Selasa, 31 Maret 2009

Jejak Petualang (936)

Seorang Petualang bukan orang yg cepat puas. Seorang petualang senantiasa mencari dan mencari jawaban atas pertanyaan yg bersemayam dikepalanya. Ia kerap mempertanyakan ada apakah dibalik batas tembok kota tempat ia tinggal? Buat orang2 kebanyakan, mereka cukup puas hidup di dalam benteng kota. Bisa makan, bisa berdagang, bisa beranak pinak dan menjalani hidup seperti kebanyakan orang lainnya. Tak perlu bersusah payah, kota telah menyediakan segalanya, itulah dunia, sesuatu yg ada di depan matanya.


Tetapi untuk seorang Petualang, jiwanya dipenuhi oleh rasa ingin tahu yg berkepanjangan. Pandangannya tidak hanya tertuju pada aktifitas orang2 di dalam kota atau riuh ramainya pasar kota yg ada di dalam benteng kota. Ada rasa ingin tahu, apa gerangan yg ada dibalik tembok ini? Apa yg ada diluar sana selain pasar kota, orang2 yg ramai, para penduduk kota yg riuh ramai, para pedagang, para prajurit kerajaan, penjaga2 kerajaan, atau istana raja dan penghuninya yg kerap memunculkan diri, dan aneka sesuatu yg ada didalam tembok kota.


Jiwa petualang berbeda dengan kebanyakan orang yg senantisa menerima keadaan sebagai sesuatu yg solid dan tak bergerak. Kebanyakan orang melihat kehidupan didepan matanya, kehidupan orang2 yg berseliweran didalam kota, kehidupan istana, dan kehidupan sang Raja dengan istananya adalah kehidupan yg mantab tak tergoyahkan. Kehidupan yg menjadi sebuah kebenaran yg nyata. Tak ada yg mungkin berubah, tak ada yg ber-evolusi. Di mata orang banyak, segala sesuatu telah berjalan ber-bulan2 bertahun2 seperti itu. Itulah sesuatu yg tetap dan tak berubah. Suatu yg absolut dan mutlak untuk diterima, dijalani, dan dilakoni.


Orang banyak tidak pernah melihatnya sebagai sesuatu yg harus difikirkan, apalagi dirubah atau diperbaiki. Segalanya harus berjalan seperti apa adanya tanpa perubahan. Mekanisme orang2 dipasar, tradisi dan budaya tahunan, pesta2 dan perayaan kerajaan, titah Raja dan para pejabat istana, dsb. Itulah kebenaran bagi orang banyak. Tembok kota adalah batasannya. Tak ada apapun yg patut dilakoni diluar tembok kota ini.


Orang banyak sangat khawatir akan sebuah perubahan sekecil apapun. Mereka tak pernah mau ambil resiko. Mekanisme orang2 di dalam kota, tradisi dan budaya yg telah ada, bahkan keberadan dirinya sendiripun tak pernah dipertanyakannya. Kenapa ia menjadi rakyat, atau kenapa seorang Pangeran bisa menjadi Pangeran, yg kemudian menjadi Raja. Jangankan untuk berfikir menjadi Pejabat istana, untuk merubah nasibnyapun ia tak berani. Sebuah perubahan, sekecil apapun, bisa menjadikannya suatu yg terlalu beresiko.


Kota dengan batasan temboknya adalah sebuah kehidupan absolut yg harus diterima oleh orang banyak sebagai masyarakat sebuah negeri. Tembok kota adalah penyelamat kehidupan orang banyak. Ia melindungi dari serangan para perampok dan orang2 jahat dari penduduk negeri yg lain. Tembok kota menghalangi pandangan orang luar untuk melihat kedalam, meskipun menghalangi orang dalam kota juga untuk melihat keluar. Berfikir keluar dari batas tembok kota bukan sesuatu yg bisa dilakukan oleh orang kebanyakan.


Petualang, adalah orang yg berbeda, ia tidak seperti orang kebanyakan. Petualang adalah orang yg berfikir yg kemudian bertindak. Ketika pertanyaan2 muncul dari dalam dirinya, ”Mengapa seseorang menjadi pejabat istana? Mengapa Seorang menjadi Raja? Mengapa ada tradisi rakyat ini? Mengapa ada pesta anu? Apa makna dari pesta itu? Mengapa ada peraturan ini? Mengapa ada peraturan itu? Mengapa harus begini? Dan mengapa harus begitu?”


Petualang, tidak hanya berfikir dalam lingkup kotanya saja. Ia punya pertanyaan besar yg berkecamuk, ada apakah dibalik tembok kota ini? Apakah ada orang2 yg sama diluar sana. Apakah ada negeri2 lain diluar sana ? Apa yg mereka kerjakan di negeri2 lain itu? Lebih baik kah kehidupannya atau lebih buruk? Bagaimana tradisi2 nya? Bagaimana pesta tahunannya? Bagaimana Pejabat dan Para Rajanya? Dan bagaimana sejarah kota ini dulunya hingga ia bisa berdiri seperti sekarang?


Pertanyaan2 ini adalah pertanyaan dasar dari setiap orang, namun Petualang memikirkannya, orang banyak tidak. Petualang berfikir dan menganalisa, orang banyak tidak. Petualang menggunakan akalnya, orang banyak tidak menggunakannya, orang banyak menerimanya sebagai suatu yg memang harusnya begitu dari dulunya. Petualang selalu kritis, mengkritisi sesuatu, menanyakan, sedang orang banyak menerimanya saja dan tak mau ambil resiko. Petualang adalah pengguna akal, orang banyak adalah penerima nasib dan keyakinan. Menurut kebanyakan orang, apa yg telah dijadikan tradisi banyak orang adalah sesuatu yg pasti benar adanya.


Manalah mungkin sesuatu yg salah bisa dilakukan banyak orang. Pastilah sesuatu yg hanya benar saja yg dilakukan oleh orang banyak, buktinya adalah ya itu tadi, banyak orang yg melakukannya. Mana mungkin orang yg demikian banyak bisa salah. Oleh karena itu, apapun itu, ikutilah pendapat orang2, karena pendapat orang2 itu pastilah yg benar karena banyaknya. Semakin banyak orang yg setuju atau meyakini sesuatu maka sesuatu itu semakin besar kemungkinan mendekati kebenarannya.


Demikianlah pendapat kebanyakan orang. Sesuatu yg kadung disetujui banyak orang akan semakin banyak saja jumlah orang yg menyetujuinya. Kenapa? Karena modusnya sama dengan lalat. Jika ada dua atau lebih lalat yg menghinggapi sesuatu, maka lalat2 lain akan menyangka ada sesuatu yg lezat untuk diperebutkan. Semakin banyak gerombolan lalat pada sebuah jebakan lalat maka akan semakin banyak pula lalat yg menggerombol pada tangkai perangkap lalat itu.


Kebalikannya, lalat tak akan peduli akan apa yg ada didepan matanya. Yg mereka pedulkan adalah kawan2nya sendiri. Jika ada dua ekor saja secara kebetulan terbang ke arah selatan, kawannya yg lain akan memperhatikan gerak geriknya. Dan ketika ia hinggap pada sesuatu, kawannya yg lainpun mencoba meliriknya, apakah ada lalat lain yg mengerubutinya, sementara ia pun terbang kesana kemari mencari gerombolan lain yg lebih menarik dan menjanjikan.


Perilaku ini bisa kita lihat pada rumah makan dipinggir jalan. Andainya rumah makan itu sepi pengunjung, pastilah ada keengganan orang untuk menghampiri dan berhenti. Yg ada dalam benak kita adalah kenapa tak ada yg berhenti. Pastilah rumah makan itu tak punya hidangan yg lezat untuk dimakan.


Kebalikannya pecel bu Sri yg mangkal di simpang lima Semarang, sungguh luar biasa penuhnya. Tak henti2nya bu Sri melayani pembeli. Pengunjungnya begitu fantastis, antri gak karuan. Kenapa orang rela antri di pecel bu Sri. Padahal sebelahnya banyak sekali yg jual pecel. Sungguh saya sudah coba pecel non bu Sri. Dari A sampai Z ya isinya sama, nasi dan pecel.


Jika pembaca ingin membeli bandeng presto di Semarang fenomenanya lebih extrim. Begitu berderet-deret banyaknya toko yg menjual bandeng presto. Sangatlah banyak toko yg menjualnya. Namun pembaca yg sudah ke sana pasti tahu, lebih dari 90% orang yg datang hanya mengantri di satu toko, namanya Bandeng presto Juwana. Konon rasanya beda. Pembaca, saya sudah membeli dari tiga toko yg berbeda, saya dan kawan saya yg orang Semarang tak pernah bisa membedakan rasanya, yg mana Juwana dan yg mana yg bukan.


Kalau ingin melihat modus lalat lainnya, pembaca bisa datang ke Jombang. Ribuan orang antri hanya untuk mendapat air kobokan seorang anak yg bernama Ponari. Begitu banyaknya orang ber-duyun2 mendatangi seorang bocah yg konon kata orang bisa menyembuhkan penyakit siapapun yg meminum air kobokannya dengan batu mustika yg digenggamnya.


Begitulah orang banyak, seperti lalat, menggerombol pada yg sudah bergerombol, mengikuti yg banyak, menghindar dari resiko minoritas. Padahal lalat hidup tidak mencari buah yg baik, makanan yg baik. Lalat terbang bergerombol hanya untuk menempel pada bangkai dan kotoran.


Seperti halnya lalat, manusia memiliki tradisi yg sama, cenderung mengikuti pendapat orang kebanyakan. Sesuatu yg banyak disetujui oleh orang2 akan semakin besar kemungkinannya untuk disetujui yg lainnya. Paling tidak, dasar logikanya ada sebuah kriteria yg telah tembus yakni, telah ada orang lain yg telah mempertimbangkan memikirkan dan mengambil keputusan untuk menyetujuinya. Bahkan secara tak sadar, kriteria ini menjadi lebih kuat kedudukannya sebagai alat penguji dibanding pertimbangan dan logika pemikirannya sendiri. Manusia, seperti juga lalat, lebih mempercayai pertimbangan keputusan yg diambil orang lain dibanding pertimbangan keputusannya sendiri. Itulah yg dinamakan psychology masa. Suara orang kebanyakan adalah suara kebenaran, dan kebenaran itu pastilah banyak orang yg menyetujuinya.


Is that true ? (wuihh,,, boso Inggris rek .,.,).


Salam
aca

Jumat, 27 Maret 2009

KU KLUX KLAN (935)

Dear Bloggers,


Cerita Kabut Putih alias kaum yg berpakaian putih2 sebagai atribut alim namun sering melakukkan anarkis tidak hanya ada di sini. Di Amerika sono juga ada, namanya KU KLUX KLAN. Pakaiannya serba putih. Topengnya putih. Dulu, mereka sering mengadakan aksi demo, pembakaran, kekerasan, dan anarkisme terhadap agama dan ras yg berbeda (non kulit putih). Korbannya biasanya negro, ras kulit berwarna, atau siapapun yg dianggap sebagai penghambat.


KKK, boleh juga kita sebut dengan Front Pembela Kulit Putih. Didirikan pertama kali pada 1865 oleh para veteran perang sipil Utara – Selatan di Amerika. Kekerasan dan pembunuhan meningkat sejak pemerintah bagian Selatan memberikan pernyataan seolah memberikan tempat kepada KKK yg bergerak seiring dengan kepentingan pemerintah Selatan yg kebanyakan adalah kulit putih. KKK lahir dalam rangka menjaga supremasi kulit putih dengan menekan negro pada zaman sebelum abolisi (penghapusan perbudakan) dan ras kulit berwarna lainnya.


Sejarah Amerika mencatat gerakan ini membawa kekerasan disana sini. Penangkapan atas sekelompok kecil dari sekelompok besar yg lebih banyak yg sering diakhiri dengan pembantaian dan hukuman gantung. Pembakaran salib kerap menjadi tradisi mereka setelah pembantaian. Kelompok2 kecil yg beraliansi perbedaan warna kulit dan kepentingan ini beraksi di kampung2 dan desa kecil di Amerika. Hal ini terjadi bukan hanya dikarenakan hukum yg lemah, melainkan pemerintah Amerika sendiri tidak berani mengambil tindakan hukum yg tegas lantaran arusnya adalah dari majoritas (mainstream).


KU KLUX KLAN, adalah KABUT PUTIH nya di Amrik sono. FPI sono. Modusnya persis sama, terjadinya juga persis sama, di saat hukum lemah. Pemerintah takut bertindak karena menyangkut arus mayoritas. Kalau mba Hardina suka nonton film2 koboy, ada segolongan orang berpakaian putih dengan topeng kuncung segitiga bergerombol siap membakar dan menggantung kaum minoritas, nah itulah mereka.


Cerita Kabut Putih alias kaum yg berpakaian putih2 sebagai atribut alim namun sering melakukkan anarkis tidak hanya ada di sini. Pakaiannya serba putih. Topengnya putih. Dulu, mereka sering mengadakan aksi demo, pembakaran, kekerasan, dan anarkisme terhadap agama dan ras yg berbeda (non kulit putih). Korbannya biasanya negro, ras kulit berwarna, atau siapapun yg dianggap sebagai penghambat seperti yg saya ceritakan diatas.


Setelah Perang Dunai I, KKK generasi kedua lahir pada tahun 1915, menyerap lebih banyak pengikut dengan agenda yg sama, gerakan rasisme, anti Yahudi, anti kulit berwarna, anti Semit dan anti Gereja sekte luar. Generasi kedua mendapat lonjakan pengikut yg demikian banyaknya disebabkan persamaan kepentingan dari golongan mayoritas (mainstream).


So, Front Pembela akan selalu ada dengan cara kekerasan, selama hukum tidak bisa ditegakkan dan ajaran doktrin mendominasi. Pemerintah manapun akan takut mengambil tindakan keras, apalagi menjelang PEMILU. Kenapa? ya takut nggak dapat suara dari golongan majoritas khan repot.


Begitulah kelemahan demokrasi, yg banyak akan menguasai yg sedikit. Yg kuat akan menguasai yg lemah. Padahal, saya yakin orang banyak belum tentu benar. Bahkan, di dalam sejarah, suara kebanyakan orang ngawur. Di dalam Al-Qur'an, mba bisa cari, beruntun ayat2 yg menjelaskan "namun kebanyakan orang adalah fasik/musyrik/membantah/ingkar/tidak mengerti/o-on/dsb".


Kalau anda baca sejarah, sejarah apapun itu, banyak sekali kebenaran dihakimi oleh orang banyak. Galileo yg dipenjara; Copernicus yg dihukum mati dan Bruno yg dibakar hidup2 akibat menentang doktrin Gereja bahwa bukan bumi sbg pusat tata surya melainkan matahari; Isa atau Jesus yg dipilih untuk disalib, dihina, disuruh memakai mahkota duri, diludahi, sedang Barabas - seorang perampok malah dilepaskan; Muhammad yg dihina, dilecehkan, ditimpuki kotoran oleh anak kecil, dsb.


Arus mayoritas cenderung menjerumuskan. Sesutau yg HAQ (saya malas bilang kebenaran) bukan suara terbanyak.Contohnya,,, ya KU KLUX KLAN. Contoh nang kene ,,.. yo Kabut2 Putih.


Salam
aca

Senin, 16 Maret 2009

Kajian surat AZ-ZUMAR (918)-ADVANCE

Dear Bloggers,


Kajian dari surat Az zumar akan jadi sulit penerimaannya bagi yg belum membaca blog atau bagi yg baru membuka. Agak advance. Untuk itu, bagi yg belum memiliki pelajaran tentangnya jangan dulu dibaca. Bagi yg sudah kemudian memiliki pertanyaan, mangga, silahkan japri.


Penafsiran yg dibuat Ahli Kitab manapun menunjukkan surat ini menceritakan ‘alam sono’. Hal ini sudah sangat sering saya jabarkan bahwa bukan demikian. Al-Qur’an bukan kepercayaan untuk alam sono. Al-Qur’an bukan pembahasan untuk kematian nyawa. Tetapi Al-Qur’an adalah ayat2 yg menerangkan tentang kehidupan, petunjuk menjalani kehidupan itu, dan bangkit dari kematian ruhani (kesadaran), bukan jasmani.


Az-Zumar, adalah sebuah PETUNJUK. Inilah petunjuk itu;


Bismillahi rohmanirrohim,

1. Kitab (Al Quran ini) diturunkan oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
2. Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka mengabdilah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.
3. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah DIN yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak mengabdi kepada mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya." Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.


Sengaja saya cantumkan kata na’budu dari menyembah menjadi mengabdi. Disinilah pangkal paralax pemahaman, bahwa na’budu yg berasala dari kata a’budu atau abada menjadi menyesatkan jika diartikan menyembah. Allah tidak butuh disembah. Dia Allah menginginkan pengabdian konkrete dari hambanya. Namanya juga hamba, ya tugasnya tak lain mengabdi.


Demikian juga dengan kata agama (dari bahasa sanskerta), saya kembalikan lagi kepada bentuk aslinya yakni DIN, dimana DIN bukanlah agama/keyakinan/kepercayaan, dimana DIN adalah sebuah tatanan hukum, suatu bentuk murni dari sistem sunatulloh yg bekerja setimbang terhadap alam, juga terhadap manusia.


Kenapa dikatakan Allah tidak menunjuki para pendusta dan pengingkar?
Karena Allah merupakan sebuah sistem alam yg bekrja setimbang, ilmiah, dan berdasarkan hukum alam dan sosial. Bagi mereka yg dihatinya ada kesombongan, maka automaticaly, secara otomatis hukum sebab akibat, mereka tak akan bisa menerima konsep tatanan sunatulloh, alamiah, dan ilmiah. Mereka hanya berpegang kepada tahayul, mitos dan dongeng2 yg telah terintal pada kesadarannya. Tahayul dongeng dan mitos inilah yg mereka pegang sebagai aksioma (fondasi berfikir) sehingga mereka ingkar terhadap ajaran yg ilmiah.


4. Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya. Maha Suci Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.


Didalam injil sering disebut2 masalah anakNya. Maksudnya sama dengan anak dalam surat ini, yakni bukan anak nasab, bukan anak dalam arti darah dan daging, melainkan anak RUH, anak ruhani atau jiwa, anak kesadaran. Bukan hanya Nabi Isa atau Jesus, para Nabi dan Rasul adalah anak2 Allah. Sedangkan dalam surat Al-Alaq, dijelaskan tentang Allah tiada beranak dan diperanakan adalah sebuah bantahan terhadap anak dalam arti darah dan daging.


5. Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.


Apa2 yg menyangkut langit adalah dari Allah. Dan apa2 yg menyangkut bumi adalah dari manusia itu sendiri. Segala sesuatu yg menyangkut siang, adalah kondisi yg menggambarkan kejelasan, terang, periode dimana konsep dari Allah bisa berlaku atas manusia. Sedangkan yg menyangkut malam adalah penggambaran kondisi zulumat, jahiliah, gelap, bodoh, dimana hukum yg zalim merajalela, hukum si kuat memperdaya si lemah.


6. Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan[1306]. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?


Min Nafsi Wahida, artinya dari seorang diri. Demikian Allah mencipta. Segala sesuatu yg dari Allah adalah dari satu menjadi dua, dari dua menjadi empat, demikian seterusnya. Sama halnya dengan sebuah pohon yg selalu ditanam dari satu biji, kemudian tumbuh dan berkembang, yg kemudian berbuah menjadi banyak.


Dalam situasi malam, dimana hukum jahiliah dan musyrik berkuasa, hukum2 karangan manusia berlaku atas manusia, hukum yg didasari atas konsensus (persamaan kepentingan dari suaru mayoritas), seorang pemimpin baru lahir bukan dari wadah musyawarah, bukan dari hasil vooting atau ditunjuk oleh orang, melainkan ditunjuk oleh Allah. Ia diberikan pemahaman konsep kesadaran yg ilmiah – dimana saat itu tidak satu manusiapun memahami sepenuhnya.


Konsep ini harus dipahami olehnya sepenuhnya, bulat, lengkap, tiada lonjong dan tiada cacat. Karena dia-lah yg nantinya memberikan “ma’idah” atau makanan dari langit ini untuk orang2 lainnya, orang2 yg belum tahu. Makanan jiwa dan kesadaran, yg kemudian untuk di-implementasikan. Makanan inilah wahyu, dan makanan ini harus menjadi ruh penggerak kesadaran, untuk kemudian di aplikasikan.


Inilah perbedaan besar antara makanan dari langit, yakni konsep DIN yg berisikan ruh dari Allah atau kesadaran konsep tatanan sosial yg ilmiah – dengan makanan dari bumi yg bentuknya kepercayaan atau agama. DIN memiliki modus IMPLEMENTASI SOSIAL. Agama, keyakinan, atau kepercayaan apapun tak memiliki modus aplikasi sosial. Ia hanya sebuah keyakinan individual, keyakinan atas sesuatu yg abstrak.


Konsep DIN berisikan kesadaran individu untuk menata masyarakat, sedang konsep agama tidak, hanya menata kesadaran individu untuk mendapat imbalan di ‘alam sono’. Agama tidak perduli terhadap masalah tatanan sosial, karena menurut mereka tatanan sosial bisa apa saja. Hukum manusia atas manusia bisa dikarang bagaimana saja, yg penting keputusan suara terkuat atau suara terbanyak. Asal masih bisa ke masjid atau ke gereja mereka tak peduli.


Sangat berbeda dengan sistem DIN yg berbicara masalah sistem hukum untuk manusia. Membangun orang2 pendahulu yg kemudian pada gilirannya nanti menjadi aparat penegak hukumnya. Sistem DIN tidak hanya membangun individu mukmin yg siap mengabdi kepada keinginan Allah semata, karena sistem DIN itu sendiri adalah kemauan Allah, yakni membangun struktur, yakni seperti pada ayat diatas, membangun kerajaan.


Prosesnya terbagi menjadi 6 tahapan. 3 tahap dalam kegelapan, 3 tahap lagi dalam terang. Mengapa dikatakan di ayat 6 tsb Allah menjadikan mukmin 3 tahapan kegelapan? Apakah Allah sedang bicara ginekologi saja atau ayat aplikasi ?!


Mengenai tahapan2 ini, akan dibahas dalam kajian khusus pada topik yg lain.

7. Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu[1307] dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain[1308]. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu.


Sebagai Da’i, apabila kita menjelaskan konsep ini, sampaikan saja apa adanya. Jangan disiasati supaya ia mau menerima dan jangan dihalangi supaya ia mau menolak (sekiranya anda men-judge isi hatinya jelek). Sampaikan saja apa adanya. Jangan dikurangi dan jangan ditambah. Karena pada dasarnya Allah tidak memerlukan keimanan seseorang. Allah tidak pernah memohon. Hambanyalah yg seharusnya memohon untuk diberikan keimanan.


Yang jelas Allah tidak mentolerir penolakan (awas,, kafir bukan berarti orang beda agama,, tapi orang yg menolak konsep sistem DIN). Dan kita sebagai da’i juga tidaklah berhak menghakimi disaat malam hari. Tunggu saja Fajar datang (siang/kemenangan), dan itupun setelah 3 bulan haram (amnesti masal). Dan Allah mengetahui apa yg tersimpan di dalam dada mereka (qolbu sebenarnya bukan paru2, melainkan pusat kesadaran).


8. Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka."


Ayat ini juga bukan berupa cerita individu seseorang yg sadar dikala kebalangsak dan hilaf dikala makmur. Bukan,., bukan itu. Disini Allah sedang membicarakan sebuah kaum/komunitas/atau golongan. Kaum mukmin yg pada suatu masa dikala malam (kondisi malam/jahiliah) memohon pertolongan untuk bisa keluar dari hukum manusia, hukum jahiliah dan hidup dalam kerajaan Allah, untuk bisa mendapat nikmat (menang).


Bukan nikmat berkuasa dan memiliki negeri2 dan tanah kekuasaan, atau nikmat menjadi penguasa dengan istana yg banyak, melainkan nikmat bisa hidup berdasarkan konsep tatanan yg ilmiah, konsep DIN yg murni yg bersumber dari hukumNya saja. Itulah kondisi terang, siang hari, kondisi dimana mukmin menjadi muslim. Muslim asal katanya dari salam, aslama, artinya tunduk/taat pada Kerajaan. Kerajaan atau kekuasaan yg dasar hukumnya adalah sistem DIN.


Kemudian seperti halnya dalam sejarah Bani Israil, sejarah umat Muhammad, semuanya akan kembali lupa. Umat Muhammad sama halnya dengan umat Bani Israil, mengadakan sekutu2 bagi Allah, membuat hukum2 parsial tersendiri, mengatur manusia bukan berdasarkan hukum yg dari Allah, hingga mereka musyrik, berpecah belah, ber-golongan2. Mereka kembali hidup dengan hukum lain dan memecah belah DIN mereka (QS 2:165) (QS 30:31). Itulah kehidupan jahiliah yg berikutnya.


Sejarah perjalanan umat yg dipimpin seorang pembawa risalah akan terus berulang, dan akan selalu demikian. Inilah yg namanya Sunatulloh. Dan tidak ada perubahan dalam sunatulloh itu (QS 17:77).


9. (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.


Apakah orang2 yg berhukum kepada hukum thaghut, hukum buatan konsensus atas dasar persamaan kepentingan lebih beruntung? Secara kasat mata sepertinya demikian, namun Allah berfirman bahwa orang2 yg mengabdi pada kondisi malam (DIN tidak tegak), yg mengabdi se-mata2 hanya atas dasar mencari rahmatNya-lah yg lebih beruntung.


10. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu." Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.


Yang dimaksud hamba2-ku yg beriman adalah orang mukmin, orang yg telah berjanji setia kepada Allah untuk mengabdi kepadaNya saja, mengabdi kepada sistem hukumNya saja. Perintah bertaqwa adalah bertawakal, beserah diri sepenuhnya kepada kemauan Allah, yakni dengan cara melakukan amal sholeh. Amal sholeh atau berbuat baik bukan mengganti karpet masjid dengan yg baru atau ngasih uang pengamen dan pengemis di lampu merah, melainkan beraktifitas dalam rangka memberlakukan DIN supaya tegak.


Aktifitas ini tidak begitu saja berjalan mulus. Aktifitas ini akan menghadapi halangan dan rintangan yg luar biasa dari orang2 yg tidak senang akan tegaknya sistem hukum DIN. Kalangan orang yg tidak senang bukan hanya datang dari kalangan sekuler murni, melainkan juga dari Ahli Kitab sekuler dan kaum agama.


Untuk itu diperlukan orang2 yg kesabarannya luar biasa. Orang2 yg kesadaran jiwanya dipenuhi ruh Allah, keinginannya adalah keinginan Allah, dan orientasi hidupnya adalah dalam rangka mengabdi kepada keinginan Allah semata. Orang2 ini telah menukar jiwanya dengan ruh Allah, serta membelanjakan hatanya dijalan Allah.
(QS 9:111) Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.


11. Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya mengabdi kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam DIN.


Kata2 menyembah saya kembalikan lagi kepada ‘mengabdi’. Dan kata ad-din saya kembalikan lagi artinya dari agama ke DIN. Langsung semuanya menjadi jelas. Jelas bahwa perintah Allah untuk mengabdi kepadanya tak lain adalah dengan memurnikan ketaatan dalam bentuk DIN.


Kata2 memurnikan mengandung arti yg dalam. Memurnikan artinya mengembalikan sesuatu yg telah bercampur (kotor) menjadi sesuatu yg asli. Misalnya memurnikan air sungai yg kotor untuk kembali bersih seperti asalnya waktu dari sumber mata air. Jadi DIN sangat mungkin untuk kotor atau bercampur. Itulah sebabnya perlu dimurnikan.


12. “Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri”.


Ini ayat dalam sekali. Jika awalul muslimin (orang2 yg per-tama2) ngikutin Nabi, tentu bukan orang2 pada fase DIN sudah tegak. Bukan orang2 yg bergabung di Madinah, fase dimana bendera sudah berkibar. Melainkan orang2 yg pertama bergabung seperti Khadijah, Abu Bakar, Usman, Umar, Ali, Arqom, dan orang2 yg pertama menerima DIN.


Orang2 ini berani mengambil keputusan dikala DIN belum tegak. Mereka komit (beriman) terhadap sesuatu yg benar2 ghoib. Bagaimana tidak ghoib, wuong baru Muhammad saja yg mempresentasikan konsep itu, belum ada yg lain. Mereka bisa menerima konsep DIN hanya lewat presentasi Muhammad. Mereka ‘nalar’ terhadap konsep itu dan mengadakan sebuah komitmen (Perjanjian). Iman asal katanya dari berjanji (ayman). Ikatan perjanjian untuk menegakkan inilah yg disebut dengan komitmen umat. Tidak bisa dikatakan sebuah umat jika tidak ada komitmen terhadap visi dan misi.


13. Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku."


Hari yg besar adalah hari dimana terjadi pergantian kekuasaan. Malam menjadi siang. Orang2 yg teraniaya bisa mengalahkan orang2 yg menganiaya. Itulah hari kemenangan, hari yg besar. Hari ini disebut juga hari pembalasan, hari penghakiman, hari kiamat, yakni kiamat buat para penentang tegaknya Kerajaan Allah. Bahasa Arabnya Futuh.


14. Katakanlah: "Hanya Allah saja aku mengabdi dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) DIN."


15. Maka mengabdilah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia[1309]. Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat." Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.


Karena kiamat itu adalah hari pembalasan, hari penghakiman. Hari dimana kekuasaan Bathil dikalahkan.


16. Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku hai hamba-hamba-Ku.


Benarkah pada hari kemenangan kekuasaan Kerajaan Allah mereka dibakar ? Ataukah mereka dibakar setelah mereka bangun dari matinya ? Siapa yg membicarakan hari kebangkitan setelah kematian nyawa ?! Bukan saudara, ayat ini bukan ngomongin siksaan di alam ‘sono’, melainkan hukuman bagi para pendusta, yakni kaum yg tidak mau menerima kekuasaan Kerajaan Allah. Mereka umumya lari ke luar negeri atau melakukan perlawanan separatis dikampung2, dikalahkan, dan ditangkapi. Inilah hukuman setimpal bagi mereka yg tidak menerima sistem hukum DIN dari tegaknya Kerajaan Allah. Sengsaranya kehidupan mereka bagi dipanggang pada api yg berlapis2. Hanya gambaran api yg bisa memvisualisasikan kesengsaraan secara proporsional.


17. Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak mengabdi kepada-nya[1310] dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku,


18. yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya[1311]. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.


Berita gembira adalah berita kebenaran, wahyu Allah, itulah berita atau berita gembira. Yang dapat menerima berita itu hanyalah orang2 yg mendapat petunjuk. Siapakah orang2 yg bisa mendapat petunjuk,,.. ya orang2 yg menggunakan akalnya, akal sehatnya untuk berfikir terhadap wahyu, menginstalnya, dan mengganti kesadaran lama (file2 lama yg sudah kadong terdownload) dengan kesadaran wahyu. Tanpa akal untuk berfikirnya, wahyu tidak akan terinstal, karena akan terpental oleh doktrin2 lama, bahkan menganggap wahyu itu sebagai virus.


19. Apakah (kamu hendak merobah nasib) orang-orang yang telah pasti ketentuan azab atasnya? Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada dalam api neraka?


20. Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.


Sudah jelas hukuman bagi sub-versib sistem kekuasaan DIN, Kerajaan Allah. Tak ada ampunan bagi mereka, karena orang2 yg membangkang terhadap sistem yg tunggal hanya akan membahayakan keberadaan sistem secara keseluruhan. No excuse. Sedang orang2 yg bertaqwa adalah orang2 yg teguh terhadap perjanjiannya, konsisten terhadapresiko perjuangan, dan tetap pada komitmennya untuk menegakkan DIN.


Bagi mereka, disediakan tempat2 yg tinggi dalam struktur Kerajaan Allah. Dimanakah itu ? Ya di puncak2 kepemimpinan. Tempat itu bagaikan tanah yg subur yg dialiri sungai2. Inilah Jannatu Adnin (kebun yg dekat), bukannya sorgaloka. Kenapa otak kita sebelumnya nyambungnya ke sorga nanti setelah mati ?! wah,,, itulah reaksi dari sebuah doktrin. Dari kecil sudah di cekoki surga setelah mati yg di dalamnya banyak istana, emas berlimpah yg gemerlap, dan bidadari yg cantik jelita.


Kalau mau di lacak, gambar halusinasi ini adalah bayangan daripada hawa nafsu basic dari manusia. Inilah yg menyebabkan Jannah menjadi gambar halusinasi ini.


21. Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.


Air dari langit itu adalah wahyu. Apa2 yg dari Allah selalu disebutkan dari langit. Sedangkan tanaman atau pohon, adalah sesuatu yg disirami oleh air. Tanaman atau pohon adalah mukmin2 atau komunitas mukmin yg dengan air dari langit itu mereka bisa hidup. Mereka bermacam ragam warnanya, besar, jaya, tua, redup, seperti pohon yg ke-kuning2an, untuk kemudian hancur dan mati. Ayat ini hanya dapat dimengerti bagi mereka yg memiliki akal.


22. Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima)DIN Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.


23. Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah,
niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.


Orang sering mempermasalahkan Hadist. Padahal Al-Qur’an adalah Ahsanal Hadist (perkataan yg paling baik). Gemetar ketika mengingat Allah. Apanya yg diingat dari Allah hingga orang mukmin gemetar ? Halusinasi Jasad Allah kah yg begitu besar?! Halusinasi Bentuknyakah yg menawan seperti sinar?! Atau halusinasi2 lainnya ?


Tidak saudara. Yg membuat mukmin gemetar adalah takutnya akan kewenangan dan kegagahan hukum yg berlaku. Senantiasa menjunjung tinggi hukum itu dikala sebelum dan sesudah masa penaklukan/kemenangan/Futuh.


24. Maka apakah orang-orang yang menoleh dengan mukanya menghindari azab yang buruk pada hari kiamat (sama dengan orang mukmin yang tidak kena azab)? Dan dikatakan kepada orang-orang yang zalim: "Rasakanlah olehmu balasan apa yang telah kamu kerjakan."


25. Orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul), maka datanglah kepada mereka azab dari arah yang tidak mereka sangka.


26. Maka Allah merasakan kepada mereka kehinaan pada kehidupan dunia. Dan sesungguhnya azab pada hari akhirat lebih besar kalau mereka mengetahui.


Inilah hari kiamat, hari pembalasan, hari penghakiman, yakni hari dimana hukum Allah bisa tegak, kerajaan Allah bisa berkuasa, dan mekanisme sosial diatur oleh hukum ini, bukan lagi oleh hukum manusia. Hari kiamat bukan berarti hancurnya alam semesta. Hari kiamat adalah hancurnya tatanan bathil didunia ini. Kita belum merasakan tatanan dunia menjadi sesuai, karena hari ini kita merasakan tatanan yg gelap gulita. Namun apabila tatanan itu bisa tegak, maka orang2 yg menjegal program tatanan itu akan mendapat balasannya, menemui pengadilannya, itulah hari pembalasan, bukan hancurnya alam semesta fisik.


Demikian kajian surat Az zumar sampai dengan ayat 26.
( BERSAMBUNG)


Salam
aca

Selasa, 10 Maret 2009

Matematika ilmu alam dan ilmu sosial (934)

Dear Bloogers,


Sebelum baca tulisan ini ada baiknya membaca terlebih dahulu posting dengan judul 'ilmiah dan ayat kursi'. Artikel kali ini adalah sambungannya.


Apa yg terjadi pada alam adalah hasil proses Sunatulloh yg bekerja pada alam. Air yg mendidih pada 100 derajat Celcius, udara yg bergerak dari ruang yg bertekanan tinggi kpd yg bertekanan rendah, benda2 yg jatuh ke bumi tertarik oleh gravitasi, adalah proses yg disebut dengan Sunatulloh (bekerjanya Sunah Allah).


Demikian Allah bekerja, yakni melalui milyaran malaikat yg tak terhingga jumlahnya. Malaikatlah yg membuat air menjadi blubug-blubug bergelembung. Malaikat juga yg bertugas mendorong udara2 tadi. Hingga jika anda melompat ke udara, anda akan ditarik kembali ke tanah oleh malaikat yg bertugas mengurus gravitasi.


Itulah yg dimaksud SUNATULLOH FIL KHOLQI (hukum Allah yg bekerja pada alam). Allah yg menciptakan hukum2 itu, Allah yg menetapkannya, malaikat yg menjadi pesuruh/petugasnya. Tak ada satu benda yg ada di alam semesta yg tidak taat pada hukum itu. Tak mungkin ada ciptaan yg bisa melawannya. Semua tunduk patuh terhadap hukum dan ketetapannya. Itulah Sunatulloh yg bekerja pada alam.


Sunatulloh bekerja secara seimbang, teratur, mizan. Alam fisika adalah bentuk ciptaannya yg bekerja secara matematis. Tak ada yg tidak punya rumus. Semua ada rumus/formula/matematikanya. Manusia baru sampai pada teknologi yg sekarang, yg tiada sebanding dengan ilmu Allah secara keseluruhan yg ada atau bekerja pada alam. Masih banyak dan banyak lagi kiranya Sunatulloh alam fisika, namun kemampuan maksimal manusia menghitungnya saat ini, baru sampai kepada E=mc2, dan itupun belum semua teraplikasikan.


Formula makronya Allah yg punya. Ilmuwan dan peneliti alam berusaha menguak tabir dan hijab itu, mengintip2, dan mendengarkan sebahagian Kataba (ketetapan) Allah pada alam. Allah memberikannya secuil, mungkin seper-seribu cuil, mungkin seper-semilyar cuil. Tak ada ciptaan yg diberinya cuilan ilmu dimuka bumi selain manusia. Karena tak ada mahluk satupun di bumi yg bisa belajar selain manusia. Ilmunya akan selalu diberikan kpd siapapun ia yg berusaha mempelajarinya.


Sampai disini, bloggers dan pembaca pasti masih setuju. Tetapi ketika kita bicara salah satu cabang Sunatulloh yg lain, yakni SUNATULLOH FIL KHULUQI (hukum Allah yg bekerja pada mekanisme hubungan antar manusia), banyak orang tak mau menanggapi. Bahkan, sebagian besar manusia menolaknya.


Sunatulloh tdk hanya bekerja pada mekanisme alam, namun juga pada mekanisme sosial. Bahkan, sesungguhnya alam sosial budaya adalah bagian dari alam yg diciptakanNya juga. Baik alam fisika maupun alam sosial budaya manusia, semua adalah hasil ciptaanNya. Kenapa kita hanya mengimani sebagian dan mangkafiri sebagian lainnya. Mengapa kita fine2 saja ketika bicara hukum dan ketetapan Allah buat alam namun jadi gerah dan gelisah ketika bicara hukum dan ketetapan Allah buat tatanan sosial?


Urusan alam adalah ciptaan Allah. Mekanisme alam diatur oleh Allah. Namun urusan manusia seperti punya pengecualian, peraturan dan mekanisme hubungannya seperti semau2nya manusia itu sendiri.


Tatanan yg dibuat sesuai dengan kebutuhan sepihak. Aturan yg diciptakan sesuai dengan kepentingan sang penguasa. Hukum yg menjadi landasannya bukan hukum dari Tuhan, melainkan hukum dan kepentingan suara terbanyak atau suara terkuat.


Hari ini hukum adalah konsensus (suara terbanyak). Banyak tak disadari bahwa prinsip ini menimbulkan exploitasi dan penindasan terhadap golongan atau pendapat minoritas.


Hari ini, hukum adalah angin yg terkuat. Manusia spt ilalang. Tertiup kesana kemari mengikuti arah angin.


Kalau ada yg mengatakan kebenaran adalah hukum, berarti kebenaran bukan sesuatu yg absolut. Tidak paten, karena parsial dan kondisional,, bergantung dari daerah dan masyarakat di suatu wilayah, karena sebuah hukum keberlakuannya bergantung kpd wilayah itu sendiri dan masyarakatnya.


Kalau kebenaran adalah suara orang banyak, berarti kebenaran juga tidak absolut, karena ia akan selalu berpihak kepada pendapat mayoritas. Sedangkan banyak sekali kasus yg kita temui ketidak adilan pada pendapat orang banyak.


Jadi kemanakah kebenaran itu berpihak?
Bloggers, sungguh, saya tidak tahu. Karena definisi kebenaran itu sendiri berbeda2 pada tiap orang.


Ada yg bilang kebenaran is Gold (kemakmuarn itulah kebenaran).
Ada yg kebenarannya is Glory (derajat kemuliaan dimata masyarakat).
Ada pula yg bilang kebenaran is Gospel (injil / kitab suci / maksudnya akherat).


Kali ini, saya bukan hendak mengajak anda pada yg namanya KEBENARAN. Kata itu sudah usang. Setiap orang merasa memiliki nama tengah dengan kata itu.


Saya hendak mengajak anda kepada sebuah matematika konsistensi pemikiran. Kenapa matematika? Karena semuanya, segala hal yg ada di alam semesta, pada dasarnya punya formula matematis sendiri2.


Jangan ditanya dari mana 1 + 1 = 2.
Semua adalah dari Allah. Cuma Dia yg bisa mencipta benda2 menjadi ber-bilangan2. Manusia hanya diberi penglihatan sedikit terhadap kesetimbangan itu. Yakni penglihatan kesetimbangan persamaan 1 + 1 = 2.


Demikian juga dengan kesetimbangan benda2 langit. Begitu tepatnya matematika persamaan berat bulan, berat bumi, jarak dan kecepatan edar bulan, hingga bulan tak tetarik oleh gravitasi bumi, atau terlempar oleh gaya centripetal dan centrifugal. Demikian seimbangnya matematika ketiga gaya tadi. Kita bisa melihat kasus yg sama pada planet2 lain terhadap matahari.


Dan demikian juga dengan mekanisme alam sosial. Jikalau pencipta alam punya matematika terhadap alam benda2, tentunya ia punya sistematika dan matematika terhadap alam sosial manusia. Mustahil alam sosial diciptakanNya tanpa perhitungan, tanpa persamaa, dan tanpa hukum kesetimbangan sosial.


Pencipta berhaq dan layak sebagai pengatur. Demikian pada alam, demikian juga pada manusia. Hukum dan ketetapannya bekerja pada benda2 ciptaanya. Hukum dan ketetapannya juga berlaku atas manusia.


Hanya saja si manusia ini punya kelebihan. Ia punya dua periode didalam sejarahnya. Periode malam dimana gelap, saat hukum dan ketetapan Pencipta diacuhkan oleh manusia. Dan periode terang benderang, saat hukum ketetapanNya diberlakukan oleh manusia.


Salam
aca

Jumat, 06 Maret 2009

Mem-beda2kan Rasul (933)

Dear Friends,


Ada sebuah pertanyaan, yakni kenapa kebanyakan orang beragama Islam begitu merasa perlunya meninggikan Nabi Muhammad sebagai seorang Rasul dengan derajat lebih tinggi dibandingkan dengan Rasul2 lainnya. Nabi Adam tidaklah menjadi masalah jika ia digambarkan telanjang dan tak berpakaian. Toh konon, dahulunya juga begitu. Nabi Ibrahim, Musa, Isa, biasanya dikasih embel2 dibelakangnya AS (Alaihi Salam). Sedangkan Nabi Muhammad, kudu menambahkan buntut dibelakangnya dengan SAW (Salallahu Alaihi Wassalam).


Kenyataannya, bukan hanya sampai disitu. Beberapa kalangan juga begitu meninggikan Muhammad sebagai seorang Nabi yg lebih tinggi dari Nabi atau rasul lainnya. Seolah Ibrahim dan Musa adalah Rasul yg tidak sehebat Muhammad, seolah Isa adalah utusan yg kurang berhasil dalam misinya, bahkan seolah mereka adalah Rasul untuk umat lain, bukan untuk kita. Padahal, dalam QS Surat An-Nisa ayat 150-152 menyebutkan tidak demikian bahkan perlunya waspada atas sikap yg demikian itu.


Apakah Tuhan mereka berbeda?
Apakah ajaran mereka masing2 tidak sama?
Apakah visi dan misi mereka berbeda satu sama lain?
Kenapa orang sekarang mem-beda2kannya?


Bukankah Muhammad mengkonfirmasi Isa atau Jesus di dalam Al-Qur’an,
Seperti halnya Jesus mengkonfirmasi Musa di dalam Injil,
Seperti juga Musa yg mengkonfirmasi Ibrahim di dalam Taurat.


Dan mereka semua mengkonfrimasi Nuh, Adam, dan para pendahulunya.
Lantas mengapa kita tetap membeda2kannya.
Membanggakan satu lebih baik dari yg lainnya.


Ketahuilah dalam QS An-Nisa :

150. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir),

151. merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.

152. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang


Salam
aca

Kamis, 05 Maret 2009

Mengumpulkan Bekal atau memenuhi pesanan Tuhan (by DJ Hadi)

Mengumpulkan Bekal atau Memenuhi ”Pesanan” Tuhan
(Bagian 1)

Salam Bloggers , Ada sebuah Istilah/ungkapan yang sudah mengakar di tengah masyarakat kita.
Istilah itu ialah mengumpulkan bekal untuk kehidupan akhirat.


Istilah ini tentunya tidak asing terdengar di telinga kita.
Memang istilah ini tidak sepenuhnya salah, akan tetapi akan terdapat banyak mispersepsi dan pertanyaan jikalau kita tidak mengetahuinya.
Sebagai contoh : Jenis perbekalan apa saja yang harus kita bawa? Dan seberapa banyak bekal tersebut?


Bloggers, satu dari dua pertanyaan di atas saja, kita akan dihadapkan pada hal yang matematis, dimana hal tersebut berkaitan dengan dengan jumlah atau angka baik itu jenis perbekalan dan banyaknya perbekalan. Dimana semakin banyak jenis perbekalan akan semakin bagus begitu pun dengan jumlahnya. Akan tetapi sampai saat ini tidak ada alat yang canggih yang mampu mengukur berapa jumlah perbekalan yang sudah dikantongi.


Bloggers..Makanya tidak heran istilah ini menimbulkan mispersepsi dalam berfikir dan bertindak, sehingga banyak orang yang beranggapan ...Selagi ada kesempatan ya..korupsi aja ’ntar kan bisa tobat, hasil korupsinya bisa buat bangun mesjid atau berinfak biar pahalanya masuk ke kantong kita.


Bloggers, Sayangnya amal baik itu bukan seperti timbangan beras, marilah kita gunakan rumus matematika persamaan. Bila amal baik lebih banyak ketimbang amal buruk akan masuk surga, sebaliknya bila amal buruk lebih banyak ketimbang amal baik akan masuk neraka. Pertanyaannya kalau amal baik dan buruknya berimbang? Ini akan jadi pertanyaan besar bloggers....Kasus ini akan selalu menggantung tentunya, noh....kaya kasus para koruptor yang sampai saat ini belum jelas penyelesainnya. Bukankah Allah menciptakan segala sesuatunya berpasangan....Ada surga dan neraka, laki-laki dan wanita, siang dan malam. Inilah yang di dalam Al-Qur’an disebut dengan azwaja.


Mari kita bayangkan seseorang yang akan menempuh perjalanan yang belum pernah dialami sebelumnya. Fikirannya hanya akan tertuju pada bekal yang ia perlukan saja (disukai) atau self-oriented only yang hanya didengar kata orang tanpa dianalisa sehingga menjadi jelas.


Istilah yang ke dua yaitu Memenuhi ”Pesanan” Tuhan. Ungkapan ini akan menstimulate otak kita apa sih Pesanan Tuhan?
Tentunya pesanannya itu penting bukan...? Wuong Tuhan kita.


”Carilah pada apa yang Allah datangkan kepadamu (sesuatu yang dapat menyelamatkanmu) di akhirat, tanpa melupakan bagianmu dari kehidupan dunia. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. (Al-Qoshosh:77)


”Sesungguhnya kami telah menyodorkan amanah ini kepada langit, bumi dan gunung-gunung, lalu mereka enggan memikulnya karena takut tersias-siakan. Lalu dipikullah amanah itu oleh manusia. Sedangkan manusia itu amat dholim dan amat bodoh (tidak tahu). (Al-Ahzab:72)


Dari dua ayat di atas ada dua kata yang bisa digaris bawahi. Yang pertama MENCARI dan AMANAH. Mencari amanah adalah proses yang tidak mudah karena boleh jadi amanah yang diemban tidak sesuai dengan pesanan Tuhan, perlunya proses pencarian sehingga amanah itu jelas sesuai pesanan. setelah amanah itu jelas, dalam artian original, legal dan actual barulah kita mulai mengembannya. Memang sih kebanyakan orang ’gak sanggup mengembannya, wuong langit yang gede, bumi ama gunung-gunung aja nyerah, lantaran saking beratnya amanah.


Allah menggambarkan betapa penting dan beratnya amanah-Nya ini dengan kalam-Nya sebagai berikut.

”Kalau seandainya Al-Qur’an ini kami turunkan pada sebuah gunung, pasti kamu lihat gunung itu tunduk ambruk karena takutnya kepada Allah. Dan itulah perumpamaan bagi manusia agar mereka berfikir. (Al-Hasyr:21).


Di dalam Al-Qur’an ada sebuah ayat yang menjadi rujukan buat kita mencarinya

Jika kamu mengikuti kebanyakan orang di muka bumi, pasti mereka menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan, dan mereka tidak lain hanyalah mengada-ada. (Al-An’am:116)

Ayat di atas sebenarnya sangat jelas memberikan panduan agar jangan mengikuti kebanyakan orang di muka bumi, karena pasti menyesatkan............Karena mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan.


Ini bukan berarti kita harus gabung ama barisan yang pake baju putih-putih, yang tugasnya cuma gebukin orang, ngerusak ama teriak.........
atau ngikutin kaum yang suka menyendiri, mengisolasi diri untuk menunda kenikmatan dunia demi kenikmatan di akhirat,
bukan juga kelompok yang suka bakar petasan, dor sana sini dengan dalih demi perjuangan.
Terlebih noh....ono... yang suka tancap bendera sana sini, padahal
setahu kita Cuma ada satu bendera yaitu merah putih.


Katakanlah: "Maukah Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka (merasa) bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang telah mengingkari ayat-ayat Tuhan-Nya dan tak peduli perjumpaan dengan-Nya, maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu perhitungan (mizan) bagi mereka pada hari kiamat. (Al-Kahfi:103-105)


Ayat di atas Allah tegaskan jangan sampai salah berbuat, karena ’gak bakal ada perhitungan/mizan,
Wuong yang dikerjain bukan ”pesanan”Nya.


Jadi jelas pengertian mengumpulkan bekal akan sangat jauh berbeda dengan memenuhi ”pesanan” Tuhan. Dan setiap individu harus berjuang mencarinya, sudah barang tentu pesanan Tuhan yang harus diantar melalui jalan yang lurus, itulah doa yang selalu kita minta dalam sehari semalam sedikitnya 17 kali,dimana dalam bahasa bakunya adalah Shirotol Mustaqim.


Lalu apakakah ”Pesanan” Tuhan itu? Berupa apakah ia ? Apa dan seperti apakah shirotol mustaqim itu? bahasan ini akan dilanjut pada episode berikutnya.


Salam
DJ. Hadi.

Manusia Barat, Manusia Timur, dan Hybrida (932)

Dear Bloggers and Facebookers,


Ada tiga kwalifikasi umum peradaban kini. Yang pertama adalah kaum yg tidak pernah menggunakan hatinya. Aduh,, maaf euyy,, bukan bermaksud kasar. Tapi sering kita berdiskusi kepada beberapa kawan yg tidak punya suara hati. Tidak memiliki rasa persaudaraan, tidak mempunyai prinsip2 kebenaran, jauh dari toleransi dan kepentingan antar sesama. Meskipun mereka tak mau dipandang sebagai kaum Kapitalis atau Materialis, namun kaum ini memandang segala sesuatu dari segi sukses materi. Apapun bentuknya, selalu saja mengarah kepada kesuksesan dunia.


Kita bisa perhatikan, secara tidak sadar, orientasi hidupnya senantiasa motivasi dan motivasi. Sukses dan sukses. Tak ubahnya topik2 seminar atau up-grading. Ketika bicara masalah etika, kiblatnya adalah keberhasilan dalam bentuk nilai yg konkrit. Jika tidak konkrit, ia tak kan tertarik. Kenapa tidak tertarik? Karena jika di analisa, ia tak menemukan tujuan akhir kecuali value yg terukur secara kebendaan (baca : uang). Manusia seperti ini istilahkan dengan orang Barat.


Kaum yg kedua adalah mereka yg biasanya berorientasi kematian. Melulu urusannya kepada kehidupan setelah mati. Bagaimana ia melangkahkan kaki ketika masuk WC supaya matinya nanti tidak sengsara. Bagaimana ia menghindari sendok ketika makan supaya nambah kenyamanannya setelah mati nantinya, atau bagaimana ia cebok setelah buang air besar agar semua urusannya lancar. Pokoknya, orientasinya bukan kepada hidup sekarang, tapi kepada kematian. Saya istilahkan dengan orang Timur.


Boleh dibilang manusia Barat selalu menggunakan otaknya, menimbang2 segala sesuatunya, antara keuntungan dan kerugian. Yang anehnya, gak ada orang yg mengakui dirinya sebagai manusia Barat. Semuanya lebih senang dikategorikan manusia Timur. Padahal, manusia Timur adalah orang yg tak pernah menggunakan akalnya untuk berfikir (maaf lagi). Segala sesuatu disandarkan kepada katanya, katanya, katanya. Kata ortu, kata agama, kata legenda, kata riwayat, dst,dst.


Ada istilah yg bisa dipakai buat manusia Barat yakni LOGOS. Logos artinya orientasi kedepan, orientasi result, lingkupnya tak keluar dari planing dan organize for pupose. Sedang buat manusia Timur bisa disebut MHYTOS. Mhytos atau mhystisme adalah kebelakang, lingkupnya referensi dan riwayat yg sudah menjadi pendapat atau kepercayaan orang banyak.


Oh ya, ada satu lagi kaum, yakni kaum HYBRID. Orang2 yg berorientasi campuran Barat dan Timur. Kalau boleh saya sebut sebagai kaum sekuler. Kaum ini tidak pernah mau rugi. Ketika berhubungan dengan kepentingan dunia-dia pakai otaknya, ketika berkaitan dengan akherat-dia pakai hatinya (tidak menggunakan otaknya). Banyak Mhytos (bahkan kalau mau diteliti semua mhytos) tak dapat diterima Logos (akal sehat).


Alhasil, orang2 Hybrid selalu punya dua kiblat. Ketika berurusan kepentingan pribadi (yg orang lain tidak tahu), dia pakai otaknya, namun ketika dimintai pendapat (dimana orang banyak bisa menilai) dia pakai hatinya.


So which one are you ? Atau,,, adakah type2 yg lain ?


Salam
aca

Senin, 02 Maret 2009

Air Ponari, Air Zam-zam, dan Air Ganga (931)

Dear Bloggers,

Semua seperti terperanjat karena begitu penuhnya orang berdesakan sampai2 ada yg mati untuk mendapatkan air kobokannya ponari yg konon menyembuhkan segala macam penyakit.

Bagi sebagian orang, banyak orang termasuk kaum berpendidikan menjadi hilang akal ketika bersentuhan dengan kebutuhan, apalagi kebutuhan untuk sehat hingga terjepit pada kondisi sakit. Perdukunan, menurut sebagian orang, adalah sebuah ciri dari kebodohan sebuah masyarakat. Tidak tanggung2, kalangan universitas dari UGM sampai2 mencoba meneliti air kobokan itu. Konon juga, mereka menemukan kristal di air pada kobokan itu.

Namun bagi sebahagian orang yg lain, kekuatan ghoib bukanlah sihir. Seperti ada kekuatan yg bukan fisika yg bekerja pada alam. Tahayul air kobokan Ponari, kasusnya tidak berbeda dengan air zam-zam yg konon adalah tendangan kaki Ismail. Bedanya Ponari baru skup lokal sedangkan Ismail sudah Internasional. Mungkinkah suatu saat pengantri air Ponari akan berjumlah milyaran orang seperti halnya pengantri air zam-zam?

Benarkah air kobokan Ponari bisa berkhasiat menyembuhkan?
Benarkah air zam-zam yg konon tendangan Nabi Ismail adalah berkhasiat?
Benarkah air air suci Ekaristi Pastour mencuci dosa?
Benarkah mandi di air sungai ganga di India menyehatkan jiwa dan raga?


Salam
aca

Minggu, 01 Maret 2009

Perjalanan kekota Raja (930)

Dear Bloggers,

Tak ada seorangpun dari kita yg tidak mencoba melakukan perjalanan kepada Dia. Seorang Dewi Persik yg pernah bersuamikan dua orang laki2 sekaligus sekalipun sering mengucapkan kata Tuhan. Ini artinya siapapun manusia dapat mengerti keberadaan dirinya dan tugas kepada Penciptanya.

Hanya saja semua seperti hutan belantara. Jalan2 yg ada begitu membingungkan. Yang mana sebenarnya letak jalan kepada Tuhan? Dimana alamat tepat dari jalan Tuhan itu?

Tak ada saudara. Kemanapun kita menghadap, seluruh hutan belantara kehidupan ini seperti punya wajah menjanjikan kearah jalan itu. Bahkan ada suara2 gemersik pepohonan hutan yg seakan mengatakan 'banyak jalan menuju Rhoma'.

Betul Bloggers, memang banyak jalan yg menuju kota Rhoma, tetapi jalan ke kota Raja bukan seperti Rhoma. Sirotol mustaqim hanya ada satu. Satu jalan, satu arah, satu tujuan. Tak akan ada yg lain. Jalannya para 'Pejuang Pembebas Kebodohan'. Jalannya para pahlawan pembebas manusia dari Tahyul dan mystik.

Jalan itu bukan sebuah jembatan seperti didalam komik, terentang antara dua jurang dimana terletak api neraka didalam jurang itu. Sirotolmustaqim bukan jalan hidup bagi orang yg telah mati. Bukan jembatan dgn rambut dibelah tujuh. Sirotolmustaqim adalah jalan bagi kita, orang yg hidup. Kenapa kita terbelenggu dgn komik dan bacaan doktrin kita saat masih kecil, komik2 tahayul dan mystik ttg mati dan akherat?!

Sirotol mustaqim adalah sebuah jalan kepada sebuah kota yg indah. Kota yg ditata oleh peraturan Rajadiraja. Dimanakah kota itu berada? Tidaklah penting saudara, karena anda berada ditengah hutan belantara kehidupan. Yg perlu ditandai adalah jalan itu, bukan kota itu sendiri.

Jika anda bertanya kepada rumput yg bergoyang, mereka penuh dengan cerita.
Mereka bergoyang kesana kemari, searah dengan tiupan angin. Itulah ilalang.
Tak pernah punya pendirian. Tanya kepada pohon, merekapun berdesir sesuai hembusan angin.

Kita tahu kota Raja hanya melalui satu jalan saja, jalan Sirotolmustaqim.
Anda tak bisa mencari dgn duga2. Tidak bisa dengan kira2. Tidak juga dengan mendengarkan suara ilalang yg tak berpendirian yg hanya berkiblat kpd angin.

Temukan melalui analisa. Karena daya fikir dan analisa yg diberikan sang Raja kepada kita adalah dalam rangka supaya kita bisa sampai kepada kota buatanNya, kota Raja, kota yg ditata menurut keinginanNya.

Ada dua penghambat untuk sampai kekota itu. Penghambat pertama adalah miss informasi dari pohon dan ilalang yg berdesir atau bergoyang kesana-kemari spt yg saya katakan di atas. Miss informasi dari komik dan tahayul atau mistyk turut serta didalamnya, membuat sebuah bangunan berfikir yg kuat dan kadong menjadi identitas pada tatanan alam bawah sadar berfikir. Ini yg mereka sebut dengan agama.

Kondisi ini menyebabkan kematian. Bukan kematian nyawa atau raga, melainkan kematian akal, kematian jiwa. Perlu sebuah keberanian untuk mengambil keputusan. Jika tidak mengambil keputusan, sama saja dengan membiarkan bangunan doktrin berkarat semakin bercokol dan berkarat atau menari bergoyang bersama ilalang.

Hambatan lainnya adalah bagi pengambil keputusan. Mereka akan diuji untuk sampai ke kota, karena ditengah jalan, angin, hujan dan badai akan senantiasa mengujinya. Ini bukan jalan yg mulus. Ini jalan yg terjal lagi mendaki. Bisa jadi ajal menjemput sebelum kita sampai di kota.

So, Tiada pernah ada paksaan dalam memilih jalan. Telah jelas, mana jalan kekota daripada jalan kejurang. Barang siapa yg telah mengambil keputusan untuk tidak musyrik, kemudian beriman kepada sang Raja, maka ia telah berpegang kepada 'buhul' yg kuat yg tiada akan putus. (Persepsi QS 2:256)


Salam
aca