Jumat, 29 Oktober 2010

Kisah Tiga Arloji (1022)

Bloggers,

Ada tiga arloji yg paling terkenal yg ada di dunia sejak jaman Abraham/Ibrahim (Ubrahum juga boleh,, terserah). Para pemakainya saling mengklaim bahwa arlojinya yg paling asli dan hebat.

Arloji paling tua adalah Rolex. Pemakainya merasa selamanya menjadi bangsa yg diberkati.

Arloji setelah itu adalah Rado. Pengguna arloji ini cukup banyak jumlahnya, meskipun mereka terkelompok2 lagi menjadi berbagai genk. Namun pengguna arloji ini tetap dipandang sebelah mata oleh pemakai Rolex.

Arloji yg terkini adalah Swatch. Paling muda. Memang untuk kawula muda. Generasi terkini. Pemakainya tak diakui oleh pemakai Rado, begitu pula Rolex.

Kita hanya bicara Arloji Eropa ya... Kenapa gak bicara arloji Asia seperti Casio, Alba, dsb ?!

Hmmm,, sory-sooory-sooory jack, Casio gak masuk itungan Kerajaan Allah,, eh.. Kerajaan Eropa maksud owe. Ntar kita kudu ngebahas arloji malaysia, india, dayak, bahkan suku baduy segala,,, ruwepot rek !

Arloji abal2 gak masuk hitungan. Ini cuma khusus arloji asli Eropa. Because teknologi arloji diseluruh dunia berasal dari teknologi Eropa, pembuat arloji original di dunia. Teknologi arloji yg lain, cuma hasil copy paste doang.... Sumpeeh!

Eee... Kalo mau bahas arloji abal2,, mungkin bisa dengan Ki Joko bodo, atawa sama mak Erot juga mangga, konon anaknya Nyi Loro Kidul.

Lanjut ya.

Fakta yg ada, para pemakai arloji yg lebih tua senantiasa tidak mengakui keberadaan arloji sesudahnya. Entah karena fenomena senioritas atau bagaimana gak jelas. Kompleks banget jawabannya.

Semprulnya lagi, si pemakai arloji yg paling muda merasa bahwa teknologi arloji seperti sebuah evolusi. Semakin baru semakin trendy. Juga semakin sempurna.

Jadi kata si bungsu, arloji mereka lah yg paling sempurna, dan keluaran terakhir, perbaikan dari teknologi2 sebelumnya yg udah kadaluarsa katanya.

Tak kan ada lagi merk2 arloji setelah Swatch, ungkapnya dengan perasaan bangga sebagai generasi paling mutakhir.

Masing2 memamerkan arlojinya yg paling bener. Yg lain salah semua, kata para pemiliknya.

Terus, pada pamerin buku manualnya masing2 deh. Menurut manual Swatch, pembuat arloji Rado gak mati, tapi ... Bla bla bla, ungkap para pemakai Swatch yg ada di buku manualnya.

Kalau diperhatikan, designer arloji Junior selalu mengkonfirmasi Senior terdahulunya. Semuanya mengklaim sebagai penerus designer sebelumnya. Cuma anehnya, kenapa para pemakainya tidak menggubris itu.

Designer Rado yg di ikat di tiang silang misalnya, bilang bahwa kedatangannya bukanlah untuk meniadakan manual Rolex, melainkan untuk menggenapinya. Toh akhirnya tak ada pemakai Rado yg menggunakan manual Rolex. Padahal,, manualnya nempel, nggandeng jadi satu dengan manual Radonya.

Ternyata fungsi arloji sudah berubah euyyy..., bukan lagi sebagai penunjuk waktu, melainkan identitas dan citra diri dengan kebanggaannya masing2.

Selamat saling berbangga.

Salam Pamer

aca