Sabtu, 27 Desember 2008

sungai Mhystik

Dear Polmaners,


Barangkali tidak akan ada yg percaya jika ajaran yg diusung para utusan akan selalu menjadi ajaran mistik. Tapi begitulah tradisi alamnya. Pencemaran sungai sedemikian keruhnya hingga kotornya mingkinan ke hilir mingkinan men-jadi2. Boro2 buat mandi atau dapat ikan di Ciliwung, cuci kakipun tak sudi.


Kasus sungai Cisadane sama saja kotornya dengan kasus Ciliwung. Namanya juga hilir sungai, tempat bermuaranya segala macam air buangan. Demikian juga sungai Ciujung. Tak ubahnya Ciliwung dan Cisadane.


Orang yg tinggal di Ciliwung banyak yg menyangka sungai2 lain yg tercemar, sedang sungai tempat mereka tinggal tidak. Disungai lain juga sama pikirannya. Padahal, ketiga sungai di jagad selalu sama modus operandinya, bening di hulu butek di hilir. Sudah menjadi ketetapan hukum alam. Hukum ilmiah.


Sungai yg bening sampai ke hilir cuma mistik. Mistik bukan ghaib, mystisme berasal dari kata mitos atau mithologi yg artinya khayalan atau cerita khayal.


Tapi mau bilang apa buat penduduk yg tinggal disekitar sungai. Mereka tak punya sumber air bersih. Yang ada hanya ya air sungai Ciliwung itu. Mereka menghayal bahwa air tetap bersih dan bisa dipakai. Mereka mandi dan mencuci tanpa risih. Jarang yg tahu kalau disungai itu banyak penyakit. Andaipun tahu,"yah... mau apa lagi, inilah sumber air satu2nya".


Meskipun alam selalu adil dalam menjaga sistem kehidupan, setimbang dengan sistem hukum alamnya. Diberinya hujan sebagai sumber dari segala sumber air bersih yg ada.


Namun, sayang, ketika air hujan dari langit turun, sangat sedikit penduduk yg menampungnya. Mereka tahu bahwa air hujan itu bersih. Tapi sayang, hanya sedikit yg menyediakan bak penampungan untuk menampung air bersih dari langit itu. Penduduk lebih senang menggunakan air sungai yg kotor.


Alasannya beragam. Rata2 karena malas berubah. "Udah biasa begini koq". "Kenapa mesti repot2, wong udah ada air banyak disekitar kita. Dari jaman or-tu juga udah ngajarin gitu. Gak mungkin orangtua dan guru kami ngajarin celaka. Toh mereka bisa hidup aman sentausa sampai tua", kira2 begtulah ungkapan merekan para penduduk didaerah hilir sungai.


Polmaners,
Kehidupan dihilir sungai memang akan tetap ada dan selalu berjalan. Namun kita tahu bahwa bukan hidup yg berkwalitas.


Orang2 di hilir tak punya perbandingan komparatif. Bagi mereka yg tak tahu apa itu air bersih, mereka tak kan berusaha gigih untuk mendapatkan air bersih itu. Karena mereka belum pernah tahu, kayak apa sich air yg sebenarnya bersih.


Adapun bagi yg tahu, tetep aja gak berusaha gigih, disebabkan tak tahu apa gunanya air bersih tadi.


Apalagi bagi mereka yg tak peduli dan merasa nyaman dgn air sungai. Bisa2 orang yg membuat penampungan air bersih yg datang dari langit hanya ditertawakan. Mereka menganggap ajakan membuat penampungan adalah perbuatan orang bodoh dan sia2. Bahkan beberapa memusuhi. Hujan yg turun tak akan menjadi berkah, malah menurut penduduk kebanyakan adalah musibah.


Salam
aca

Tidak ada komentar: