Selasa, 04 Mei 2010

Antara Sydney dan Tanjung Priok (1019)

Dulu saya menganggap orang Indonesia adalah masyarakat yg ramah. Budaya timur yg ikhlas dan tidak egois, sedang masyarakat barat begitu individualis katanya. Mereka tdk peduli dgn orang lain. Hanya egoisme sendiri. Tapi saudara, setelah 2 minggu saya di Sydney,,, hehehe...semua itu tai kucing.

Kenapa tai kucing. Yah,Sesuatu yg dirasa seperti coklat padahal tai kucing.

Sorry, posting saya kali ini akan tidak sopan, mohon bagi yg suka dengan hal2 yg sopan gak usah diteruskan membacanya. OK ?!

Baiklah, saya mulai saja dari Airport Cengkareng.

Quantas Airlines sudah terkenal sebagai maskapai penerbangan yg baik dan profesional. Pesawatnya bagus, pramugarinya ramah, berangkatnya on time, gak molor2 kayak penerbangan di Indo.

Baru mau boarding saja ada sebuah tulisan di meja boarding "the delay caused by your late checking, Qantas will fine for the next your flight" (gue kagak tau bener apa salah,, jangan ketawain ya). Kira2 artine, keterlambatan pesawat yg disebabkan keterlambatan anda, Qantas akan memberikan denda pada penerbangan anda yg berikutnya.

Dari sini saja sudah ada gambaran sebuah peraturan yg mengharuskan customer ikut aturan mereka. Jika tidak, akan kena denda. Kenapa mereka berani mendenda customers?! Sebab Quantas menjaga agar penumpang tidak akan sembarangan terhadap penerbangan2 Qantas terhadap waktu. Kalau tidak, penumpang lain akan dirugikan.

Ini sebuah pelajaran tentang bagaimana mengatur manusia. Yg namanya orang, mesti diatur. Yg namanya aturan, mesti ada sangsi. Sepertinya sepele, namun kebanyakan dari kita belum menyadari hal ini. Karena banyak orang menganggap manusia bisa diatur dengan himbauan kesadaran. Ini gak cukup bro...

Setiba di Sydney, seperti biasa sy melihat pemandangan yg sangat berbeda dengan Jakarta. Ini ketiga kalinya saya ke Sydney, tapi tetap saja keteraturan atas segala sesuatu mencengangkan bagi orang jakarta yg biasa awut2an.

Lalulintas teratur, kecepatan2 mobil konsisten, lampu merah gak ada yg berani langgar - lantaran kalau melanggar ada sensor kamera yg langsung memfoto plat nomer mobil untuk kemudian dikenali komputer yg beberapa hari sesudah itu akan datang tagihan lewat pos ke alamat pemilik mobil. Semuanya dijalankan automatically (oleh sistem komputer).

Soal parkir, begitu teraturnya,, padahal, gak ono tukang parkirnya. Kalo disini,, wueleh2... Ada tukang parkirnya aja masih berantakan.

Di syney ada dept parkir, yg urusannya nilang orang2 yg salah parkir. Namanya PPA. Orang2 pd sebel sama PPA. Gak ada yg suka, tapi PPA yg bikin semua tertib teratur. Itulah sifat manusia. Maunya seenak jidat. Tapi karena sebuah Departemen yg concern ngurusin gituan, jadinya ya beres. Aturan dijalankan, meskipun orang gak suka.

Soal sampah, luar biasa. Bersih,sih,sih,sih ! Kurang lebih sama dengan Singapore. Dendanya gila2an.

Soal kesadaran lingkungan,, huh,, jangan ditanya. Disini gak ada yg nembakin burung. Semua burung dipelihara dengan baik. Jadi kalau pagi2 kita bangun, kita bagaikan berada ditengah hutan, karena banyak kicauan burung. Kita nih orang Jakarta, bakalan melongo ngeliat burung tekukur yg dipiara orang jawa susah2 disono terbang bebas, burung kakatua hinggap dijendela (disini juga bisa, tapi paling cuma burung kakatua tetangga yg lepas). Burung kutilang, burung nuri yg berwarna-warni, dan lain2, mondar mandir terutama di pagi hari.

Om dan tante,, di sono gak ada yg buang limbah ke comberan. Ada no telp khusus buat limbah yg ngangkat kotoran dan berbagai jenis sampah.

Tong sampahnya aja ada 3 jenis. Non-recycle, recycle, dan sampah buat ranting/tanaman. Di negeri kita tercinta ini, kalau anda perhatikan juga ada 3. Tapi sy jamin anda sendiripun blum tahu, mana sampah re-cycle dan yg non recycle. (Kalo gak salah disini tulisannya organik dan non-organik). Kejadian disini, isi ketiga bak sampah gak ada bedanya. Lagian paling juga gak diolah (red).

Baiklah, diluar itu semua, ada hal yg sangat membuat sy bingung. Orang bule, yg kata orang sini egois, individualis, masyarakat barat yg bebas, yg katanya tidak seperti kita orang Timur yg penuh tatakrama dan adat/peraturan, ternyata bukan seperti yg saya duga.

Negeri kangguru bukan sebuah negeri yg rakyatnya rajin sembahyang. Tapi seringkali sy dibuat kaget dengan kemuliaan hati penduduknya. Dari mulai berlomba2nya orang menolong seorang manula yg menyebrang jalan, dan sikap tolong menolong yg luar biasa meskipun terhadap orang asing, sampai kepada kejadian2 lain yg cukup membingungkan buat sy sebagai manusia yg berasal dr masyarakat yg tanah airnya di klaim sbg masyarakat agamis.

Coba saja anda tempelkan kaki di aspal Australi,.,. keruan saja semua mobil yg lewat langsung nginjek rem berhenti. Pejalan kaki sangat dihormati disini (eh... disono). Kalau disini,, biar kata udah ngangkat2 tangan, tetep aja kita mau diseruduk. Bahkan,, kalau hampir tertabrak, dari dalam mobil keluar kepala monyet sambil teriak, “WOOYY... NYEBRANG LIAT2 DOONG ! MAU MATI LUU !!”. Di sono, boro2 mau ngedamprat,, .. klakson pun sesuatu yg gak sopan. Tak ada polusi udara (asap knalpot motor/bajaj) maupun polusi suara bising(klakson).

Ketika anak saya yg digendong di belakang mengantuk (saya pakai gendongan khusus),, ada seorang wanita bule berlari sambil memotong jalan saya. Kemudian ia bilang, “She is sleeping, you better stop or give her pillow”. Dalam hati saya, ‘Busyet dah ni bule,,, ini khan anak2 gue, dia ketiduran kepalanya nengglek ya urusan gue, kenapa dia lebih worry daripada gue sendiri bapaknya’.

Bloggers, anda bisa rasakan langsung kepedulian mereka terhadap orang lain ketika foto2. Jika ada sekumpulan group (kami berlima waktu itu) jalan2 dan berfoto, pasti akan datang seorang menawarkan untuk mengambil foto/gambar, supaya kita semua berlima bisa terfoto semuanya. Saya yakin, sibule2 yg menawarkan jasa foto itu tidak dalam rangka mencari pahala.

Banyak lagi hal2 yg menunjukkan keteraturan dan sistem yg berjalan baik. Tetapi hal yg paling mencengangkan adalah ketika di Supermarket. Kasirnya gak ada bloggers. Kita semua men-tag barcode sendiri, membayar kedalam kotak sendiri, dan mengambil kembalian sendiri. Saya tanya kepada adik saya yg tinggal di Sydney, “kalau gak di-tag barcode nya bisa gak bayar dong ?”. Dia bilang, ya,.,. bisa saja. Tapi disini gak ada orang yg tidak melakukannya. “Lho?!? Jadi disini gak ada yg mencuri dong?”. “Wah, saya tidak tahu” kata adik saya lagi, “ Yg jelas gak ada orang yg mau mempermalukan dirinya sendiri dengan tidak men-tag barang yg mau dimakannya”. Kata suaminya yg bule “Why do you want to do that?!? (Kenapa kau ingin melakukan itu ?). Saya jelasin, Cuma nanya saja, karena bisa saja orang melakukan itu. Kata adik ipar saya si bule, (bahasa sini aje yee)... kalau toh ada yg melakukan itu artinya dia pencuri. Dan setahu saya selama tinggal disini, belum pernah ada orang mencuri di supermarket.

Bloggers, anda bisa membayangkan jika sistem itu dijalankan di sini,,, wueleh2,., bisa langsung bangkrut tuh supermarket.

Saya jadi ingat di London dulu, waktu nyebrangin London Bridge, setiap mobil melemparkan 50 peny ke dalam kotak untuk melewati jembatan itu. Tak ada penjaga jembatan atau alat sensor sama sekali. Saya bertanya kepada supir taxi, bisakah seseorang tidak melemparkan coin ?! Dia melihat saya sambil bertanya “Lha.. kenapa kamu gak melemparkan coin?!”. Saya tanya lagi “Ya tapi bisa saja khan?”. Dia malah bertanya lagi “ WHY ???...”. “Kita khan sudah pakai jembatan ini untuk lewat, kenapa kita tidak melakukan kewajiban 50 peny?”.

Bloggers,, itu supir taxi di London lho,.,. bukan cendikiawan atau executive atau manusia sekolahan tinggi. Saya fikir, ternyata kesadaran publik bisa terbentuk apabila sistem hukum bisa dijalankan. Dan seluruh supir taxi dan pengendara di London melemparkan coin di jembatan bukan karena takut dosa atau ada malaikat yg akan mencatat kecurangannya yg kecurangan itu akan dibalas di akhirat nanti dengan strikaan panas segede mobil yg melindas kita.

Bloggers,, kalau kita bandingkan,, masyarakat di tanah air,, punya cerita tentang setrika panas di akhirat. Punya cerita tentang pencuri akan dipotong2 dineraka nanti,, yg kemudian tangannya akan tumbuh dan dipotong lagi – tumbuh dan dipotong lagi,, begitu cerita yg di masukkan ke akal kita sejak kecil. Sedari kita remaja, banyak sudah wejangan yg memberikan gambaran mekanisme ghoib berupa kesialan yg akan menimpa kita sendiri manakala kita berbuat curang atau dosa.

Tapi,,, hiks... anda lihat sendiri, bagaimana P3K dipraktekan dijalan2 raya di Indo manakala seorang pengendara kecelakaan. Anda tahu P3K. Kepanjangan dari Pertolongan Poertama Pada Kantong. Artinya,, kantong si pengendara dulu yg diselamatkan alias dompet, hanphone dan apa saja yg berharga langsung raib manakala seorang di jalan raya jakarta pingsan akibat bertabrakan dengan kendaraan lain.

Begitulah fenomena yg terjadi di jalan2 kita. Sama2 tinggi tingkat kepeduliannya,, tapi berbeda orientasinya. Bukan orang celaka yg ditolongnya, melainkan kantong orang yg celaka itu yg di jarahnya. Coba saudara bayangkan,, betapa sadisnya masyarakat kita. Menurut saya, masyarakat disini sudah sakit. Masyarakat penjarah. Bahkan lebih buruk dari binatang. Buasnya tak kepalang.

Saya jadi bertanya2 jika ustad dan para kyiai datang kesini. Apa yg kurang dari masyarakat model Sydney ?!? Apakah mereka tetap masuk neraka lantaran gak pernah sembahyang??? Apakah mereka tetap dilaknat gara2 gak puasa??? Dan apakah orang2 yg melakukan P3K pada orang yg kecelakaan di Indo hanya akan di siksa sementara di neraka karena kelakuan P3K nya sedangkan mereka tetap masuk sorga lantaran sudah pernah mengucapkan syahadat???!!

Ada satu hal yg sangat mengganggu saya, tentang freesex. Selama ini, kita menganggap orang Barat freesex. Gampang di ajak tidur. Sedikit2 ngewe,, sedikit2 ngewe. Apa benar begitu ??

Dan orang Indonesia memelihara budaya ketimuran, juga memegang ajaran agama dan takut akan siksa api neraka jika melakukan zinah. Apa benar begitu ??

HUH..!! NON-SENSE Bloggers. Saya gak percaya. Benarkah abege2 di Jakarta masih pada perawan?! Berapa persen yg perawan berapa persen yg sudah bolong?! Benarkah ibu2 di sini gak ada yg berselingkuh dengan suami orang?! Benarkah isteri atau suami anda yg rajin sembahyang tidak punya selingkuhan?!?

Hehehe... Anda jawab sendiri yach...

Saya kenal bule2 di Pelabuhan Ratu, teman2 saya main surfing. Kata mereka, cewek Indonesia 99,9 % are freesex !!! WHAT ?! YESSS kata mereka. Hampir semua. You know man, saya disini belum pernah ditolak cewek. Dan lebih dari setengah cewek Indo, rata bisa di ajak ML (ngewe bahasa Inggris) pada pertemuan yg kedua. Bahkan sebagian lagi bisa diajak pada pertemuan pertama. Dan mereka rata2 mahasiswa atau pelajar, bukan PSK alias lonte bayaran.

Saya garuk2 kepala. Mungkin karena kawan saya si bule itu ganteng (meskipun saya sendir merasa ganteng, tapi saya gak pernah tahu fenomena ini). Mereka bilang, kalau di Eropa gak begitu. Susah sekali ajak cewek Eropa ML. Harus kenal dulu,, kemudian telfon2, kemudian makan siang dulu. Baru kemudian makan malam,, kasih hadiah,, dst,dst. Masih banyak lagi tahapannya.

Pada akhirnya toh ujung2nya kasur juga, tapi entah 30 kali atau ke 100 kali pertemuan barulah cewek Eropa mau ML. Itupun setelah berkata cinta dan sebagainya. Usaha dan pengorbanannya begitu besar. Disini,, cukup belikan mereka pulsa,,, kriiiiiing,,, are you ready to make love ?!

Bloggers,,, gokils gak ?! Jangan salah bro,,, disini gudangnya freesex, bukan di Barat sono.

Alkisah,, saya pulang deh ke Indo. Bloggers,, sesampainya di tanah air, saya langsung shock melihat bagaimana kericuhan Tanjung Priok. Kuburan yg dikeramatkan. Dan petugas yg digebuki dengan benda tumpul sampai mati, di-injak2, dan dihabisi. Kok ya begitu ekstrimnya perbedaan antara sono sama sini. Kayak sorga ama neraka.

Sistem hukum tidak lagi berjalan. Sistem keroyokan dan dalih atas nama agama menjadi penguasa. Saya ngilu lihat bis2 dan mobil2 dibakar, kemudian dijarah, tanpa ada petugas yg bisa menertibkan. Apalagi liat petugas yg dibacok pakai samurai beramai2.

Saya bertanya dalam hati, mana bukti pelajaran agama yg selama ini kita dapat?! Kenapa model masyarakat yg begini yg jadi hasil produknya???? Kenapa agama mengajarkan kebaikan pakai sistem hitung2an dan dibayar belakangan. Kenapa efek perbuatan baik dibayar kredit (nanti di akhirat sono sesudah kita mati).

Apakah ini yg di ajarkan Muhammad?? Bahwa Surga itu dibayar setelah mati?!
Apakah ini yg di ajarkan Jesus??? Kerajaan Allah di alam nanti?!
Apakah ini yg di ajarkan Abraham dan Musa?? David Solomo dan orang2 yg tersebut di dalam Kitab2?!

Terus,,, ngatur bumi yg sekarang ini bagaimanaaaaa ??
Kalau agama gak ngatur bumi disini,, Cuma ngatur gimana caranya cebok yg bener supaya masuk sorga... hehe,.,. cebok aje deh ente sampe jadi master of cebok.

Kalau memang ini yg diajarkan muhammad, saya kira, untuk lebih amannya keberadaan kita bersama, marilah bersama2 kita mengenakan pakaian putih, memelihara jenggot, dan membawa tasbih. Tak ada yg dapat melawan apapun jika kita mengenakan itu. Apapun bisa kita lakukan. Yang penting berteriak, “ALLAAAAAHU AKBAAR !!!!” “SERAAANG !! BAKAAAAR !! BUHUUUUUH !! JARAAAAAH !!”. “ALAAAAAAAAHU AKBAR !!!”. Kita akan menang diatas hukum, dan matinya masuk surga, dimana telah tersedia buat kita 72 bidadari bahenol dengan pentil toket segede mangga.

YA ALLAH,,SEMOGA ENGKAU TIDAK LUPA MEMBERIKAN JUGA VIAGRA.
AMIEN YA ROBBAL ALAMIEN.