Minggu, 30 Agustus 2009

Menangis di Khotbah Jum'at (955)

Alkisah, ada dua orang anak muda yg menghadiri sebuah khotbah Jum'at di desanya yg terpencil, Cisaat, Selajambe, Sukabumi. Desa dengan tradisi ortodox yg khotbah jum'atnya tidak memperbolehkan khotibnya bicara dalam bahasa Indo atawa sunda. Tradisi ini bisa anda temui di kebanyakan Jum' atan di desa2 pedalaman di Indonesia.

Kenapa begitu? Jangan ditanya. Mungkin masjid2 dibeberapa daerah itu menginginkan kesakralan tinggi pada upacara jum'atnya hingga hanya boleh menggunakan bahasa arab saja. Kesepakatan ulama lokal, kurang Syar'i jika tercampur dalam bahasa non-arab.

Jum'at itu, Poltak, salah satu anak muda yg duduk dipojok masjid tertunduk seperti seorang yg begitu khusyuk. Khotib pun naik mimbar, adzan berkumandang, dan khotib mengucapkan salam seraya mulai membaca naskah kumal dalam bahasa arab.

Khotib pun berkhutbah.

Tiba2,.,. ketika ada sedikit jeda dalam khotbah khotib,.. terdengar suara isak tangis yg rada tertahan dari orang yg duduk dipojok yg sedari tadi menunduk. Hiks... hiks... hiks (cedih). Poltak menangis terisak tertahan.

Keruan saja, seorang pemuda lainnya kawan Poltak begitu tertegun. Ia duduk dua shof didepan Poltak. Ia yg biasanya mengantuk menjadi tertegun dan menoleh ke arah Poltak yg terisak yg berada dibelakangnya. Dalam hati kawannya itu, begitu syahdu dan tenteram rasanya.

Kawannya berusaha menyelami isi hati Poltak. Di dalam benaknya, betapa bahagianya Poltak, ia bisa mengerti isi khotbah Jum'at itu hingga sampai terharu dan menangis. Oooh... andai saja ia bisa seperti Poltak, bisa mengerti bahasa arab, dan bisa mengerti isi khutbah, pastilah ia akan merasakan ketentraman bathin dari ceramah2 khotib yg sakral itu.

Pikirnya, pastilah tak ada kata yg percuma. Tak ada kalimat yg tidak berarti. Bayangkan saja, bukan cuma ayat2 dari Al-Qur'an begitu mulia, namun isi kata2nya semua juga pastilah mulia, berpahala jika diucapkan,.,. wuong bahasa arab.

Alkisah, khotbah pun usai. Sholat Jum'at pun berjalan dengan lancar sampai bubar. Dengan tak sabar, kawannya menghampiri Poltak seraya bertanya kepada Poltak, "Eh... Tak,, enak bener loe?! Bahagia banget loe ye, bisa ngerti isi khotbah. Pasti ente penuh haru dan bahagia setiap khotbah jum'at. Subhanallah.. Kata kawannya menyebut nama Allah.

Poltak pun menjawab, "enak aja !, siapa bilang gue ngerti isi khotbah. Wuong khotibnya aja gak ngerti apa arti isi yg dibacanya. Dari jaman blum merdeka, seisi masjid ini juga gak pernah ada yg ngerti isi khotbah Jum'at, kecuali para malaikat yg berada di sekitar kita (ehm2, batuk-red), kata Poltak sambil kesel.

Kawannya bertanya lagi, "Lha terus,.,. kenapa ente tadi nangis ter-isak2 gitu. Sambil sewot ia menjawab, "si beno kambing bandot gue mati kelelep di sumur. Tadi pagi kang Dodo nemuin dia mati ngambang di dasar sumur".

Hwuu..hwuu..hwuu... hiks,,hiks,,hiks (cedih). Poltak pergi sambil kembali menangis.


Salam

aca

Tidak ada komentar: