Jumat, 17 Juli 2009

Bukan Alat untuk menganalisa (947)

Agama tak pernah bisa digunakan dalam analisa apapun. Baik ilmu pengetahuan, politik, sejarah, atau tatanan kehidupan sosial masyarakat. Ia adalah sebuah masalah kepercayaan. Yang percaya silahkan, yang tidak juga dipersilahkan. Namanya juga keyakinan, ya dewek2.

Hanya saja masih banyak yg menganggap agama adalah patokan untuk menjalani kehidupan. Padahal, jelas2 agama adalah persiapan untuk menjalani kematian. Masih saja terlihat dijalan dan di tempat2 tertentu orang2 meneriakkan pekik perang atas nama Tuhan. Gak disini gak disana. Gak agama ini gak agama itu. Semua berjuang menghantam apapun. Menghantam hukum, masyarakat, tatanan kemanusiaan, dsb. Semua atas nama Tuhan. Semua melanturkan ucapan demi kepentingan Tuhan. Bahkan sampai2 ...... “BOOOM !!!”

Benarkah Tuhan menginginkan ledakan dan pengrusakan seperti itu ?!

Masih teringat dalam memori kecil saya, ketika pelajaran agama di sekolah dasar diajarkan. Seperti ada sebuah manifest abstrak yg tak berwujud. Tak berbentuk. Dan sama sekali tidak terukur. Namanya juga masih kecil, langsung dilahap apa yg disuap. Mau ASI, bubur sum2, atawa pisang, leep..lep..lep,, langsung dilahap.

Boro2 mau dikunyah, dirasa aja gak jelas. Apapun makanan/pelajaran/ajaran yg disuapi or-tu, ya itu yg dilahap, ditelan, dihirup. Nyamanya juga anyak-anyak,.,. (logat balita).

Ketika udah mulai berfikir nalar, mulailah kita bertanya2. Koq begini, koq begitu. Seringkali ortu gelagepan menjawab berondongan pertanyaan kita. Tapi bila mereka terpojok, terdesak, sama dengan jawaban kita ke anak kita, "tidak semua hal bisa masuk di akal".

Beberapa orang tua/ pengasuh menambahkan,"awas loo, berpatokan pada akal bisa membawa celaka".

Sampai hari ini, diantara kitapun masih ada yg demikian. Mungkin fondasi sedari dulu dr ortunya begitu kuat untuk yg satu itu. Fondasi beton ‘Anti akal sehat’.

Saudara, jika fondasi itu masih disana, saya kira tak kan ada gunanya anda meneliti apapun, mengamati apapun, atau mengimani apapun itu. Kenapa saudara bisa percaya pada sesuatu, tentunya melalui analisa. Apa yg akan anda lakukan jika analisa mengarah kepada kegagalan? Buang saja dulu isi kepala, baru dech belajar.

Sudah barang tentu, kita tak kan pernah berani jujur bahwa kita telah mengalami kegagalan dalam menganalisa, wuong namanya juga baru analisa, koq yo iso gagal. Piye to ?!

Tapi sungguh memang itulah yg terjadi. Agama adalah produk dari kegagalan analisa. Kembalinya kepada manifest ghoib dan khayal. Selalu abstrak dan tak pasti. Tak kan pernah ada yg pasti didalam sebuah agama, agama apapun itu, hasilnya selalu "... mudah2an".

Dari mulai cerita seorang yg seumur hidupnya alim bisa masuk neraka lantaran lupa cebok setelah boker (ups,, kasar banget loe ndry), sampai kepada seorang lonte yg masuk surga lantaran ngasih minum anjing yg kehausan. Hukum agama tak pernah ada yg pasti, karena semuanya senantiasa ... mudah2an. Dalam agama, Tuhan Yg berkuasa selalu angin2an. Terserah dia, namanya juga maha kuasa, ya mau2nya yg kuasa.

Dan ketika pelajaran2 serba tak pasti itu kita hirup, bertafakur, merenung diri didalam masjid sunyi, atau berlutut di gereja tua .. " Srupuuuuut .. fFwuuaaaahhh", khayalan membawa kita ke alam fatamorgana, alam metafisika, alam ghoib.

Seolah2 ada mahluk2 bersih putih bersinar disekitar kita. Seolah2 ada manifest ghoib raksasa yg besAAAAR banget lagi memperhatikan kita sambil manggut2. Dan seolah kita bisa membaca pikiran mahluk maha besar itu "... Hmmm,, andry... Kamu sudah mulai insap yaa,,,... Well,.,. will see ".

Hati kitapun serasa tenteram dan damai (aneh, padahal fungsi hati teh nyaring toxid). Air matapun menetes, campur aduk, ada sedih ada bahagia (gak jelas). Bahkan bagi yg super khusyuk, pikiran dan nyawa gak ada disitu katanya, tapi di alam lain. Inilah yg sy sebut teler agama. Sebuah aktifitas mansturbasi pikiran.

Agama gagal dalam mengatur hubungan antara manusia. Agama hanyalah sebuah kepercayaan. Percaya sukur, gak percaya yo uwis. Agama saling menjelekkan satu sama lain, saling mengkafirkan satu sama lain. Bahkan agama membawa umat manusia pada sebuah jurang maut tak berdasar, jurang fanatisme yg menyeret peperangan antar agama.

Meskipun gagal sebagai sebuah alat untuk analisa, agama membawa sebuah solusi, yakni teler. Dengan teler agama, pertanyaan2 terpuaskan. Dengan teler agama, sakaw terhadap emosi abstrak alam ghoib terpenuhi. Dengan agama, kita berusaha menjaga diri kita sendiri dari perbuatan (yg menurut agama) jelek.

Kita menakut2i diri dengan bara api yg berkobar jutaan kali lebih panas dari matahari. Saya masih ingat gambar di komik yg diberikan ortu, seorang yg jahat yg disodok pantatnya pakai tusukan sate segede tiang listrik dan dibakar, serta gambar seseorang yg lidahnya digunting terus menerus tak henti di neraka sono, lantaran ngomongin orang melulu (duuuh,., cut Tari ,.,. loh,,loh,,loh,, hi3).

Dan kita menghibur diri dengan khayalan bidadari2 sexy yg jumlahnya puluhan menunggu antrian untuk ditiduri, jika kita berbuat (yg menurut agama) baik. Kalau memang sorga begini keadaanya, saya yakin banget di sorga gak butuh sholawat. Gak juga butuh roh kudus. Wuong Sorga itu penuh hal2 porno koq. Isinya ranjang2 dan bidadari telanjang dengan tujuh lobang. Ketahuilah, untuk Sorga yg begini – yg dibutuhkan cuma viagra.


So, dimanakah Tuhan itu? Dimana Dia duduk ?! ...wheeeere are you going ? (kata mbah Surip). Sebesar apa singgasananya?!

Bloggers, padahal, di Surat Yasin ada tuch,.,.., bahwa kursi Allah seluas langit dan bumi. Itu artinya wewenang Allah - ya seluas jagad raya, alam semesta ciptaanya. Kalau mikirin Allah sebagai sesuatu yg menempati ruang dan waktu, berada diluar alam semesta dan sedang memperhatikan alam semesta sambil sedakep melintir-melintir kumis,..,. wueleh..wueleh.. boleh juga sich. Tapi ya silahkan dikhayalkan sendiri Allah khayalan anda.

Bagi yg tidak suka berkhayal, silahkan difikirkan, bahwa Allah konkrit, nyata keberadaannya, jelas mekanisme dan sistematikanya. Kita bisa melihat tangan Allah menahan burung dan pesawat terbang untuk tidak jatuh. Itulah tangan yg bernama aerodinamika.

Kita bisa melihat tangan Allah yg menarik segala sesuatu ketanah. Jika tidak,,, segala benda melayang dan terbang ke angkasa. Tangan Allah begitu banyaknya. Bergerak kesana kemari, jemarinya meliuk2 di alam, menata dan menyeimbangkan segala sesuatu yg ada di alam.

Kita sebenarnya melihat dengan jelas kaki Allah, ketika Ia sedang menyeimbangkan alam, garis edar planet2, juga satelit2 yg mengitari planet2 itu. Masing beredar dengan hitungan yg luar biasa presisi. Jika saja anda mengerti kenapa bulan bisa sesuai antara berat dan kecepatan putarnya terhadap bumi?!? Kenapa satelit2 lain buatan Amerika dan Rusia cuma berumur 20 tahunan ?! Padahal ketepatan jaraknya luara biasa perhitungannya, namun tetap saja setelah sekian tahun saja akan tertarik ke dalam gravitasi dan jatuh ke bumi.

Saudara, sebuah kecepatan dan massa (berat) planet, harus benar2 seimbang. Jika terlalu tinggi kecepatan tempuh angularnya, satelit akan terlempar dari orbit oleh gaya centripetal. Jika terlalu rendah kecepatannya, satelit akan tertarik oleh gravitasi. Jadi bisa anda lihat kepresisian Allah dalam menghitung kesetimbangan satelit bulan mengitari bumi, sehingga sampai saat ini pun bulan tetap mengitari bumi entah untuk berapa juta tahun lagi. Tidak seperti satelit buatan manusia itu.

Demikian juga dengan kaki Allah di bumi itu sendiri yg dengan kakinya ia menjejag-kan tanah ini hingga berguncang hebat. Sedikit saja Ia hentakkan kakinya – keruan saja rumah2 bergetar, jalan terkoyak, gedung2 runtuh, gunung2 terbelah, bumi bergoncang hebat. Apalagi jika jejakan kaki itu di tengah laut – tak hanya tercipta palung (jurang laut), namun juga menimbulkan Tsunami.

Sayangnya, para pemuja Allah khayal, tindakan jejakkan kaki Allah yg berdegum kuat menggeser patahan bumi dianggap Allah yg suka melintir2 kumis itu sedang marah kepada manusia. Seperti raksasa yg marah dan menendang bumi. Padahal, Ia senantiasa sedang menyeimbangkan putaran rotasi bumi terhadap sumbunya – agar bumi tetap balance. Jika tidak, bumi sudah seperti velg mobil anda yg sudah setahun tidak di balancing. Ya,.., kira2 anda adalah Allah yg sedang memindahkan sejumlah massa dari timah di velg mobil anda, guna ban mobil tetap balance dan mobil tetap OK diajak ngebut.

Dan banyak lagi kaki dan tangan Allah yg bisa kita lihat. Karena Allah sendiri bukanlah seperti Raksasa diluar alam semesta. Allah adalah sistem itu sendiri. Allah adalah mekanisme alam semesta itu sendiri. Sistem itu hanya dan hanya satu. Tidak ada sistem lain yg dapat eksis di alam semesta ini. Tiada mekanisme lain yg dapat membuat alam ini tidak balance.

Alam semesta akan senantiasa setimbang, karena sistem itu punya SELF CORRECTION MAINTENANCE (wuih,,, bunyinya keren neech). Itu ya,., nganu,., sistem itu punya daya kemampuan yg dapat memperbaiki penyimpangan. Apapun yg keluar dari sistem, akan diperbaiki oleh mekanisme sistem itu sendiri, sehingga segala sesuatu menjadi setimbang kembali.

Pada alam, ya itu tadi. Jika manusia telah banyak membuat lubang ditanah, memindahkan masa bumi dari sini kesana, atau mungkin juga dari kejadian alam yg alamiah, yg menyebabkan titik berat bumi bergeser, maka sang bumi pun memindahkan masanya yg lain dengan cara pergeseran lempengan bumi (tektonis), ataupun letupan gunung berapi (vulkanis).,,., wuiih,, kayak geologis aja gue.

Contoh pada alam sosial manusia, sex bebas. Free sex adalah sebuah perilaku yg merusak ruhani dan jasmani. Secara, kejiwaan, perilaku ini menyebabkan mental orang rusak, disebabkan karena menjadi takut untuk berkomitmen, takut terikat, yg pada gilirannya akan menurunkan angka kelahiran dan mundurnya usia rata2 perkawinan. Dampaknya angka natalitas (melahirkan) menjadi lebih rendah dari pada angka mortalitas (kematian). Hal ini mengancam keberlangsungan regenerasi ras manusia menjadi kearah kepunahan. Entah bagaimana, alam membuat keseimbangan ini dengan penyakit kelamin yg menular akibat hubungan sex bebas. Sehingga kita bisa melihat, dimana angka mortalitas lebih tinggi dari angka natalitas – disitulah penyakit menular akibat sex bebas berjangkit.

Siapa yg menciptakan gempa? Ya Allah, sang pengatur mekanisme alam ini. Allah ya itu, sistem kesetimbangan itu sendiri. Segala benda langit kudu patuh kepada sistem tunggal itu. Tak ada satupun benda yg berani2 melanggar sistem itu. Jika melanggar, ia akan hancur.

Siapa yg menciptakan AIDS dan penyakit2 sex? Ya Allah. Allah adalah mekanisme penyakit sex tadi, sebagai sebuah correction task penyeimbang alam, dan preventif maintenance warning agar sekelompok komunitas menjaga perilakunya.

So, baik alam maupun manusia, kudu tunduk pada sistem yg satu itu. Sistem yg tunggal. Itulah sistem yg integral. Itulah Allah, nyata dan terlihat.

Hari ini manusia terkotak2 kedalam diferensiasi atas warna kulit. Umat manusia terpecah menjadi berbagai golongan dan bangsa, berbagai aliran, dan berbagai agama. Padahal semua yakin, diferensiasi ini salah. Harus ada pemersatu untuk semua. Harus ada seorang juru damai, seorang pembawa solusi untuk kita semua. Jika tidak ada, ya tetep aja kita menghirup candu2 dan ajaran yg memabukkan, membuat nagih, dan sakaw atas solusi imajiner. Mabuk dan tak sadarkan diri,.. sampai teler..ler..ler..

Al-Qur'an,Injil, maupun Taurat, adalah alat buat menganalisa, bukan alat buat teler.
Yach,.. Biar bagaimanapun, tak kan ada orang teler yg merasa teler. Kata orang teler, "Enak aje loe sangka gw mabok, gw sadar tau gak ,.. UWuuEEEK ! (muntah)".

Mudah2an amal telernya diterima di sisi raksasa khayalan yg super gede itu.

Amien

aca

Minggu, 12 Juli 2009

Paket Komplit sang Juru Damai (946)

Dear Bloggers,
Juru Damai, adalah sebuah istilah yg kerap diucapkan dalam Gereja. Di dalam Khotbah2 dan kebaktian, selalu saja diucapkan kata itu. Juru Damai, adalah predikat atau julukan bagi Nabi Isa atau Jesus. Is that true ?! (cieee... boso Inggris yooo..).
Kenapa dikatakan Juru Damai? Mendamaikan apa dengan apa?
Bloggers, dalam khotbah2 Gereja, saya menemukan salah pengertian kata Juru Damai. Karena dalam khotbah menggambarkan seolah Jesus adalah pembawa damai selalu, Jesus senantiasa damai dan tenteram. Ia seperti orang yg anti perang, bahkan keperibadiannya menjadi naif bahkan pandir.

Saya mengkritisi bentuk khotbah seperti ini. Saya mengoreksi damai dalam pengertian yg seolah menjadi damai dalam segala hal. Damai dalam konflik, seperti menggambarkan Jesus selalu saja mengalah. Damai yg menggambarkan Jesus takut perang. Damai yg melukiskan konflik adalah barang haram. Damai yg jadi ultimatum kebahagaiaan. Damai yg menjadi tujuan. Damai itu lebih berharga daripada apapun. Damai adalah satu2nya kebenaran. Damai adalah solusi wajib satu2nya kondisi yg kondusif. Damai begitu mulia dan Perang begitu nista. Damai seperti sebuah kebenaran mutlak.

Bloggers, jika pengertian damai yg dilakukan Jesus memiliki salah satu saja dari pengertian diatas, sudah barang tentu, kita akan melihat sosok Jesus sebagai seorang biggest looser in the World. Sosok kepribadian pengalah. Kalau kata orang Betawi mah ‘cuer’, sebuah istilah untuk ikan cupang aduan yg pengecut, yg selalu kuncup begitu didekati dengan ikan cupang lainnya sebelum bertarung.

Apakah Jesus seorang yg cuer. Is he the biggest looser in the World?

No sahabat Bloggersku. Damai bukan menjadi tujuan dan Jesus bukan berkepribadian cuer. Mengapa? Karena pengertian damai bukanlah tidak berani konflik. Pengertian damai adalah menyelesaikan konflik, bukan menghindari konflik. Pertanyaannya, konflik antara siapa dengan siapa? Nah, ni die pertanyaan nyang paling mahal.

Bukan konflik antara dirinya dengan orang lain. Bukan juga antara sukunya dengan suku lain. Melainkan mendamaikan antara suku dengan suku. Antara golongan dengan golongan lain. Antara umat dengan umat lain (,,... haaa... mulai kebuka neech...).
Sepak terjang Jesus adalah aktifitas yg mendamaikan antara suku. Kerja Jesus adalah mendamaikan konflik antara si A dengan si B. Perjuangan yg dilakukan Jesus adalah menyelesaikan konflik antara umat anu dengan umat anu.

Lebih jelas lagi kalau kita lihat sejarahnya. Pada zaman hidupnya Jesus, tak ubahnya seperti hari ini, begitu banyak golongan dan kaum. Masing2 dengan pemahaman dan sepak terjang politiknya. Ada Kaum Zelot yg agresif. Ada gerakan Zadok. Ada kaum Farisi dan Saduki, golongan para ahli agama yg menjadi alat Kaisar. Ada kaum Essen yg tertindas dan dikejar2.

Jesus, adalah juru damai. Juru damai semua golongan. Memberikan sebuah konsep solusi atas golongan2 tadi. Konsep solusi seperti isapan jempol, dan memang akan hanya menjadi isapan jempol belaka jika membutuhkan mufakat dan kompromi. Konsep solusi damai Jesus bukan sebuah konsep argumentatif doank. Konsepnya juga bukan tulisan yg bisa membuat orang sadar dan bertobat. Namun konsep solusi itu adalah sebuah paket lengkap. Lengkap dengan pemahaman dan implementasinya. Legkap dengan konflik dan resiko yg harus dihadapi. Paket damai Jesus, lengkap dengan perangnya.

Matius 10
10:34 "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (nach looo,.,.?! – red).


Tak ada seorangpun manusia di dunia yg tidak mencintai perdamaian, Hitler sekalipun. Namun paket yg diusung Hitler berbeda dengan Jesus. Tidak menjadi kebaikan buat seluruh umat. Tidak menjadikan bangsa dan umat lain sejahtera. Paketnya hanya memenangkan bangsa tertentu saja. Ras tertentu, Ras Jerman. Deutschland ueber alles.

Paket Damai Jesus adalah paket yg meliputi kesadaran pemahaman, kebaktian dan pelayanan kita kepada sang Pencipta manusia, juga termasuk paket peraturan dan hukum yg mengatur kehidupan sosial masyarakat, lengkap dengan istana dan benderanya. Jika tidak dengan istana dan hukum2, mengapa paket damai itu disebut Kerajaan Allah?!

Jadi, paket damai itu lengkap dengan jurus ‘jika ditampar pipi kiri, berikan pipi kanan’. Sebuah jurus yg diperlukan pada kondisi terjepit. Lengkap juga dengan jurus ‘aku datang bukan dengan damai, namun aku datang dengan membawa pedang’. Inilah jurus progresif Jesus. Jurus lainnya juga harus ada, ‘mencintai sesamamu dan mengasihi’. Dan jurus 2 shaolin seperti jurus bangau, jurus cengcorang, jurus ular sekalipun yg licin dan sulit ditangkap, serta jurus cakar harimau yg begitu ganas.

Tujuan juru damai bukanlah perdamaian, melainkan Pelayanan. Didalam Al-Qur’an namanya bukan Pelayanan, melainkan Pengabdian. Pelayanan dan Pengabdian kepada Pemiliki dan Pencipta Jagad raya, Bossnya kita semua, Tuan dari segala Tuan.
Karena damai itu sendiri hanyalah kondisi yg kondusif untuk menegakkan Kerajaan Allah. Kerajaan yg berhukum kepada hukum Allah. Hukum Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Darimana lagi kita akan merujuk selain dari Kitab2 itu?! Jesus, adalah juru damai umat antara golongan2 agama peninggalan ajaran Abraham dan Musa yg tercabik2 menjadi begitu banyak pemahaman. Jesus bukan mensintesa semua golongan itu. Tetapi Jesus mengembalikannya kepada ajaran yg murni, kembali kepada hukumnya Musa, dan hukum para Pelayan Allah pendahulunya, hukum Taurat. Inilah hukum kebenaran yg mesti ditegakkan.

Roma 14
14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus

Seorang Juru damai pasti ideanya gokils abiz. Konsepnya seperti Paket yg lengkap komplit dan harus dikemek semua. Paketnya Musa bukan Cuma kemenangan Jerussalem. Tapi doi dan anak buahnya kudu sengsara ria di gurun pasir yg tandus bertahun-tahun. Begitu juga Muhammad dan Jesus dengan paketnya yg komplit,,, hiks... Gak bisa begitu saja menikmati kemenangan dengan Kerajaan yg makmur gemah ripah loh jinawi. Sebelum sejahtera yo sengsoro rek. Paket hematnya boleh kali ya ?!? Nasi dan daging sejahtera aja. Atau roti nya aja. Gak usah pake sayur pahit peperangan dan masa2 kesengsaraan,,, hiks...

HUSH ..! Enak aje ente. Menurut Kitab Keluaran dan Kitab Bilangan,, kudu dimakan semua tau!,, bukan cuma rotinya,,.. Kagak ada tuch yg namenye paket hemat dari sono.
Keluaran 12
12:8 Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit.


Bilangan 9
9:11 Pada bulan yang kedua, pada hari yang keempat belas, pada waktu senja, haruslah orang-orang itu merayakannya; beserta roti yang tidak beragi dan sayur pahit haruslah mereka memakannya.
WADAW ...!!


(hiks,., pade ngarti gak seech)
Salam
aca

Jumat, 03 Juli 2009

SALIB (945)

Selama ini, yang kita tahu, salib ya lambangnya orang Kristen. Cerita yg tersiar adalah tiang yg dibuat untuk menyiksa orang pada zaman Roma. Orang yg disalib biasanya adalah mereka yg melawan rezim Herodes. Sampai kemudian terdapat cerita bahwa konon, Jesus ditangkap dan mati di tiang salib juga.

Bloggers. Apakah Jesus benar mati di tiang salib itu atau tidak, untuk urusan ini, bisa jadi kita bakalan geulut tanpa ujung pangkal. Kita kantongin aja dulu kisah Jesus. Kita coba aja analisa salib itu sendiri.

Tentang salib ini, adalah analisa saya sorangan. Bahkan bisa disebut hipotesa. Terserah kalau mau bilang saya duga2, toh saya gak tahu isi hatimu padaku.

Bahwa salib, sebenarnya sudah ada sebelum zaman Jesus. Sebelum zaman Herodes, bahkan sebelum Roma. Lambang itu adalah seperti palang yg saling melintang atau garis bersilangan. Namun persilangan yg terjadi berlambang sama panjang (tidak spt tiang penyaliban yg memiliki salah satu sisi kebawah yg lebih panjang dari sisi yg lainnya). Orang sering menyebutnya sebagai Cross Head.

Lambang ini juga ditemukan dalam beberapa artifak sejarah didalam Pyramid dan Spinx Pharaoh (Fir'aun) yg melambangkan pasukan pembangkang. Hipotesa saya, pasukan pembangkang itulah Musa dan Bangsa Israel.

Bahkan, pada beberapa sumber sejarah, Cross Head sudah ada ribuan tahun sebelum sebelum Ibrahim atau Musa. Orang menyebutnya lambang zoroaster. Hipotesa saya, itu bukan lambang milik zoroaster, melainkan lambang milik Noah atau Nuh.

Kenapa mereka mengidentifikasi dengan lambang Cross Head? Ini adalah sebuah ungkapan yg sudah lama dikenal, yakni VERTIKAL, melambangkan hubungan keatas, hubungan dengan sang Pencipta alam semesta. Sedangkan HORIZONTAL, melambangkan hubungan sesama, interkoneksi antara manusia dengan alam, dan antara manusia dgn manusia lainnya.

Kalau boleh saya berhipotesa, (kalau gak boleh ya maapin aja dech,.,.), arti dari salib dalam bahasa Alkitabnya adalah, cintailah Tuhan mu dengan sepenuh hati (Vertikal), dan cintailah manusia lain seperti engkau mencintai dirimu sendiri (Horizontal). Bahasa Arabnya, hablum minallah (hubungan ke Allah) (V), wa hablum minannas (hubungan dengan manusia lain) (H).

Kalau orang arabnya nolak, mereka bisa ganti lambang vertikalnya dengan gambar tatasurya lain (bintang), dan lambang horizontalnya dengan anggota tatasurya yg sama (bulan sabit juga boleh). Yang penting, itulah intisari ajaran para juru selamat. Kalau punya intisari lain, diluar daripada mencintai hubungan Vertikal atau Horizontal, silahkan saja. Tapi apa iya ada intisari lain diluar itu?! Please let me know.


Salam
aca