Senin, 10 Agustus 2009

Dahaga (948)

Dear awalul muslimin,

Kecuali mereka yg kebangetan rabun, siapapun tahu kalau kalau kondisi bumi hari ini kering kerontang. Tak ada sumber air yg mencukupi bagi orang banyak, karena yg ada hanyalah padang pasir yg luas terhampar.

Adapun, hutan yg ada hanya berisikan semak belukar dengan pohon zaqum dan buah yg berduri. Jangankan untuk sumber makanan, bayangan untuk berteduhpun tak mencukupi bagi musafir yg mengembara.

Banyak orang yg menerima keganasan alam yg kering itu, namun beberapa orang lainnya memilih menjadi musafir pengembara. Dari satu tempat kering ke tempat tandus. Dan dari tempat yg tandus ke tempat gersang.

Pada dasarnya, para pengembara itu bukanlah mencari binatang untuk diburu. Bukan pula binatang ternak untuk dipelihara. Yg ia butuhkan hanyalah air semata. Air yg dapat memberikannya kehidupan, air yg bersih yg bisa diminum sebagai pelepas dahaga.

Pengembara adalah orang yg senantiasa merasa dahaga. Pengembara berjalan dari satu oase ke oase lainnya. Ia tetap berjalan, karena setiap sumber air atau oase yg ditemukannya tak pernah mencukupi. Karena air itu tak pernah bersih, murni dan suci lagi.

Setiap oase yg ditemui telah penuh kubangan kotoran, hasil pembuangan orang2 yg tak bertanggung jawab. Sebagian pengembara mencicipinya, sebagian lagi minum karena amat dahaganya. Beberapa menetap meskipun air itu ada rasa janggal dilidah, sedang beberapa lagi meneruskan perjalanan pengembaraannya.

Pengembara juga sering tertipu oleh fatamorgana. Sebuah efek seperti danau atau air yg terhampar ditengah padang pasir yg luas. Beberapa pengembara yg rabun jauh mengejarnya, sedang beberapa lagi memahami sebagai efek alam terhadap panas akibta tandus dan kering.

Orang2 lebih banyak yg bilang pengembara adalah kegilaan, karena pengembara percaya tak ada air yg bersih yg dapat ditemui di musim ini. Meraka tahu air2 di oase itu kotor. Tapi apa mau dikata, musim hujan belum tiba.

Apakah benar tak ada air bersih di musim kemarau?
Apakah memang air bersih hanya datang pada musim penghujan?
Pengembara tak percaya bahwa tak ada.
Pengembara percaya bahwa air bersih itu berada di suatu tempat.
Masalahnya, tidak semua orang mempercayai itu, dan tidak semua orang mau menjadi pengembara?

Saya kira, jika tidak merasa dahaga, tak ada orang yg akan mengembara. Juga jika air limbah itu masih dirasa bersih, buat apa mengadakan perjalanan pencarian oase.

Tidak semua orang jadi pengembara. Yg repotnya, rata2 semua pengembara tak pernah langsung mendapatkan oase yg berisikan air bersih, bening alami dan suci. Ia harus mencari dan mencari. Hanya kesungguhan dan kesabaran yg dapat membawanya kepada sumber air suci lagi bersih yg benar2 bersih.

Salam
aca

1 komentar:

Poetra pamoengkas mengatakan...

apakah menjadi pengembara adalah bagian dari sunah-Nya???

sebab memamng betul kebenaran itu harus dicari, bkan dinnanti.

salam hangat dari ucup "jiwa yang tersesat"