhammad Rasul dan pengikutnya mengancam eksistensi keberadaan mereka maupun tatanan masyarakat yg sudah exist.

Gelar Muhammad sebelum kenabian adalah Al-amin (dipercaya).
Gelarnya setelah kenabian adalah Majnun (gila) karena konsep yg dianggap edan, merombak tatanan yg sudah ada dan kuat.

Misi ini seperti mission impossible,
karena sasaran perombakan Muhammad – bukan hanya Mekkah atau tanah Arab,., tetapi dunia (Khalifatulloh fil Ardhi).

Seperti juga Bani Israil, Pada sekitar 624 M, Muhammad dan pengikutnya mengadakan Perjanjian bersama dengan Allah (Bai’ah Aqobah) di bukit aqobah. (An-Nur/55)
Dari sinilah awal pergerakan kaum mukmin memulai perjuangan penegakkan hukum Allah dengan metode Dakwah.

Kaum mukmin, yg terdiri dari kaum muhajirin dan kabilah anshor, disaksikan Muhammad sebagai Nabi, menyatakan bai’at atau sumpah setia untuk tunduk dan patuh kepada ajaran Tauhid yg murni, mengabdi kepada Allah saja, dan hidup berdasarkan hukum Allah didunia secara konsekwen (saya istilahkan, Pengabdian Integral kepada Allah).

Pembaca, banyak orang mengucapkan La Ila ha Ila Allah, menganggap ia sudah mengabdi kepada Allah saja. Padahal saudara, kata2 itu perlu pembuktian. Kalimat tsb butuh langkah kongkrit apakah kita bersedia hidup dan melaksanakan penegakkan hukum Allah tsb.

Sepertinya masalah ini sepele,., padahal ini yg paling kritis.
Jika anda jeli, anda sudah bisa melihat arah risalah saya.

Pembaca,

Selama beberapa tahun, Dakwah dilakukan secara sembunyi2.
Pengikut Nabipun bertambah sedikit demi sedikit, sampai pengikutnya banyak dan dakwah sudah mulai terbuka hingga mulai meresahkan kalangan politik.

Sepeninggalan kakek dan pamannya, tak ada lagi orang berpengaruh yg bisa melindungi keselamatannya. Tekanan keras dan terbukapun mulai dilakukan pembesar Quraisy hingga rencana pembunuhan yg gagal.

Muhammad mencari beberapa alternatif negeri yg juga terdapat pengikutnya
untuk bisa dijadikan sasaran pengungsian besar2an akibat tekanan di Mekkah
yg dilakukan pembesar Quraisy terhadapnya dan pengikutnya.

Semua Nabi mendapat tekanan dari penguasa, semua Nabi direpresif dalam berbagai bentuk. Seperti halnya Namrud kepada Ibrahim, Fir’aun kepada Musa, dan Abu jahal kepada Muhammad. Jika anda jeli terhadap sejarah, para Rasul adalah pemimpin pemberontakan. Dan cerita2 Rasul adalah cerita pemberontakan. Pemberontakan terhadap struktur tatanan politik sosial yg sekuler, tidak ILAHIAH.

Dan jika anda cermati, seluruh Rasul, melakukan politik hijrah, pindah dari daerah dibawah cengkraman penguasa sekuler ke daerah kosong. Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad, mereka semua melakukan eksodus. Minggat. Perjalanan kabilah besar2an, pindah akibat tekanan.

Pembaca,., anda fikir mereka ditekan karena perbedaan keyakinan ?!
Apakah mereka di-eksodus hanya karena berkeyakinan Monotheis (Tuhan yg satu) ?!
Non-sense. Mereka diberangus karena membahayakan secara politik. Mengancam eksistensi penguasa - bukan karena mereka gak mau nyembah patung.

Pada 624 M, Nabi hijrah ke Yastrib.
Dari sinilah metode perjuangan mulai berbeda karena telah memiliki daerah
walaupun sangat kecil namun hukum Allah mulai dapat diberlakukan.

Banyak orang yg hari ini menganggap ajaran Nabi Muhammad hanya spiritualitas, kerohanian, keyakinan batin, atau kata2 bijak penentram jiwa.

Sedikit yg menganggap ajaran itu adalah sebuah alat pengatur kehidupan antar manusia. Alat itu tidak hanya berisikan penjelasan antara Pencipta dgn mahluknya, karena didalamnya juga berisikan Instrument hukum – instrument untuk mengatur mahluk yg bernama manungsa.

Yaa siin, walqur’aanil hakiim.
Yasin, dan al_Qur’an adalah hakim (hukum).

Bicara hukum berarti bicara aturan2 yg harus dijalankan beserta sangsi2.
Bicara hukum mustahil bisa dijalankan tanpa sebuah kedaulatan/kekuasaan.

Anggapan bahwa ajaran Nabi hanya sebuah spiritualitas dan kerohanian tidaklah lengkap, karena kerohanian atau agama atau kepercayaan – tidak pernah membutuhkan kedaulatan untuk bisa diaplikasikan. Cukup keyakinan individual.

Sedangkan Dinul Islam sebagai sebuah sistem tatanan yg isinya terdapat juga masalah hukum, memerlukan kedaulatan untuk bisa diaplikasikan secara total.
Ayat2 qishos, rajam, potong tangan, memerlukan aparat penegak hukum yg berkuasa atas masyarakat/komunitas.

Yastrib, sebuah daerah kecil yg kosong kepemimpinan, menjadi tempat eksodus (hijrah) Muhammad dan kaum Muhajirin (orang2 yg hijrah) yg disambut oleh penduduk asli yg sudah melakukan Perjanjian Aqobah. Penduduk asli Yastrib yg menjadi pengikutnya inilah yg disebut kaum atau kabilah Anshor.

Yastrib kemudian diberi nama MADINAH, yg berarti, tempat berlakunya DIN.


Apa isi Perjanjian Aqobah ?
Perjanjian aqobah adalah perjanjian yg sama dengan Perjanjian Lama, demikian juga dengan Perjanjian Baru. Sejarah berulang, dan akan selalu berulang, seperti halnya siang dan malam. Perjanjian demi perjanjian, untuk umat demi umat. Umat yg berkuasa silih berganti, seperti halnya umat Nabi Musa, Nabi Isa, maupun Nabi Muhammad.

Semuanya membawa misi yg sama, risalah yg sama.
Membentuk komunitas manusia yg tunduk pada aturan2 Allah.
Konkrit di dunia dan akhirat, bukan hanya di akhirat saja.
Sesuai dalam surat Sabbihis :
Haza suhufil Uwla, suhufi Ibrohima wa Musa.

Ada Hadits mengatakan, dunia adalah penjara orang mukmin.
Hari ini saya setuju. Namun hadits ini berlaku hanya pada saat Dinul Islam tidak tegak.
Karena pada saat DIN tegak, aturan Allah berkuasa (dimulai dari Yerussalem, Bani Israel menjadi raja bangsa2, juga dgn Madinah, penerus misi Muhammad menjadi Khalifah2 penguasa dunia), dunia adalah kebun anggur orang mukmin.

Para Nabi dan Rosul bukan manusia suci. Bukan juga manusia saktimandraguna.
Mereka adalah pemimpin pergerakan. Mereka adalah sang pembebas.
Rosul adalah Panglima pergerakan pembebas manusia dari penjara dunia tadi.

Hari ini, tiada lagi kerajaan Tuhan. Tiada lagi Khalifah.
Tiada sejengkal tanahpun dibumi yg mempraktekan al-Qur’an keseluruhan.
Tak ada lagi tatanan kehidupan masyarakat yg diatur dengan hukum Tuhan.
Semua bicara demokrasi. Padahal demokrasi adalah keinginan orang banyak, keinginan manusia kebanyakan, bukan keinginan Pencipta.
(Lihat surat Al-Baqarah 216, bahwa bisa jadi keinginan kita yg kita pikir baik/buruk, belum tentu demikian menurut Allah).

So, pembaca, tugas para Nabi dan Rasul bukan menyebarkan agama Islam. Membangun kuil2, sinagog, masjid atau tempat2 ibadah. Karena Allah bukan hanya akbar di masjid.

Para Rasul berjuang menjadikan Allah akbar didunia nyata.
Membangun negara Tuhan, kekuatan nyata super power yg mengatur dunia.
Inilah visi dan misi seluruh Nabi dan Rasul.

Nabi Muhammad bukan pengajar sholat pertama.
Apakah mereka tidak tawaf ?!
Apakah sebelum Muhammad jadi Nabi, orang2 tak ada yg puasa ?!
Seperti yg saya utarakan, sebelum Muhammad lahirpun - kakeknya sudah la ila ha ila Allah, hingga anaknya (bapaknya Muhammad) bernama Abdi Allah.

Silahkan anda buka al-Qur’an, bahwa seluruh Nabi dan Rasul punya tugas tunggal, yakni meluruskan kembali ajaran dari para Nabi sebelumnya, dan yg paling penting, berusaha menzohirkannya.

Nabi dan Rasul mengajak kita keluar dari penjara musyrik ini. Penjara yg dibangun oleh pemikiran2 ideologi buatan manusia, produk dari budaya dan peradaban.

Saya kira setiap orang yg ditanya akan menjawab mau.
Tapi benarkah demikian ?! Siapkah dengan konsekwensi dan resikonya.

Karena mengikuti jejak para Nabi dan Rasul, akan selalu berhadapan dengan Namrud2, para Fir’aun, dan Abu-Jahal2 yg siap membinasakan.

Demikian risalah yg bisa saya sampaikan.
Jika anda merasa terguncang keyakinannya karena isinya berbeda dengan pelajaran agama yg anda dapat selama ini, saya maklum.


Demikianlah, kekuasaan silih berganti, sejak zaman Musa, bahkan sejak zaman khalifah pertama, Adam. Saat kaum sekuler menang, kaum Integral kalah. Saat mereka siang- terang benderang, Nabi dan pengikutnya gelap gulita. Semua adalah kehendak Allah.

Ali-Imran/26. Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

27. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup[191]. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)."

Semoga anda sama dengan saya, gak kerasan hidup di penjara musyrik ini.

Salam
aca
_____

Referensi ayat2 dr al-Qur’an :

Al-Maidah:/46. Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.

Yunus/49. Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah." Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).


Al-Maidah/70. Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil[432], dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh.

An-Nisa/60. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut (berhala), padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.

Al-Baqarah/216. Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

An-Nur/55. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

bagus sekali tulisannya... kebenaran memang harus di ungkap :)