Kamis, 26 Februari 2009

Sebuah Diskusi tentang Kabut Putih di Tanahku (929)

(posting awal)
Dear Temans,

Saya tidak ingin berkata2 kepada anda yg sudah memiliki sebuah keyakinan atau ketetapan prinsip. Silahkan di delete. Saya hanya ingin berkata2 kepada mereka yg senantiasa mencari kebenaran.

Darimana kita meyakini keimanan kita hari ini ?Yakin begitu saja, atau lewat proses berfikir ?

Telan begitu saja apa yg orangtua ajarkan, atau ditelaah dan dianalisa ?Kalau ditelan begitu saja, dan datangnya keimanan anda bukan dari proses berfikir, melainkan tiba2 saja anda yakin, sok, mangga dilewat. Daripada wacana ini akan menjadi musibah, seperti badai taufan. Saya tidak mengharapkan itu terjadi. Mangga, jangan baca.

Temans,Setelah lebih dari seribu tahun, terangnya cahaya secara alamiah berangsur surut. Seperti halnya siang dan malam, akan tiba waktunya menjadi malam. Ketika malam, hanya ada gelap, tak dapat melihat, seperti orang yg buta.Kenapa seperti buta ? Karena tak dapat melihat benda2, karena tak ada cahaya itu.Hanya sedikit yg bisa melihat. Yakni orang2 yg membuka mata kesadarannya, bahwa hari ini adalah malam, sudah gelap.

Orang itupun tak dapat melihat begitu saja, karena ia mesti mendapat cahaya.Bagaimana mungkin seorang bisa mendapat cahaya dimalam hari yg gelap ?Tentu tidak begitu saja, melainkan dengan bantuan 'benda2 langit'. Cahaya bintang dan bulan.Dijadikannya benda2 langit agar mereka bisa melihat jalan, menjadi 'petunjuk dan arah' ke 'jalan yg lurus', jalan orang2 yg diberkahi dan mendapat nikmat.Namun bagi mereka yg menganggapnya terang, hari ini siang; mereka tidak mendapat petunjuk sedikitpun.

Mereka bersuka cita dengan gembira atas hari yg dikiranya gemerlap. Dianggapnya kilatan petir dimalam gulita adalah terang yg dapat menerangi jalan.Mereka tak mengira sama sekali bahwa mereka tidak melihat. Mereka menyangka tak ada gelap, dunia benderang. Padahal, Allah menjadi sembahan mereka tapi bukan raja mereka. Dan tiada hukum yg dipatuhi kecuali hukum pikiran mereka sendiri. Tiada sesuatupun yg menjadi kuasa, kecuali akal pikirannya sendiri. Tiada yg menjadi raja kecuali kerajaan yg dibuatnya sendiri. Seolah Tuhannya hanya raja di alam sana.

Begitulah orang2, para penyembah Tuhan dirumah ibadah. Seperti awan berarak. Serba putih seragamnya. Namun kebanyakan hatinya kotor dan dengki, dengan semangat merusak yg menyala.

Jubahnya berumbai panjang melambai-lambai, aksinya berkoar membakar menggelegar. Semboyannya umat terbaik, faktanya komunitas yg memalukan. Nasihatnya akhlaq mulia, fakta moralnya aksi anarkis.

Sorbannya tebal tinggi membumbung, mencoba memompa wibawa agar menggelembung.Kata2nya sumpah serapah menghina orang2 yg berpikiran berbeda, membakar rumah ibadah orang, memukul dan menganiaya. Bahkan sampai bangga mengadili dan menghukum mati siapa saja yg dianggap kafir dengan bahan peledak.

Pernah suatu ketika, kabut putih itu lewat didepan muka kami. Mobil2 kami dihentikan. Putih berarak beriring. Para pengaku komunitas terbaik hendak lewat. Dengan membawa bendera, aksi2 anarkis mulai semarak. Hati kami was2 dan waspada. Sebisa mungkin mengambil jalan lain, menghindar dari kebrutalan seragam putih yg berlaga dgn beringas dan semakin ganas.

Sembari bernyanyi lagu timur tengah dan mantera2 arab, mereka meneriakan sebuah nama yg kukenal, nama Tuhanku. Namanya persis sama dengan Tuhanku.

Tapi sepertinya, Tuhan kami berbeda. Cuma namanya yg sama.

Tuhanku tak menyuruhku berteriak memaki dan menghancurkan gedung/properti milik orang.

Tuhanku tak menyuruhku menganiaya orang2 yg berbeda keyakinan.

Tuhanku tak menyuruhku miskin dgn menghindar kemajuan-menikmati kemelaratan.

Tuhanku tak dengki dengan orang2 kaya dan bangsa yg unggul dalam peradaban.

Tuhanku tak seperti Tuhan mereka, mengajarkan pembunuhan orang tak berdosa.

Tuhanku menyuruhku mencintai dia dan mengakui kuasanya. Mencintai orang lain seperti mencintai diri kita sendiri.

Tuhanku mengajarkan tiada kuasa2 lain yg berhaq dialam semesta kecuali kuasanya.

Kuasa Tuhanku berlaku atas seluruh alam dan jagat raya. Semua benda2 tunduk patuh kepada hukumnya. Hanya manusia yg cenderung mengabaikan hukumnya.

Tuhanku menyuruhku menegakkan hukumnya, membangun kerajaannya, mengatur hubungan antar manusia dgn manusia melalui aturannya.

Tuhanku menyuruhku untuk mengajak orang membangun peradaban yg maju, komunitas yg kaya makmur, dgn pembagian yg adil, dibawah satu hukum yg tunggal dan managemen solid.

Tuhanku tak menyuruhku memaksa mereka yg tak mau ber-hukum Dia, memaki atau mengadili.

Karena Tuhanku tidak suka orang2 dgn pengabdian palsu. Orang2 yg melakukan ritual tak bermakna, upacara sembah pengabdian palsu, gerak-gerik simbolis hampa.

Tuhanku menuntut pengabdian yg sesungguhnya, bukan gerak gerik hampa itu. Pengabdian untuk menegakkan hukumnya yg sekarang diabaikan orang, diabaikan manusia, mahluk ciptaannya.

Gelapnya hari ini. Gelap seperti malam. Bagaikan berjalan diatas batu hitam dalam malam kelam. Kini tanahku tertutup kabut berseragam putih.Kabut putih yg tak tolerir akan komunitas lain yg juga berhaq atas kehidupan.

Kabut putih yg tak memberi ruang, karena kabut putih itu banyak, ada dimana2, menyebar diatas tanahku.

Kabut putih yg mengklaim keturunan Nabi atau penerusnya, mengaku memperjuangkan agamanya.Kabut putih yg hanya kabut. Menyelimuti tanahku. Hanya menjadikannya gelap dan membutakan orang2. Mengajak orang menghayal tentang surga, berpikir mistis, ritual sembah tak bermakna dgn gerak hampa, dengan jampi2 yg dinyanyikan semerdu-merdunya tanpa mengerti artinya, bukan mengerti isi buku petunjuk dan pengabdian menegakkannya.

Mungkin beberapa temans menyangka tulisan ini mengarah kepada negara agama, seperti halnya Iran, Saudi, atau negara2 Timur Tengah.

Saya coba untuk meluruskan bahwa bukan demikian. Tidak ada orientasi saya untuk mengarah kepada agama. Seperti yg telah saya urai bahwa Tuhan tidak menciptakan agama. Wacana saya adalah kebalikan dari agama.

Bahwa untuk memperbaiki suatu bangsa, tidak cukup hanya percaya kepada hukuman setelah mati. Tidak cukup hanya dengan janji bidadari disurga. Tidak cukup hanya dengan duduk2 di rumah ibadah meratapi dosa mengharap pahala.

Bangsa manapun yg terjerembab butuh sistem untuk bisa bangkit memperbaikinya. Butuh hukum dengan kepemimpinan yg tegas dan solid. Bangsa yg terjerembab tidak butuh ahli2 agama, orang berpenampilan sholeh atau sufi anti dunia. Agama apapun, bukan sebuah hukum yg membangun. Agama hanya akan menjadi keyakinan individual, bukan universal.

Saya bukan hendak mencari musuh, tapi saya hanya mencoba (bukan memaksa), untuk membuka mata anda dengan wacana ini, supaya anda bisa melihat.

Bahwa dizaman Jerusalem-Musa, Allah tidak menciptakan agama Yahudi.

Dizaman Jerusalem-Yesus, Allah juga tidak menciptakan agama Nasrani.

Demikian juga dizaman Madinah Muhammad, Allah tidak membuat agama Islam.

Yahudi, berasal dari kata Yehuda, sebuah suku dari bangsa Israel yg berkolaborasi/berhianat dengan bangsa lain melawan Rahabeam, penguasa kerajaan Jerusalem yg dibangun Musa, Daud, dan Sulaiman.

Nasrani, berasal dari kata Nasoro atau Nazareth. Kota tempat Yesus dibesarkan. Pengikut Yesus kerap disebut Nasoro karena kebanyakan asalnya dari Nazareth.Islam, berasal dari kata aslama, yg artinya tunduk patuh kepada sistem hukum. Di zaman itu Allah menamainya demikian untuk orang2 yg menerima/tunduk/taat/taslim kepada KerajaanNya. Seorang muslim adalah seorang warga negara Kerajaan Allah. Saat itu tak ada syarat untuk masuk menjadi warga negaranya kecuali registrasi dgn berjanji bahwa, "Tiada Kuasa lain yg diakui oleh dirinya kecuali KuasaNya".

Sekarang negara/kerajaan Allah sudah tak ada lagi didunia manapun. Tidak di Iran tidak di Saudi. Saya sudah kesana, bobroknya gak kalah dengan orang Indo. Bedanya orang Arab yg memperkosa orang Indo yg diperkosa.

Gak ada lagi negara yg memberlakukan hukum Tuhan sbg dasar sistem terpadu (spt Jepang memberlakukan sistem managemen Kaisarnya yg integral). Kaisar sama kedudukan dan fungsinya dgn seorang Khalifah. Bedanya, Kaisar hanya utk bangsa Jepang. Orang diluar bangsa Jepang tdk bisa integral kecuali menjadi bangsa jajahan. Khalifah, untuk siapa saja. Syarat registrasinya mengakui tiada kuasa lain kec kekuasaan Allah yg implementasinya adalah kekuasan Khalifah. Itulah kerajaan Allah.

Kenapa sekarang ketiganya menjadi pohon bernama agama, wach... Tanya kenapa.....Orang memecah belah, mengkotak2an golongan atas dasar kepercayaannya. Ini adalah fenomena lumrah sejak Adam jadi khalifah. Hari tak selamanya siang, akan ada malam kembali. Kekuasaan wakil2 Tuhan ada batas manggungnya. Itulah tradisi alam.

Setiap kaum/umat yg berkuasa, ada batas umurnya. "Tiap2 umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak pula mendahulukannya".

Pohon yg bernama Kerajaan Allah atau sistem hukum yg ditegakkan para Nabi dan Rasul bukan itu. Bukan soal agama dan keyakinan.

Menjadi bukti bahwa ketika khalifah Sulaiman berkuasa, 'menjinakkan binatang2' (menguasai berbagai bangsa), ia tetap memberikan tempat kepada zoroaster untuk bisa sembahyang di kuil2 mereka.

Bahwasannya Yesus tidak ambil pusing ketika kemenangannya mensucikan bait Allah dari berhala2 di Jerusalem (Bukan berhala patung dari agama tertentu. Melainkan Allah2 lain, atau ada kuasa/sistem hukum lain yg harus dihancurkan, selain dari sistem hukumNya).

Yesus tidak pernah memusuhi para ahli Kitab Taurat ortodox yg tidak sefaham. Meskipun ajaran Taurat berumur ribuan tahun, namun Yesus mengkonfirmasinya dan memberikan pengertian secara baik2."Janganlah kamu menyangka aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya".(Matius 5:17)

"Orang asing yg tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir; Akulah Tuhan, Allahmu".(Imamat 19:34)

Bukti sejarah juga menunjukkan ketika penaklukan Jerusalem oleh Khalifah Umar, gereja dibagi menjadi dua bagian. Sebelah untuk sembahyangnya umat Nasrani, sebelah lagi untuk sholat.

Saya bukan bicara toleransi antar umat beragama. Cuma hendak meluruskan definisi kata "KAFIR" yg melenceng jauh dari ajaran Ibrahim, Musa, Yesus dan Muhammad.Karenanya kita harus berhati2 dgn kata KAFIR. Apa yg dimaksud Allah orang Kafir ??!?Kafir, asal katanya adalah Kafaro, yg artinya menolak. Kafaro adalah orang2 yg menolak atau memerangi tegaknya hukum dan peraturan Allah. Orang kafir menjadi penghalang ketika kedaulatan hukum Tuhan ingin ditegakkan. Dikala sistem hukum sudah tegak, kafir menjadi tumor didalam sistem hukum, karena ia menolak tunduk kpd sistem hukum tsb. Itulah yg dimaksud kafir. Bahasa kerennya sub-versib.

Jika yg dimaksud Kafir adalah pemeluk agama lain, Walah..walah..., persepsi ini yg bakalan menjadi biang kerok fitnah bid'ah dan terjadinya perang agama.

Hari ini, umat beragama saling membenci satu sama lain. Saling memfitnah, membuat cerita komik, membuat artikel saling menjelekkan antara nabi2 mereka, melakukan bom bunuh diri.Semua tanpa berfikir dan menganalisa, atau melakukan re-setting. Mungkin karena dirasa re-setting adalah posisi nol, dan nol adalah murtad.

Bahkan sekarang, perpecahan golongan agama itu sendiri sudah sedemikian parah. Orang beda dikit aja udah langsung dicap bid'ah, kafir, najis, dsb, mekipun masih seagama.

Padahal Tuhan tak pernah pilih kasih menyayangi salah satu umat agama dan membenci umat lainnya.

Didalam QS 5/106, orang yg berlainan agama juga berhak hidup, bahkan keberadaannya diakui dari segi hukum untuk urusan hukum waris ;"Hai orang2 yg beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah wasiat itu disaksikan oleh dua orang yg adil diantara kamu, atau dua orang yg berlainan agama dengan kamu, ".(5/106)

"Mudah2an Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang2 yg kamu musuhi diantara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ". (60/7)"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang2 yg tiada memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang2 yg berlaku adil". (60/8)

Masihkah pembunuh orang tak berdosa yg dianggap kafir atas nama agama menjadi pahlawan anda. Kalau ya, anda gak akan bisa hidup dalam sistem hukum DIN, karena sistem hukum itu memberikan hak hidup buat penyembah tiang listrik sekalipun, selama ia mau tunduk dan patuh terhadap sistem.


Salam
aca


Kiriman 2
1 balasan
Beng Bakarbessy (Indonesia) menulispada 28 Januari 2009 jam 1:19
"Bahwa dizaman Jerusalem-Musa, Allah tidak menciptakan agama Yahudi.Dizaman Jerusalem-Yesus, Allah juga tidak menciptakan agama Nasrani.Demikian juga dizaman Madinah Muhammad, Allah tidak membuat agama Islam."--> banyak yang tidak tahu hal ini, very nice post
Balas ke BengLaporkan


Kiriman 3
Diffic Beover M Sambalao (Indonesia) membalas kiriman Andapada 28 Januari 2009 jam 2:35
Amien, brother.. God bless all
Balas ke DifficLaporkan


Kiriman 4
Кавказкий Пленник membalas kiriman Andapada 28 Januari 2009 jam 9:44
Jadi misalnya saya hidup di zaman Orde Baru dan saya menolak sistem Orde Baru karena saya anggap sistem itu bobrok dan harus ditumbangkan, berarti saya kafir Orde Baru bukan?Berarti kafir itu relatif dong :)Agak sulit kita memakai argumen ini dengan para advokat Khilafah global. Di mata mereka, kita adalah penolak sistem Khilafah. Kita tetap kafir.BTW, ini hanya tanggapan retoris. Iseng. Nggak perlu ditanggapi lagi. Excellent post. Kita pajang di depan deh.
Balas ke КавказкийLaporkan


Kiriman 5
1 balasan
Immanuel Fajar Widiantoro menulispada 28 Januari 2009 jam 11:13
Nice post bung , tulisan anda membuka pemikiran banyak orang..... , minta ijin saya pasang di blog saya yak..., thx b4 peace 4 all , Keadilan Universal, Agama sejati ada di dalam diri....
Balas ke ImmanuelLaporkan


Kiriman 6
Anda membalas kiriman Bengpada 28 Januari 2009 jam 13:16
Begitulah.Sungai yg mengalir sudah keruh, meskipun asal dari sumbernya jernih. Tapi dijalan, banyak orang buang sampah dan kotoran oleh tangan2 yg tak bertanggung jawab. So di muara,,, hitam legam, pekat dan bau busuk.Salamaca
Balas Kiriman Anda IniHapus Kiriman


Kiriman 7
Anda membalas kiriman Immanuelpada 28 Januari 2009 jam 13:19
monggo ,,, silahkan bung Immanuel,salam kenal.aca
Balas Kiriman Anda IniHapus Kiriman


Kiriman 8
Stephanus Gandawinata (Indonesia) menulispada 29 Januari 2009 jam 10:16
Hah.....sejuk bgt kalo ketemu org yg bisa menghargai sesama manusia, benar2 tahu esensi dari kehidupan itu. Seandainya di Indonesia banyak orang2 yang seperti anda.Mgk masalah di sini bisa cukup teratasi. Salam damai untuk anda (Andry Cahya)
Balas ke StephanusLaporkan


Kiriman 9
Anda menulispada 29 Januari 2009 jam 13:55
Bukan cuma menghargai. Harusnya kita bisa mencintai orang lain seperti kita mencintai diri sendiri. Karena tugas ras berdiri seperti kita cuma dua. Yakni, cintailah Tuhanmu dengan sepenuh hati, dan cintailah orang lain seperti kamu mencintai dirimu sendiri.Sebuah kalimat yg simpel namun tak mudah implementasinya. Bagi yg faham saja berat implementasinya, bagaiman si kabut putih yg kalimatnya bukan itu melainkan hajar dan hajar melulu.Salam damai dan sejahter (aca)
Balas Kiriman Anda IniHapus Kiriman


Kiriman 10
Stephanus Gandawinata (Indonesia) menulispada 29 Januari 2009 jam 14:24
Wah... kalo di agama gw emang itu yg diajarin :) yah emang harus mencintai Tuhan Allahmu dengan segenap hati,akal budi, segenap jiwa. dan mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri... Intinya siapa sesama manusia?? Yah semua yg termasuk didalamnya Homo Sapien :) (Kalo dalam bahasa biologi)
Balas ke StephanusLaporkan


Kiriman 11
1 balasan
Anda menulispada 29 Januari 2009 jam 16:27
Bung Stephanus, ajaran yg dibawa Ibrahim, Musa, Isa, maupun Muhammad adalah sama, ya itu2 juga. Intinya,,,, ya itu2 juga. Kenapa sekarang jadi pada ribet, saya gak ngerti. Baik dalam Taurat Injil maupun Al-Qur'an, intinya ya itu, mencintai sesama seperti mencintai diri kita sendiri. Kenapa sekarang semuanya jadi pada ribet,,,... itulah yg mesti kita luruskan. Satu sama lain saling menjelekkan. Satu dan lainnya saling ngecap kafir. Padahal, yg dimaksud kafir oleh Taurat Injil dan Al-Qur'an bukan orang yg berkeyakinan berbeda.Salamaca
Balas Kiriman Anda IniHapus Kiriman

Kiriman 12
Yanuar Rhizky menulispada 29 Januari 2009 jam 20:10
smua pertanyaan tentang siapa yg paling benar akan terjawab di kehidupan setelah mati kita (bagi yg percaya adanya kehidupan tersebut)..lebih baik kita siapkan diri kita untuk hal tersebut daripada sibuk mengurusi orang laen..
Balas ke YanuarLaporkan

Kiriman 13
Anda menulispada 29 Januari 2009 jam 21:34
Terjawabnya setelah mati ...??! he3... manga duluan dech cari jawabannya.wuadduh... kalo gak mau sibuk ngurusin orang laen ...,kenapa juga ngasih komentar tulisan orang laen...
Balas Kiriman Anda IniHapus Kiriman

Kiriman 14
Yanuar Rhizky menulispada 29 Januari 2009 jam 21:44
1.iya..hal tersebut uda saya sarankan koq mas..di postingan dl2 dan entah kenapa beberapa diantaranya dihapus oleh admin.. :)2.karena ngasi komen tidak membuat sibuk dan sekedar menghabiskan wakktu menunggu mengantuk setelah mengurus piaraan saya barusan..sederhana saja mas :)
Balas ke YanuarLaporkan


Kiriman 15
1 balasan
Sharif Aon Abdullah (Universitas Indonesia) membalas kiriman Andapada 03 Februari 2009 jam 3:21
Tapi sepertinya, Tuhan kami berbeda. Cuma namanya yg sama.

Tuhanku tak menyuruhku berteriak memaki dan menghancurkan gedung/properti milik orang.

Tuhanku tak menyuruhku menganiaya orang2 yg berbeda keyakinan.Tuhanku tak menyuruhku miskin dgn menghindar kemajuan-menikmati kemelaratan.Tuhanku tak dengki dengan orang2 kaya dan bangsa yg unggul dalam peradaban.Tuhanku tak seperti Tuhan mereka, mengajarkan pembunuhan orang tak berdosa.

**hey, jgn menyamaratakan semua umat muslim seperti ini..gw jg muslim, tp kelakuan gw gak seperti ini! jgn hanya melihat dr satu sudut pandang yg sempit, coba dilihat secara objektif..

1. islam tdk mengajarkan umatnya untuk hidup miskin, melainkan untuk hidup sederhana dan berbagi dgn sesama!

2. islam tdk menyuruh kaumnya untuk menganiaya kaum lain..sudah jelas allah berfirman dlm al-qur'anul kariim.."untukmu agamamu, dan untukku agamaku..ini sangat jelas, bung!

3. sifat dengki amat dibenci oleh allah, sang Pencipta yang saya yakini dlm islam

4. Allah sangat membenci manusia yang saling membunuh atau melukai satu dengan lainnya!!!So, kalau anda ingin berbicara melecehkan islam, lebih baik anda pelajari dahulu islam secara benar, jgn mempelajari islam dari org2 yg mengaku islam, tetapi hanya islam KTP..!!
Balas ke SharifLaporkan



Kiriman 16
1 balasan
Adhie 'Dagoe' Jatnika (Indonesia) menulispada 03 Februari 2009 jam 20:16
"Menjadi bukti bahwa ketika khalifah Sulaiman berkuasa, 'menjinakkan binatang2' (menguasai berbagai bangsa), ia tetap memberikan tempat kepada zoroaster untuk bisa sembahyang di kuil2 mereka.Bahwasannya Yesus tidak ambil pusing ketika kemenangannya mensucikan bait Allah dari berhala2 di Jerusalem (Bukan berhala patung dari agama tertentu. Melainkan Allah2 lain, atau ada kuasa/sistem hukum lain yg harus dihancurkan, selain dari sistem hukumNya).Yesus tidak pernah memusuhi para ahli Kitab Taurat ortodox yg tidak sefaham. Meskipun ajaran Taurat berumur ribuan tahun, namun Yesus mengkonfirmasinya dan memberikan pengertian secara baik2."Janganlah kamu menyangka aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya".(Matius 5:17)"Orang asing yg tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir; Akulah Tuhan, Allahmu".(Imamat 19:34)Bukti sejarah juga menunjukkan ketika penaklukan Jerusalem oleh Khalifah Umar, gereja dibagi menjadi dua bagian. Sebelah untuk sembahyangnya umat Nasrani, sebelah lagi untuk sholat.


"Bung Andry .... Saya paling suka bagian yang ini .... nice post ......
Balas ke AdhieLaporkan

Kiriman 17
Anda membalas kiriman Sharifpada 03 Februari 2009 jam 22:56

siapa yg menyamaratakan ?!

siapa yg bilang semua orang islam memaki, menghancurkan property orang, menganiaya, nyuruh miskin, dengki dan membunuh orang tak berdosa?!

Yg saya bicarakan bukan islam atawa orang islam atuch bung....Yg saya omongin ya kabut2 putih yg suka demo2, rame lewat di jalan ngejago kayak bonek persebaya itu.

Kurang jelas,,,?!? itu tuuuch ... yg pada ngaku keturunan Nabi.

Kurang jelas,,,?!? itu tuuuch... yg bilang Islam adalah Arab.

Orangnya ya mereka2 itu, yg bilang makan duren lampung makruh - makan korma Arab berpahala.

Uwuh... jangan sensi dwoonk...
Balas Kiriman Anda IniHapus Kiriman

Kiriman 18
1 balasan
Anda membalas kiriman Adhiepada 03 Februari 2009 jam 23:21

Bung Adhie, selama ini kita terbelenggu pada kotak yg bernama agama.
Itulah yg menyebabkan warna dunia seperti sekarang ini.

Bagi saya, agama hari ini seperti halnya sungai.
Ia bersih, suci, dan murni dari hulunya.
Namun kemudian banyak orang2 yg tidak bertanggung jawab membuang kotoran dan sampah2, hingga air itu lama kelamaan menjadi kotor dan keruh. Tiba pada bagian hilir, air sungai itu telah menjadi hitam legam, gelap pekat dan berbau tak sedap.Penduduk yg tinggal dibagian hilir sungai Ciliwung, sama sekali tak merasakan bau tak sedap itu. Bahkan anda boisa melihat mereka mandi dan mencuci.

Bung Adhie, jika kita sendiri tinggal dibagian hilir sungai, kita tak akan mencium bau tak sedap, karena hidung dan mata kita sudah terbiasa dengan kondisi itu semua.

Penduduk hilir sungai Ciliwung selalu menceritakan pekatnya sungai Cisadane yg berumur lebih tua. Atau sungai Ciujung yg merupakan sungai tertua yg mereka anggap sungai kadaluarsa, sungai yg hanya limbah kotoran. Menurut penduduk hilir sungai Ciliwung, penduduk hilir sungai2 yg lain adalah orang yg meminum air kotor. Bung Adhie,Padahal, semua air sungai itu asalnya dari satu tempat yg sama, tempat yg tinggi, dari langit. Semua sungai berasal dari sumber mata air di hulu, yg asal muasalnya adalah dari air hujan yg dari langit.

Karena air hujan dari langit adalah untuk manusia, bukan untuk sungai.Karena Tuhan tidak pernah menciptakan agama, manusialah yg menciptakannya.


Salamaca
Balas Kiriman Anda IniHapus Kiriman

Kiriman 19
Adhie 'Dagoe' Jatnika (Indonesia) membalas kiriman Andapada 04 Februari 2009 jam 9:52


Wuah ... Thanks ... lagi - lagi nice post ....

What about this one ??"Bahwa dizaman Jerusalem-Musa, Allah tidak menciptakan agama Yahudi.Dizaman Jerusalem-Yesus, Allah juga tidak menciptakan agama Nasrani.Demikian juga dizaman Madinah Muhammad, Allah tidak membuat agama Islam.

Yahudi, berasal dari kata Yehuda, sebuah suku dari bangsa Israel yg berkolaborasi/berhianat dengan bangsa lain melawan Rahabeam, penguasa kerajaan Jerusalem yg dibangun Musa, Daud, dan Sulaiman.

Nasrani, berasal dari kata Nasoro atau Nazareth. Kota tempat Yesus dibesarkan. Pengikut Yesus kerap disebut Nasoro karena kebanyakan asalnya dari Nazareth.Islam, berasal dari kata aslama, yg artinya tunduk patuh kepada sistem hukum. Di zaman itu Allah menamainya demikian untuk orang2 yg menerima/tunduk/taat/taslim kepada KerajaanNya. Seorang muslim adalah seorang warga negara Kerajaan Allah. Saat itu tak ada syarat untuk masuk menjadi warga negaranya kecuali registrasi dgn berjanji bahwa, "Tiada Kuasa lain yg diakui oleh dirinya kecuali KuasaNya".

"bagus juga neh .... anda suka baca sejarah ya bung ??? hebat ...!!!Kristen juga kalo ga salah berasal dari kata "CHRISTIAN" yah ,,, ato orang yang disalib ???

Maaf kalo saya salah ... Saya suka forum yang ini ... bahasannya mantap ... dan sekali lagi menurut saya sama sekali tidak menyinggung agama manapun ....


Love For All Hatred For None
Balas ke AdhieLaporkan

Kiriman 20
Radiktya Wagner (Indonesia) menulispada 05 Februari 2009 jam 12:08
wiw,,,sangat hebat post nyaga ada sdikitpun exploitasi terhadap AGAMAhanya kehebatan TUHAN dan "kehebatan" manusiagreat!
Balas ke WagnerLaporkan

Kiriman 21
Aca menulispada 05 Februari 2009 jam 13:30

Alhamdulillah, Puji Tuhan, dari mana lagi kita bisa melihat sejarah selain dari Kitab2 yg dirujuk banyak orang. Cuma saja sejarah kebanyakan sudah menjadi lukisan Penguasa. Sejarah selalu dibuat oleh mereka2 yg berkepentingan.

Hal2 yg berkaitan dengan sisi merugikan klan/golongan/dinasty mereka - akan senantiasa di tutupi dan dibuat versi berbeda, guna menguntungkan pihak/golongan/klan/kaum/bangsa/dinasty yg sedang berkuasa.

Satu contoh saja, sejarah G 30 S/PKI, sampai hari ini gelap, siapa korban siapa dalangnya. Itu baru 44 tahun yg lalu. Belum lagi sejarah umat Muhammad, umat Yesus, dan umat Ibrahim dan Musa. Literaturnya sudah gak ada yg bener. Berbeda disana dan disini.

Kepada apa lagi kita melihat sejarah2 mereka, sejarah2 Para Pejuang Kebebasan (saya bukan gak mau nyebut Nabi), beserta sejarah umatnya kalau bukan dari Old Testament (Perjanjian Lama), New Testament (Perjanjian Baru), dan Al-Qur'an. Sosok mereka hari ini sudah berubah dari sosok Pejuang kebebasan menjadi sosok agamis sakti mandraguna berjubah gamis panjang berjenggot tebal yg alim dan sabar gak ada ujungnya. Padahal, aslinya mereka adalah pejuang kebebasan terhadap belenggu Penguasa zalim.

Jesus, berubah sosoknya dari Pejuang Pembebas Yerusalem menjadi sosok religius.CHRIST asal katanya bukan dari salib. Ia barasal dari bahasa Yunani tua Kristos. Artinya yg diurapi (kepala dibasuh dengan minyak zaitun). Ini sebuah ritual bangsa Israel terhadap Raja2nya. Menandakan bahwa Jesus adalah seorang yg akan menjadi Raja Yerusalem, membebaskan Yerusalem (bangsa Israel) dari cengkraman Rhoma. Dalam bahasa Ibrani Perjanjian Lama disebut MESSIAS atau Mesiach, artinya Pembebas. Kisah Jesus sebagai Pembebas Yerussalem dan pembebas manusia dari kebodohan (dosa) ditolak oleh BANGSA ISRAEL YG SEKARANG. Kasus sama juga terjadi pada Muhammad yg ditolak sebagai utusan pembebas manusia dari kebodohan (jahiliah) oleh kaum Nasrani yg sekarang.

Baiklah, kita tidak akan mempersoalkan tolak menolak itu. Yg jelas, semua kaum punya nama2 yg sama sebagai tokoh rujukan. Ada yg nyebut Jesus, ada yg menyebut Isa. Ada yg bilang Abraham ada yg bilang Ibrahim. Jangan kita memasalahkan perbedaan antara pisang dengan cau. Yg jelas, baik Perjanjian lama, Perjanjian Baru, maupun Al-Qur'an, mengisahkan tokoh2 yg sama. Artinya mereka semua punya visi dan misi yg sama.Amatlah mustahil jika mereka mempunyai visi dan misi yg berbeda.

Muhammad mengkorfirmasi Jesus seperti halnya Jesus mengkonfirmasi Ibrahim dan Musa. Jesus pernah berkata bahwa Ia datang bukan untuk meniadakan Hukum Taurat, melainkan kedatangannya adalah untuk menggenapinya".(P.Baru: Matius 5:17)

Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, (QS : Ali Imran :3)

Apakah sosok Bani Israel Musa sama dgn sosok Negara Israel hari ini ?!

Apakah sosok Jesus dan murid2nya yg berjuang membebaskan Yerusalem dari cengkraman Penguasa zalim sama dengan sosok para Pastur dan Pendeta yg hidup dalam doktrin gereja?!Apakah sosok Muhammad dan pengikutnya sama dengan sosok ustad, kyiai atau kabut putih ?!Saya kira semuanya tidak. Jika kita tak menemukan benang merah persamaan visi dari semua tokoh itu, niscaya kita hanya meminum air sungai hilir yg kotor, bukan air bersih seperti di hulu sungai, minuman orang2 terdahulu.

Saya bukan menyatakan toleransi antar umat. Saya mencari persamaan persepsi. Namun memulai sesuatu dari perbedaan, tak kan ada pertemuannya. Kenapa tidak kita mulai dari persamaannya ?


salam

aca


Kiriman 22
Yanuar Rhizky menulispada 08 Februari 2009 jam 12:58
oww.. :otrus?
Balas ke YanuarLaporkan


Kiriman 23
Teguh Santoso menulispada 16 Februari 2009 jam 12:08
buetul om andry.. belajar yang rajin ya om.. sukses :)salam



Kiriman 24
Yanuar Rhizky menulispada 18 Februari 2009 jam 20:28
belajar kelompok?


Kiriman 25
Yonathan Widodo (Indonesia) menulis11 jam yang lalu
berani dan CERDAS..


Kiriman 26
Imam Satria (Indonesia) menulis11 jam yang lalu
cuma mau mengkomen pendapat bro yg di jaman muhammad, allah tidak menciptakan agama islam.. menurut ku salah.. karena jelas2 setau gw d alquran tu ada ajakan masuk islam.. islamaaddina itu adalah kata2 agama islam dalam bahasa arab yg terdapat d alquran..so benarkan gw klo gw salah...pembubaran FPI setuju banget gw, coz fungsi awalnya dah rusak.. bukan membela islam lagi tapi udah mencemari islam malah...


Kiriman 27
Imam Satria (Indonesia) membalas kiriman Anda11 jam yang lalu

ada beberapa perbedaan bung walau ga mendasar sekali.. di zaman nabi ato sapa ya, pokoknya termasuk abul ambiya itu ada syariat untuk membunuh untuk pengampunan dosa...

jadi sesama teman sendiri klo mau tobat dia mesti d bunuh setau gw..di sini walau membunuh untuk mengampuni dosa tapi itu bukan syariat nabi kita nabi muhammad, so intinya sih pernah ada ajaran untuk melukai sesama..

tapi kita ga boleh pake tetep soalnya yg kita pake cuma yg syariat nabi muhammad yg menyayangi sesama aja...no offense cuma memastikan aja^^


Kiriman 28
Anda menulis30 menit yang lalu

Dear bung Imam, baiklah, ngomongin sebuah gerakan yg berdasarkan agama tak dapat dihindari, akhirnya kita membicarakan agama itu sendiri.

Inna Dina IndAllahi Islam (QS 3:19) diartikan "Sesungguhnya agama disisi Allah hanyalah Islam". Jika DIN diartikan agama, sungguh jadi aneh, mengapa Tuhan Pencipta manusia cuma aprove kpd Muhammad dan sesudahnya?! Kenapa manusia yg diciptakannya sebelum Muhammad tak di aprove?! ISLAM bukan agama. Agama adalah sebuah kata yg berasal dari bahasa sansekerta. Islam dalam ayat tersebut adalah DIN. Arti DIN dan agama sama sekali berbeda.

Saya sering berulangkali menyatakan Tuhan tidak menciptakan agama. Orang Hindu kuno yg menciptakan kata itu. A= tidak, Gama = kacau. Agama= tidak kacau. Ini sungguh kata yg luar biasa menyesatkan.

Kalau kita mau tarik ke dalam bahasa Inggris juga gak pas. RELIGIOUS atau RELIGI, artinya ke rohani atau keyakinan individu semata. Jika bicara Rohani, urusannya hanya sebatas kepercayaan. Bagi yg percaya silahkan beriman, bagi yg tidak silahkan kafir-kan. Religius tidak menyentuh hubungan antara manusia. Religius hanya pada lingkup pribadi, keluarga, atau rumah ibadah. Nach,, kalau berprinsip begini, ada satu pertanyaan yg ingin saya ajukan.

Bagaimana dengan urusan Muhammad dahulu yg tugasnya membebaskan masyarakat Quraisy dari kebodohan dan dari penjajahan Persia dan Romawi ?

Atau pertanyaan, bagaimana dengan urusan Jesus dahulu yg tugasnya adalah sebagai Mesiah, pembebas bangsa Israel dari kebodohan pemahaman Farisi-Saduki dan membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Rhoma?

Atau juga pertanyaan, bagaimana Musa punya urusan, yg dahulunya membebaskan bani Israel dari siklus perbudakan yg bukan hanya kebodohan tapi juga penindasan hingga ia membawa keluar keturunan Israel keluar dari tanah Mesir, membebaskannya dari exploitasi Fir'aun, dan membangun sebuah tatanan masyarakat Ilahiah berdasarkan hukum Tuhan di tanah yg dijanjikan?

Bukankah mereka semua membawa visi dan misi tertentu?

Visi dan misi yg sama?

Visi real urusan tatanan sosial, bukan urusan individual?

Bung Imam, kita kembali kepada pokok persoalan.

Ayah Muhammad sendiri bernama Abdullah, yg artinya Abdi Allah. Ini menandakan kakeknya Muhammad sudah memiliki konsep Allah sebagai Tuhan. Konsep tawaf dan Haji. Atau konsep sholat sekalipun. Wuong Ka'bahnya juga udah ada dari jaman dulu koq.


Saya tidak mengerti, kenapa banyak orang beranggapan cuma Muhammad yg menerima perintah sholat waktu dia dulu naik ke langit. Katanya ada peristiwa seperti itu (Isra' Mi'raj) hingga terkenal sebuah peristiwa tawar menawar antara Allah dengan Muhammad yg katanya perintah sholat ditawar dari 50 kali menjadi 5 kali melalui tawar menawar bolak-balik. Ini juga atas saran Nabi2 yg konon pada bersemayam di langit.

Bung Imam, ini khan cerita ngeledek, bukan cerita AL-Qur'an,, koq ya orang Islam pada percaya,, aneh...Jadi, urusan menyembah Allah sebagai Tuhan Pencipta bukan diajarkan pertamakali oleh Muhammad dahulu di Arab sana. Visi Muhammad bukan itu.

Masalah perintah perang, bukan untuk membunuh atau melukai sesama. Jika tidak ada perang, tak akan ada yg namanya damai. Jika anda tidak perang, maka anda bukan umat yg disayangNya. Semua terserah kita. Perang adalah sebuah tugas guna mendapat karunia damai. Hanya saja, ada orang yg memerangi Malaikat, bukannya memerangi Syetan.

Maka berhati2lah dalam mengidentifikasi Malaikat atau Syetan.
Bukan perangnya yg di hindari, tapi identifikasinya yg kudu ati2.

Salam
aca

Jumat, 20 Februari 2009

Agama dan Materialisme Credit (928)

Dear Bloggers,


Kenapa seorang rahib bisa hidup menyendiri di biara2 terpencil di ujung pegunungan Tibet yg jauh dari peradaban, hanya dengan slembar kain dililitkan ke badan, dan menjauhi dunia ini? Pertanyaan ini posisinya sama dengan kenapa seorang biarawati yg rela tidak disentuh lawan jenis, hidup dalam biara, pakaian dan makan seadanya? Jangan lupa, kedua pertanyaan tersebut juga sama kedudukannya dengan mengapa seorang sufi bisa hidup didalam hutan, di gua2, pakaian compang-camping, makan seketemunya?


Bloggers,


Kita harus akui sikap jempolan mereka untuk tidak menyentuh sesuatu yg sifatnya kenikmatan atau kesenangan raga. Mereka begitu gigihnya untuk tahan, bahkan tidak menyentuh sama sekali. Tak ada sedikitpun mereka manjakan badan. Tak secuilpun kesenangan raga mendapat perhatian. Bahkan para martir, menganggap raga itulah pangkal dari seala malapetaka. Beberapa rahib menggunakan ‘cecil’, ikat pinggang dari duri yg dililitkan ke paha guna sipemakai merasakan sakit dan perihnya Jesus dulu disiksa.


Cecil, ikat pinggang dari duri yg selalu dikenakan martir dan biarawan Ordo Opusdei Gereja ortodoks dipaha membuat luka yg tidak kecil. Ketika luka mengering dan mulai sembuh, biasanya cecil diketatkan lagi. Pengencangan atau pengetatan cecil membuat luka baru diatas luka lama, memberikan pedih yg tak terkira. Beginikah ritual yg diinginkan Tuhan buat manusia?!


Konsep ini sering kita jumpai dalam berbagai praktik ritual keagamaan dan kepercayaan dari mulai Dalai Lama, Budaya Hindu Budha di Bali pada masa silam atau praktik zuhud pada kaum sufi untuk menjauhi dunia agar tidak bersentuhan dengan dosa. Konsepnya sebenarnya sederhana, yakni menjaga diri dari jebakan hawa nafsu duniawi, permintaan raga, kebutuhan fisik badan agar senantiasa bersih. Semua akarnya sama yakni pencucian dosa. Jenis dosanya macam2, ada yg dosa made in sorangan, ada yg dosa warisan.


Dikarenakan kegigihan mereka menjauhi perbuatan dosa, dan lingkungan mereka yg radiusnya jauh dari pusat peradaban, maka apa yg mereka lakukan menjadi pesona tersendiri bagi kalangan awam. Kebanyakan kalangan awam memandang mulia apa yg mereka kerjakan. Namun apakah benar demikian?


Apakah Tuhan menginginkan mahluknya menderita?
Apakah Tuhan menginginkan kita lapar?
Benarkah Tuhan menyuruh kita menjauhi peradaban?
Benarkah dunia ini adalah jebakan? Peradaban sebagai bara apai neraka?
Bagaimana mungkin tubuh yg diciptaNya harus merasakan siksa?
Apakah kita berhak menyiksa diri kita?


Bukankah penis (maaf) dibuat seperti shaft (batang) agar bisa melakukan intercourse terhadap lubang.
Jika memang hidup tidak kawin lebih mulia, mengapa pendeta ber-batang?
Bukankah itu menyalahi fungsi dan keberadaan?
Bukankah semua mahluk hidup layak kawin, dari kucing sampai manusia kecuali pendeta?
Mengapa menyalahi keberadaan hukum alam?


Seorang pertapa bisa absen makan absen minum selama 3 hari 3 malam. Ia seperti tak merasakan lapar. Konon ia bahagia, sebab memang kebahagiaan itu banyak macam dan ragamnya. Judulnya sama saja dengan pemakai cecil, ‘sengsara membawa nikmat’.
Banyak cerita yg terwujud ketika bandan kekurangan nutrisi, darah terpompa malas ke otak. Sang pertapa pun konon melihat mahluk2 bersayap itu, mahluk bercaling, atau penampakan2 dari khayalannya.


Saya dan teman pernah surfing di daerah Ujung genteng, ombak besar di Jawa Barat yg hanya bisa dicapai lewat jalan air (perahu). Daerah pinggirnya tebing curam, tempat ombak besar menghantam. Tiba2 saja kawan saya tali legropenya putus (pengikat antara kaki dengan papan luncur), ombak membawa papannya ke tebing itu. Ia terpaksa harus berenang selama dua jam untuk menghindari hantaman ombak di tebing karena arus kuat yg mengarah kesana dan mendarat kearah pantai pasir. Ia pun mendarat di pantai itu, pantai perawan yg tak terjangkau, tak pernah diinjak orang, hutan yg benar2 liar. Bloggers, anda tahu ia bertemu siapa? Seorang kakek tua Sufi yg berpakaian lusuh compang camping dengan sorban dan raut muka yg tak menjumpai air tawar dan makan yg cukup selama ber-bulan2. Ia meminta tebusan dari papan surfing yg ditemukannya itu.


Apakah Tuhan menginginkan hambanya menjauhi dunia peradaban dan menyepi ke hutan perawan?
Apakah makanan dan air yg cukup menjauhkan manusia dari Tuhannya?
Apakah kekurangan makanan dan pasokan duniawi menjamin kedekatan manusia dengan Penciptanya?


Lantas apa yg mereka cari?
Apakah mereka memang orang suci yg memang benar2 tidak membutuhkan makan dan sex serta fasilitas?


Saya kira tidak.
Tak ada manusia yg tidak membutuhkan semua itu.
Tak ada orang yg gak butuh makan.
Bohong kalau ada yg bilang hawa nafsu saya sudah mati.


Tidak Bloggers, hawa nafsu adalah komponen yg tak terpisahkan dari badan.
Ia akan selalu dan selalu ada. Kita hanya bisa menyetirnya, mengendalikannya, bukan membunuhnya.
Hawa nafsu tak kan pernah bisa dibunuh, meskipun para rahib biarawan dan sufi menyatakan sudah membunuhnya.


Kenapa demikian?
Karena konsep dari para agamawan tidak meminta bayaran cash.
Mereka juga punya hawa nafsu duniawi, tetapi mereka memintanya secara credit.
Mereka punya khayalan rewards tersendiri yg dipercaya akan dibayar nanti setelah matinya.
Mereka yakin bukan sekarang pelampiasan sex, karena yg menang adalah yg dapat menundanya.
Menurutnya, Jika kita bisa menunda sex, maka nantinya akan dibayar dengan sex yg orgamsenya 40 tahun (wadaw !).
Jika kita tak mengikuti hasrat duniawi sekarang, maka nanti kita akan dibayar dengan istana2 mentereng.
Dan jika kita tidak tergiur dengan segala isi dunia, konon kita punya sebuah istana dengan 7 kamar dengan tiap2 kamarnya 7 bidadari (dan tiap2 bidadarinya ada 7 lobang –red).


Inilah konsep asli, konsep dasar dari segala macam agama, yg asal muasalnya bukan dari mana2 selain duga2 dan karangan orang. Khayalan dan perkiraan manusia akan alam sesuadah mati. Semua agama ya begini, menyakiti diri guna meringankan dosa (pribadi maupun limpahan) dengan menahan kebutuhan dan keinginan sekarang, karena konon orang sholeh mintanya bukan sekarang, tetapi nanti, nanti dan anti.


Hidup mereka bukan buat sekarang, melainkan buat nanti.
Mereka hidup bukan untuk kehidupan, melainkan untuk kematian.
Mereka sebut sebagai logika agama, logika paradoks, logika kebalikan.
Kemuliaan dunia adalah kehinaan akhirat.
Kehinaan dunia adalah kemuliaan akhirat.
Kejayaan hidup adalah kematian.
Dan justru ketiadaan adalah hakikat dasar kehidupan.


Pokoknya, kalau anda belajar logika agama, akal sehat yg anda miliki, mesti anda letakkan di dengkul.
Logika agama, efeknya tidak jauh dengan pil koplo. Tak ada yg ilmiah kecuali mistik dan khayalan.
Padahal, nafsu dikepalanya sama dengan siapa saja.
Judulnya ya materialis2 juga.
Bedanya mereka tidak minta dibayar tunai, melainkan di kredit, nanti saja di’sono’.



Salam
aca

Jumat, 13 Februari 2009

Rolex dan Komponen Palsu (927) [ADVANCE]

Nach ini dia arloji terakhir, arloji antique.


Saking antiknya pemakainya kebanyakan Lansia. Mereka umumnya berduit, menguasai banyak sekali uang. Mungkin uang didunia ini kebanyakan milik mereka.


Lansia gak perlu sombong lagi, malahan memandang sebelah mata kalangan abege dan dewasa. Mungkin karena umurnya yg sudah ribuan tahun dan pengalamannya banyak. Mereka suka ngetawa2in ngeliat kelakuan abege dan orang dewasa yg pada belum mapan, meskipun konflik kerap terjadi juga dengan mereka.


Lansia sangat taktis dan strategis. Otaknya terkenal brilliant. Populasinya sedikit, tapi dominasi mereka paling kuat. Menyebar diberbagai belahan dunia. Namanya juga Rolex. Abege sering dibikin pontang-panting. Kaum dewasa banyak dikerjain. Emang yg satu ini kebangetan licik dan strategis. Semua mengatas namakan dan mengutamakan keturunan murni sang 'Designer Legendaris'.


Padahal, aslinya gak begitu. Coba aja buka tuch arloji, isinya lumayan tebal. Tapi, komponennya gak semuanya asli. Rolex ini ternyata gak semuanya asli. Banyak komponen yg udah di copot dan diganti. Dari kilaunya kita bisa tahu itu komponen asli atau palsu. Maklum, arloji ini tua banget, rawan sekali penyimpangan. Makin tua arloji, ya makin sering diutak atik orang. Makin rawan penyimpangan.


Orang yg bertanggung jawab atas ketidak aslian arloji ini bernama Yosefus. Tindakannya ditekan oleh orang2 rakus pembuat arloji2 palsu yg hanya mencari keuntungan. Ketika Yosefus dan kawan2nya tertangkap oleh orang2 itu, ia dipaksa untuk membuat sejarah palsu tentang designer. Akhirnya beberapa komponen arloji Rolex berhasil dipalsukan.


Dulu konfliknya dengan kalangan dewasa. Sekarang konfliknya dengan abege. Mereka bikin rumah dengan cara menggusur begitu saja abege disuatu lokasi. Dibantu teman2 adidayanya pemakai Rado, Rolex berkolaborasi menggusur tempat abege, yg mereka klaim sebagai tempat asal nenek moyang mereka dulu.


Kasihan juga abege, terdesak terus sana-sini. Apalagi sekarang, difitnah terus. Tapi dasar abege blum dewasa, difitnah malah bangga dan membenarkan fitnahan. Padahal besar kemungkinan
adalah skenario konspirasi Rado-Rolex.


Kalau dulu, konflik Rado Rolex dibeberapa zaman demikian hebatnya. Karena Designer Rado mengklaim satu kubu dengan Designer Rolex.


Itulah sebabnya ada Rado, karena Rolex sudah gak asli. Designer Rado pernah berucap, 'aku datang bukan untuk meniadakan Rolex, tetapi aku mendesign Rado adalah untuk memperbaiki design palsu Rolex'.


Selamat makan siang.


Salam
aca
Sent from my BlackBerry®powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Rado dan Arloji Rusak (926) [ADVANCE]

Dear polmaners,

Arloji ini bukan palsu. Umurnya cukup lama. Pemakainya kalangan dewasa. Pemakai arloji merk ini sama seperti yg lain, gak mau pakai merk lain. Masalah individu.


Kisahnya, semua arloji dibuat untuk PETUNJUK waktu. Dari designer aslinya udah begitu. Tapi kenapa juga pada gak tepat waktu.


Pemakainya meyakini arloji ini sebagai merk bagus. Tapi lucunya, mereka percaya bahwa arloji ini dalam sejarah belum pernah menguasai pasar. Di design sepertinya bukan oleh designernya langsung, melainkan oleh murid2nya.


Arloji ini unik sekali. Ini arloji yg paling tipis yg pernah orang tahu. Kenapa koq tipis sekali, menjadi tanda tanya juga. Walau begitu ada yg lebih menjadi pertanyaan ketimbang masalah tipisnya, yakni masalah kejayaannya.


Pemakai Rado percaya bahwa Rado ataupun designernya belum pernah mencapai masa keemasan. Kejayaannya bukan berupa berlakunya Rado sebagai petunjuk dan penentu waktu, melainkan menjadi ultimatum. Sebuah ultimatum bagi siapa yg percaya designer Rado adalah penebus kesalahan waktu-maka ia akan dapat berkat. Arlojinya sendiri hanya dipakai buat isi laci biar gak kosong.


Kita tinggalkan masalah ultimatum. Masalah yg utama, kenapa ada cerita Designer Rado adalah designer gagal. Apakah arloji Rado gagal menguasai pasar ?


Saya kira tidak.Saya yakin Rado dan designernya pernah menguasai pasar. Jam tangan Rado pernah menjadi penentu waktu. Bahwa ada suatu masa dimana Rado adalah 'bacaan waktu resmi' yg dipakai - telah sirna. Bahwa Rado adalah pengatur dan penentu waktu - telah dihilangkan. Data dan faktanya telah dihapus. Yg tinggal hanya cerita designer gagal yg mati mengenaskan.


Oknum pemalsu arloji ini mengarahkan bahwa kegagalan Designer adalah Berkat. Berkat yg sekaligus skenario. Kenapa berkat ??Karena untuk menebus kesalahan.


Padahal, tidaklah mungkin seorang Designer besar bisa gagal dalam mewujudkan visi dan misi designnya. Mustahil arloji Rado belum pernah menjadi 'pengatur dan penentu' waktu.


Perusak arloji merk ini namanya Constantin. Dialah yg bertanggung jawab atas penunjukkan waktu yg amburadul dari arloji merk ini.


Salam

aca
Sent from my BlackBerry®powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Swatch dan Arloji Palsu (925) [ADVANCE]

Dear Polmaners,


Dan gak ada satupun pemakai jam tangan yg mengatakan merknya jelek. Arloji bukan masalah harga, bukan juga masalah gengsi. Arloji adalah masalah selera dan jiwa. Ia dapat menunjukkan karakter dari pemakainya.


Tapi sayang, namanya juga abege. Sebenarnya sang 'Designer' tidak bermaksud membuatnya beringas. Tidak juga nakal dan agresive. Karena dulunya gak begichyu.
Pemakai Swatch dulunya benar2 orang dinamis, memahami dunia pergaulan bahkan menjadi celebritis yg disukai oleh berbagai kalangan. Dulu, mereka sayang sama orang lain, membangun dan membina dunianya sendiri dan dunia lain yg ingin dibina oleh mereka. Mungkin karena pesan2 designer masih hangat, hingga dinamika designnya membimbing kearah positif.
Termasuk kepada pemakai Rado dan Rolex.


Sepeninggalan designer juga masih positif, bahkan semakin positif. Tapi kemudian, ada pesaing. Pesaing ini bukan dari Rado atau Rolex, melainkan sabotase dari penjual arloji palsu.
Mereka membuat arloji2 palsu yg sangat digemari pemakai Swatch. Hingga hari ini, para abege pemakai Swatch menggunakan dua arloji. Tangan kanan Swatch, tangan kiri arloji palsu. Arloji palsu itulah yg membiaskan mereka sehingga pada gak bisa tau waktu. Arloji palsu dibuat sengaja untuk mengacaukan penunjukkan waktu. Mereka bilang arloji palsu itu mengingatkan mereka kepada designer.


Aneh, wong designer sendiri hanya membuat satu design, ya Swatch. Designer membuatnya untuk membaca hukum alam yg ada pada waktu yg diciptakan Tuhan. Koq bisa2nya abege bilang arloji satunya memancarkan karakter designer ?! Yach, begitulah tujuan dibuatnya arloji palsu.


Siapa sich pembuat arloji palsu itu ? Kompetitor lama, Rado dan Rolex ?
Nehi-nehi,., bukan polmaners.Dialah para pembuat arloji palsu. Tujuannya supaya orang gak bisa tahu waktu. Tahunya ya arloji palsu. Swatch, cuma buat gaya2an, sampai2 abege sekarang udah gak ngerti lagi isi dari arloji Swatch. Bacanya sich bisa, isi pikirannya, ketangan kiri, arloji palsu.


Siapa sich pembuat arloji palsu ?Ya siapa lagi, orang2 yg dirugikan oleh datangnya arloji. Orang yg pinginnya dunia buta, gak tahu waktu, hingga mereka bisa boongin orang.
Arloji palsu saat ini selalu menunjukkan waktu siang, tengah hari, terang benderang. Padahal masih gelap, baru mau fajar. Arloji asli menunjukkan pukul 4 pagi hari. Sebentar lagi,,, Kuk ku ru yuuuuk....


Salam kukuruyuk
aca

Sent from my BlackBerry®powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Swatch, Rado, dan Rolex (924) [ADVANCE]

Dear polmaners,


Orang tahu kalau swatch adalah sebuah merk paten dari arloji. Namun banyak yg mengira bahwa swatch artinya arloji. Sehingga, merk yg lain bukan arloji. Swatch adalah jam tangan, dan jam tangan adalah swatch.


Saya bukan mau promosi, tapi Rado atau Rolex menurut mereka bukan alat untuk PETUNJUK waktu. Apapun merknya, semua bukan watch. Yg watch itu cuma swatch. Swacth arloji paling baru, paling modern menurut mereka. Pabrik dan designernya mengutamakan pemakai dari orang2 muda atawa a-be-ge.


Abege gak suka dengan arloji merk lain, karena dilihat dari akar katanya saja sudah gak pas, kata mereka. Apalagi lagi Rado, uh kuno. Tidak ada arloji lain yg bisa dipakai buat 'petunjuk' waktu.


Sebagian abege mengakui Rado juga 'petunjuk' waktu, tapi itu buat orang2 dulu. Arloji jamannya orang2 yg udah mati, katanya.Pemakai Rado juga menganggap abege orang2 sombong. Orang2 Rado menganggap design Swatch terlalu radikal, bahkan aneh. Orang Rado yakin banget kalau Swatch adalah penyimpangan design yg dibuat oleh kaum urban. Menurut mereka, dengan memakai swatch kita jadi binal nakal dan urakan seperti abege, bahkan beringas. Design swatch sedemikian extreem sehingga warnanya bermacam2, padahal gak nyambung.


Dilalahnya bukan cuma like or dislike, orang swatch menganggap arloji Rado tidak bisa menunjukkan waktu dengan tepat, bahkan hanya untuk 'penunjuk waktu jaman dulu'.Apalagi Rolex, wadaw, gak nyambung buat abege. Itu bukan 'petunjuk' waktu, itu perhiasan, kata mereka.


Pemakai Rolex, punya pemikiran lain lagi. He..he..he..., jam tangan yg paling akurat penunjukkannya adalah jam tangan paling klasik, paling berpengalaman, dan 'paling tua'. Rado pun gak level menurut pemakai Rolex. Karena memang duitnya banyak, orang2 kaya pemakai Rolex seenaknya saja menggusur toko2 Swatch. Biasanya mereka suka kompromi dengan pemakai Rado walaupun antara mereka juga ada persaingan.


Akhirnya, abege yg memang punya sedikit sifat agak urakan, sangat memusuhi merk2 lain. Demikian fanatiknya orang2 Swatch, dimanapun ada penjual rolex, ditimpukin dari jauh. PRAAANG ...!!, kaca toko pecah. Toko Radopun dilemparin petasan, DOOOR ...!!! Luka2 dan tewas.


Namanya juga abege bokek, kalo ada pemakai Rolex yg nyasar sendirian, suka digebukin rame2 ampe bengeb. Mereka gebukin orang2 Rado dan Rolex keluar rumah jam 6 pagi untuk makan malam. Sambil ngomel2 orang Swatch gebukin mereka, "eh... Lo orang kaya, dilarang keluyuran maghrib2 begini tau ! Elu gak kenal waktu apa !, ini udah malam !. Dasar orang dulu gak bisa liat waktu !".BAG-BUG-BAG-BUG.Kuk ku ruu yuuuuuk,,,, ayampun berkokok.


Salam
aca

Sent from my BlackBerry®

Pergantian Kekuasaan (923)

Dear Bloggers,


Jika anda buka Al-Qur’an digital, search kata siang malam, anda akan terkejut kepada betapa banyaknya Al-Qur’an membahas persoalan siang dan malam ber-ulang2. Kebanyakan tendensi akhir ayat ini adalah kepada mereka yg mau berfikir. Apa maksud Al-Qur’an membahas persoalan siang dan malam berulang kali?


Banyak orang menganut sebuah agama lantaran ia menginginkan ketenangan hidup individual. Ketenangan batin atau saya sebut sebagai sugesti adem-ayem, sebuah kebahagiaan non-materi yg menjadi dambaan setiap pribadi. Namun seringkali jebakan khayalan yg subjektif sering menjerumuskan. Jebakan ketenangan bathin itu seringkali lewat jalan mistik (mhystics). Padahal kebahagiaan yg didapat betul2 hasil menghayal. Namanya juga mistik.


Bicara sistem berarti bicara sebuah aturan yg berlaku pada sebuah komunitas. Bicara aturan, tak kan pernah bisa lepas dari komponen aparat pengatur (imam/pimpinan) dan orang2 yg diatur (umat/rakyat).


Ada beberapa bloggers yg loncat langsung kepada wacana pemerintahan negara. Saya tidak menafikan hal ini. Tapi sungguh sebuah cita2 yg secuil jika visi dan misi Islam adalah sebuah negara atas bangsa, pemerintahan atas suku/golongan tertentu. Bloggers, sungguh tidak demikian. Platform Islam adalah sebuah rahmat bagi alam semesta, berkah bagi setiap golongan, dan anugerah bagi setiap umat manusia. Bukan hanya segelintir kaum/bangsa, atau agama.


Namun kenyataannya hari ini, Islam sebagai agama adalah ancaman bagi sebagian lainnya. Ancaman jihad dan orang2 yg siap mati dgn bom bunuh diri. Bagaikan ancaman prahara sengsara bagi umat lainnya. Para pengaku mujahid itu merasa membela Islam dgn membela kayakinan agama Islamnya. Padahal, tidak demikian pada zaman Muhammad dan Nabi2 sebelumnya.


Di zaman Khalifah setelah Nabi Muhammad, pada masa Islam sebagai sebuah tatanan, kedatangan kekuasaan tatanan Ilahi ini sangat diharapkan oleh bangsa2 didunia, yg pada saat itu dianiaya oleh penguasa dan Rajanya masing.


Jumlah kekuatan muslim dizaman itu hanya 20.000 orang. Orang2 ini kemudian melakukan ekspansi ke berbagai belahan bumi, memberlakukan hukum dan aturan Allah, memperbesar Kerajaan Allah, membebaskan bangsa2 dari cengkraman aturan2 Fir'aun2 zaman Muhammad, dan menciptakan Madinatul Munawaroh, sebuah negeri yg adil makmur dan damai. Inilah yg disebut Kerajaan Surga, Jannah, kebun Allah. Disinilah Pemimpin dan umatnya tinggal. Disinilah Adam dan Hawa bermukim.


Hingga rakyat bangsa2 tersebut takluk dan taat kepada platform Khalifah, sistem yg ilmiah, sistem dan tatanan yg rahmatan lil alamin. Meskipun mereka tidak semuanya dgn serta merta berpindah agama dan keyakinan, namun mereka tetap taat membayar pajak/jizyah. Kesadaran berpindah keyakinan terjadi secara gradasi, setelah mereka melihat negeri mereka menjadi makmur dan adil, serta perilaku kepemimpinan penguasa yg konsisten terhadap keadilan (keadilan versi rahmatan lil alamin). Mereka menyadari langsung kesewenangan dibawah kepemimpinan Herodes dibanding Khalifah.


Demikian kondisi siang hari dimana Pencipta menjadi Pengatur. Bangsa2 menjadi taat dan patuh kepada para Wakil Allah. Tatanan dunia bukan seperti yg kita lihat sekarang ini. Tatanan yg penuh kezoliman, penindasan, dan ketidak pastian. Hari ini penguasaan modal menjadi penentu seseorang atau sebuah bangsa berkuasa atas orang atau bangsa lain. Kwalitas pribadi para Pemimpin/Wakil Allah pada masa Khalifah tidak sama dengan pemimpin hari ini yg semata oportunis terhadap materi. Mereka orang2 yg sudah teruji pada masa Dakwah Nabi, peperangan demi peperangan, yg semata2 hanya dengan tujuan mengembalikan sistem dunia ini menjadi sistem rahmatan lil alamin, bukan nafsu menguasai atau menjajah bangsa.


Kemudian berlaku surat : "WaLiKuLLi uMMaTin aJaLiN" (Dan tiap2 umat memiliki ajalnya ; QS 7/34). Herodes hancur oleh kedatangan orang yg Tauhid, orang2 yg memuliakan sistem Ilahiah. Namun hancurnya sistem Ilahiah bukan disebabkan oleh kedatangan sistem Bathil. Melainkan karena orang yg meneruskan tongkat estafeta kepemimpinan sudah mulai tidak konsisten terhadap sistem mizan itu. Sudah mulai melirik2 sistem lain. Bahasa Al-Qur'annya sudah mulai musyrik. Bahasa Tauratnya Bani Israel sudah mulai berzina dengan bangsa2. Bahasa jaman Adamnya, hawa (umat) sudah tergiur oleh buah dari pohon yg dilarang.


Demikian juga dengan para Khalifah. Tongkat estafeta sudah mulai ter-gradasi. Perlahan-lahan, sedikit demi sedikit, konsistensi pemimpin mulai menurun. Dari generasi ke generasi, wakil2 Allah mulai tergiur dengan fatamorgana Liberal. Hingga ketika Wakil itu mulai memakan buah larangan itu, mereka jadi telanjang. Terlepas pakaiannya. Bukan pakaian jubah gamis atau T-shirt, melainkan pakaian Taqwa. Hilang sudah taqwa (ketaatan) kepada sistem hukum Ilahiah.


Maka dikatakan dalam Al-quran maupun Al Kitab, Allah murka. Ia marah, KerajaanNya telah dinodai dengan masuknya nilai2 asing dan aturan bangsa2, sebab Wakil Allah tak lagi mengindahkan aturannya. Kalau dulu Adam diturunkan ke bumi lantaran makan buah dari pohon yg terlarang, demikian juga para Pemimpin kekuasaan sistem tatanan Integral dimasa Nuh, Musa, Isa dan Muhammad, diturunkan derajatnya setelah ratusan tahun menjadi wasit dunia, dari model kehidupan Jannah menjadi model kehidupan bumi yg tiada kepastian dan keteraturan seperti sekarang ini. Kegelapan kembali datang. Umat manusia kembali hidup tanpa konsep sistem tatanan yg integral. Terpecah2 dalam agama dan berbagai ideologi, dan hidup berdasarkan pemikiran dan konsepnya masing2, yakni konsep kepentingannya sendiri2.


(QS 3:26) Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

(QS 3:27) Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup[191]. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)."


Salam
aca

Kamis, 05 Februari 2009

Antara anak sedarah dan anak Ruh (922)

Dear Bloggers,


Kata saudara, berasal dari kata sedarah. Saudara kandung artinya sedarah kandung (satu darah satu ibu kandung). Ketika sesorang memanggail anda dengan sebutan saudara, berarti ia menghargai anda seperti sedarah sekandung. Entah apa maksud asal muasalnya, apakah untuk sekedar menghargai? atau untuk mengingatkan bahwa nenek moyang kita dulu2nya sama? atau ada arti kata lain?


Saya melihat ada arti lain diluar itu semua, yakni bukan dalam pengertian satu darah daging atau sekandung (biologis), melainkan satu ruh, satu jiwa, atau satu rohani, yakni satu kesadaran konsep, visi dan pandangan (pshycologis).


Jadi pengertian anak disini punya dua arti, yg pertama adalah anak sebagai Biologis (darah daging), dan anak sebagai Pshycologis (konsep kesadaran dan pandangan).


Seorang anak nasab, atau anak darah daging sendiri, atau anak secara biologis genetika biasanya berada dirumah kita. Anak ini kita didik dan kita ajarkan berbagai macam hal. Kita besarkan dengan penuh cinta kasih. Apa2 yg kita ajarkan itulah yg akan menjadi ruh kesadarannya. Apa2 yg kita ‘charge’ ke dalam qolbunya, itulah yg menjadi dasar fondasi ruhnya. Dikarenakan sang anak tinggal dirumah kita, maka pada umumnya ia akan menjadi anak ruh kita juga.


Sedangkan anak ruh, anak jenis ini merupakan hasil reproduksi juga, namun bukan biologis. Anak ruh sama persis isi kesadaran dan pemahaman dengan orang tuanya, namun bisa berbeda susunan genetikanya (bukan anak biologis). Seorang murid shaolin adalah anak ruh dari gurunya. Sang guru master menjadi dasar penetapan konsep jalan hidup murid shaolin. Demikian juga dengan santri, adalah anak ruh dari Ustadnya. Kaidah kebaikan dan keburukan dilukis oleh sang Ustad.


Ini bukan masalah ilmu pengetahuan, melainkan masalah ilmu prinsip kesadaran. Ilmu pengetahuan atau science, sifatnya netral. Bisa diajarkantanpa orang tua (guru). Ia bisa belajar dari buku2, tv, atau secara empiris (pengalaman). Namun ilmu prinsip sifatnya tidak netral, tidak empiris, dan tidak bisa dibuktikan secara hypotesis. Ilmu prinsip atau yg saya sebut ruh ini hanya bisa diajarkan oleh orang tua ruh.


Perhatian, ruh jangan disamakan persepsinya dengan roh. Bisa gak ketemu maksudna. Roh atau nyawa, bukanlah ruh yg saya maksud. Roh, urusan Ki joko bodo, bukan urusan saya. Roh atau nyawa, dikatakan orang sebagai sesuatu yg metafisika, memberikan kita hidup. No way,, kita hidup adalah karena siklus biologis (mekanisme fisika-biologis), bukan metafisika atau ghoib.


Bukan Roh yg memberikan kita hidup, melainkan RUH. Artinya kita bisa dikatakan hidup seperti manusia, karena memiliki konsep, bukan seperti binatang. Orang dikatakan hidup jika ia memiliki kesadaran. Binatang juga hidup, tapi hidup hanya dalam mekanisme fisika-biologis. Berbeda dengan manusia yg hidupnya tak hanya bergerak dan bernafas, tapi juga kesadaran.


‘Mereka hidup, tapi sebenarnya mati’, adalah gambaran seorang yg hidup normal tanpa ruh. Kalau mau dibahasakan dalam Ingggris ‘Seoul’ atau jiwa. Jiwa bukan Nyawa. Hidup tanpa ruh adalah hidup tanpa jiwa, tanpa konsep.


Seorang atlit bukan anak ruh dari pelatihnya. Pelatih mengajarkan prinsip olah raga atau sport yg tidak ada kaitannya dengan jalan hidup atau prinsip kebenaran atlit. Demikian juga dengan orang tua. Ada orang tua yg membesarkan sekaligus mengajarkan konsep dasar kebenaran dan kesadaran, ada juga yg hanya membiayai sekolah dan kuliahnya tanpa menurunkan konsep dasar kesadaran. Orang tua jenis ini tidak bisa disalahkan, karena mungkin ia sendiri tidak memiliki ruh.


Dalam referensi Kitab dikabarkan, “Dan Allah meniupkan sebahagian ruhnya”. Artinya bukan Adam ditiup “Ffwuuah ...!!” oleh Tuhan kemudian Adam jadi punya nyawa.


(QS 32:9) 9. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.


Roh apakah itu ?! bukan roh dalam arti nyawa, melainkan ruh dalam pengertian wahyu, konsep kesadaran yg tidak musyrik, itulah yg dimaksud dengan ditiupkannya ruh, hingga kita bisa mendengar dan melihat dengan qolbu kita, menjadikan kita bisa membedakan sesuatu yg Haq dan yg Bathil, yang Benar dari yg salah, Jalan Lurus dari jalan yg sesat, itulah yg dinamakan RUH.


Sehingga ketika bicara masalah Isa bin Maryam, bukan bin Yusuf, kita dapat memahami bahwa ibunyalah (Maryam) yg memiliki ilmu atau kesadaran Wahyu tsb. Oleh karenanya Jesus atau Nabi Isa dikatakan bin Maryam. Dan Maryam adalah seorang yg senantiasa menjaga Ruh nya, tidak berzina (musyrik) dengan ajaran2 lain seperti halnya Ibrahim menjaga kesucian kesadarannya.


(QS 66:12) dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-KitabNya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.


Ruh, tak dapat didapatkan sendiri oleh kita melalui pencarian. Ruh, hanya dapat disampaikan melalui yg namanya Malaikat Jibril. Kemudian, siapakah Jibril itu ?!? Mahluk bersayapkah ?!


Kita lanjutkan setelah pesan2 berikut.



Salam
aca

Minggu, 01 Februari 2009

mati (921)

Dear Bloggers,


Bagaimana rasanya mati ?
Anda tentu penasaran dan ingin bertanya2 walau rada sieun (ngeri).
Saya bisa menjelaskan rasanya mati (loh ??!)


Gini bloggers,
Mati itu seperti halnya makanan. Ada dua jenis.
Mati jasmani, dan mati ruh (jiwa/rohani).


Mati jasmani adalah sesuatu yg anda khawatirkan selama ini, yakni mati jasad. Kenapa mati? Ya karena proses siklus kehidupan biologisnya berhenti. Jantung berhenti berdetak, darah berhenti mengalir, otak berhenti bekerja. Baik otak maupun anggota tubuh yg lain menghentikan aktifitas biologisnya. Ini lah mati jasad/jasmani.


Mati yg satunya lagi adalah mati ruh, mati jiwa, atau kesadaran/rohani. Kenapa mati? Ya karena proses siklus kesadarannya gak nyambung dengan sistem alam semesta. Pemikirannya tidak sinkron dengan alam. Konfigurasi sitem kesadarannya erorr terhadap makro sistem yg integral. Banyak konflik internal dalam proses berfikirnya. Banyak hal yg bertabrakan dalam kesadarannya.


Mati ruh tidak dapat memahami proses sunatulloh yg bekerja pada alam. Orang2 yg ruhnya masih mati mengalami stagnan (kebuntuan) dalam memahami mekanisme alam sebagai sesuatu yg utuh. Kebanyakan melihatnya sebagai sesuatu yg tidak utuh, bahwa alam semesta memang diciptakan oleh sang Pencipta, namun sang Pencipta sendiri sering mengoreksinya. Karena sang Pencipta adalah pencipta, maka Dia se-olah2 bisa begitu saja menghapus hukum gravitasi bekerja pada seorang Nabi, menghapus hukum biologis bahwa oxygen tidak dibutuhkan untuk bernafas pada kasus tertentu buat seorang Rasul, atau kecepatan cahaya bisa begitu saja dicapai bahkan melebihinya tanpa melelaui hukum mekanika-relativitas.


Seorang yg masih mati kesadarannya akan menganggap Allah sering campur tangan pada seorang Nabi untuk menunjukkan bahwa Nabinya benar dan sakti, sehingga hukum2 alam tersebut bisa begitu saja tidak bekerja. Dalihnya, wuong Dia yg mencipta, ya Dia juga yg menahan laut tidak tertarik gravitasi sehingga nabinya bisa jalan ditengah2nya. Dia maha berkehendak, jadi ya suka2 Dia terhadap segalanya.


Sehingga ada cerita Dia juga yg menculik Muhammad untuk naik ke langit tanpa pesawat dan tanpa oxygen, yg kemudian terkenal dengan cerita tawar menawar perintah sholat dari 50 kali menjadi 5 kali. Bukan itu saja, kehendak Allah seperti se-mau2nya saja. Bahkan untuk perintah sholat itu sendiri. Sepertinya lebih tahu Rasulnya untuk beratnya beban sholat 50 kali buat manusia.


Orang yg mati ruh bukan IQ atau intelegencynya jeblog. Tapi orang yg mati ruh adalah orang yg mati akal. Ia tidak tahu proses fisika biologi adalah sunatulloh. Anda bisa lihat di Jombang, ribuan orang yg mati ruhnya mendatangi dukun cilik sampai mereka berhimpitan dan pingsan. Boro2 sembuh dari sakit, yg ada sakitnya dalam menunggu antrian bertambah parah. Bagaimana tidak parah jika 10.000 orang pasien dalam satu hari. Polisi akhirnya menghentikan praktek ini dukun ini.


Mati ruh, mati kesadaran, akan menyebabkan kebutaan. Mereka tak dapat melihat mekanisme kerja alam. Mereka mendambakan jalan singkat, mystisme, keajaiban ghoib langsung dari sang Pencipta, dan mendambakan proses2 lain yg tidak integral terhadap operating sistem alam semesta. Semua kajiannya terhadap alam adalah duga2.


Demikian juga kajiannya terhadap alam sosial, orang yg mati ruhnya tidak memiliki ruh dari Allah yg kudus, ruh yg suci (awas,,, hati2... ini ada bicara ruh kudus,,, ojo salah persepsi). Ruh bukan Roh atau nyawa. Ruh adalah Wahyu. Ruh dari Allah artine Wahyu dari Allah. Ketika Adam ditiupkan Ruh (“FFUAH...!!”), seketika Adam menjadi hidup. Ruh apakah itu? Ruh nyawa ?! Apakah Adam seperti sebuah boneka tanah yg dipulung2 kemudian ditiupkan roh-nyawa sehingga CLING !.. Adam melek dan hidup ?!


Nehi bloggers....
Cerita Adam ditiupkan ruh bukan urusan Adam dihidupkan dari yg tadinya boneka tanah kemudian menjadi manusia. Ini masalah ruh Wahyu, yg di instal kedalam kesadaran Adam sehingga ia bisa melihat dan mengetahui sunatulloh. Sehingga ia bisa membaca dan memahami alam semesta sebagai sesuatu yg satu,
mekanisme yg tunggal, sistem yg integral, baik alam fisika maupun alam sosial.


Setelah Adam di tiupkan/di-instal ruh nya dengan ruh Allah, maka Adam memahami tugasnya sebagai Khalifah, seorang yg memimpin umatnya, yg nantinya menjadikan ia berkuasa, memimpin sebuah struktur masyarakat yg hidup berdasarkan aturan Allah, itulah yg dinamakan struktur masyarakat Madani, bahasa jaman Adamnya Kerajaan Kebun, bahasa Alkitabnya Kerajaan Surga, bahasa Qur’an nya Madinah Munawaroh.


Hidup, dalam pengertian Al-Qur’an ada dua. Hidup ruh atau jiwa dalam pengertian kesadaran, dan hidup biologis dalam pengertian jasad. Hidupnya kesadaran hanya bisa didapat apabila kita memahami alam semesta maupun alam sosial manusia yg kesemuanya hanya bisa didapat melalui perantaraan Wahyu atau Kitab suci. Ilmu pengetahuan maupun science hanya bisa mengantarkan kepada alam fisika biologis, astronomi ataupun kimia, kedokteran dan lain sebagainya, sedangkan ilmu tentang sosial masyarakat, ilmu tentang tatanan manusia dan strukturnya yg paling ideal dengan makro sistem, hanya bisa didapat lewat wahyu tadi.


Demikianlah persoalan hidup dan mati, bukan hanya hidup atau mati fisik, di dalam Kitab Allah pengertian itu lebih kepada masalah kesadaran atau ruh, bukan Cuma masalah hidup atau matinya jasad.


(QS 3:26) Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.


(27) Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup[191]. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)."


Demikian Allah menggambarkan bangkitnya kesadaran pada sebuah bangsa bagaikan hidup dan matinya sebuah kaum atau bangsa. Untuk urusan kesadaran individu, Al Qur’an menjelaskan :


(QS 6:122) Dan apakah orang yang sudah mati[502] kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.


(QS 7:57) Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.


Di dalam Ar-Ruum, Allah berfirman bahwa orang yg mati kesadarannya adalah orang yg buta, tuli. Tidak dapat melihat atau mendengar Wahyu. Itulah yg menyebabkan Ruh tak dapat di instal kedalam kesadaran mereka :


(QS 30:52) Maka Sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling membelakang[1176].

(53) Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya. Dan kamu tidak dapat memperdengarkan (petunjuk Tuhan) melainkan kepada orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, mereka itulah orang-orang yang berserah diri (kepada Kami).

(54) Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.


Ayat terakhir (54) menjelaskan perumpamaan penciptaan sebuah Madinah atau Kerajaan Allah bagaikan penciptaan manusia. Allah yg membuat orang2 yg kesadarannya telah ter instal sehingga kemudian menang (kuat), mendapat giliran untuk berkuasa, kemudian Allah juga yg melemahkannya kembali (tua beruban pikun dan mati). Jadi turunnya ruh bukan hanya cerita perorangan, melainkan juga skenario terhadap sebuah komunitas/umat.


Di dalam Al-Fathir di firmankan :

(19) Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat.

(20) dan tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya,

(21) dan tidak (pula) sama yang teduh dengan yang panas,

(22) dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberi pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang didalam kubur dapat mendengar.


(QS 13:31) Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara,


(QS 45:23) Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya , dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?


(QS 43:11) Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan.


(QS 41:30) Dan di antara tanda-tanda-Nya (Ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.


Cerita Ibrahim beda lagi.. Ketika Ibrahim bertanya bagaimana cara menghidupkan orang mati, kalau ditelan bulat2 benar2 jadi aneh. Tapi dengan ruh dari Allah semuanya bisa jelas anda baca, bahwa Ibrahim sedang mencari tahu bagaimana meniupkan ruh kepada kesadaran orang atau bangsa yg mati.


(QS 2:260) Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah[165] semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.


Jadi jelas khan kalo Al-Qur’an ngomong mati atau orang mati bukan mati jasad alias almarhum, melainkan matinya kesadaran seseorang terhadap kesanggupannya membaca kehidpan. Demikian juga dengan negeri atau bumi yg mati, urusannya bukan alam pertanian atau masalah kesuburan tanah fisik, melainkan Allah sedang membahas sebuah kaum atau bangsa disuatu negeri/daerah.


Jika anda ingin merasakan bagaimana rasanya mati, pergi saja ambil bantar. Tidurlah, maka anda akan mati kesadarannya untuk sementara waktu, namun Allah menahan jasadnya (biologisnya belum mati), sedangkan ruhnya saat itu menjadi mati. Sama matinya dengan mereka yg tidak dapat menerima wahyu yg gagal dalam membaca alam dan kehidupan ini sebagai sesuatu yg integral.


(QS 39:42) Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.


Namun jika anda ingin merasakan bagaimana rasanya kesadaran anda hidup, maka anda harus membuang segala macam kesadaran musyrik yg telah bercokol di alam pikiran sadar dan bawah sadar. Alam fikiran yg satu, tunggal, tauhid atau integral, tidak berpecah belah dalam berbagai faham/keyakinan/ataupun golongan, sehingga sinkron terhadap makro sistem maupun sosio sistem. Barulah RUH atau kesadaran wahyu bisa masuk kedalam alam kesadaran kita. Ruh Allah masuk ke diri kita. Sehingga apa yg kita kerjakan - tidak akan keluar dari apa yg Allah inginkan, dan apa yg kita ucapkan - tidak akan keluar dari apa yg Allah firmankan. (wuiihh...,,, serem banget yak?!? tapi ya gitu dech... Qur'annya bilang begitu).


Salam
aca