Kamis, 01 Oktober 2009

The Greenpeace Ship (959) ADVANCE

Dear Blogers,



Kisah kapal bangsa barbar sungguh unik. Banyak pernik2. Salah satunya adalah gemuruh pemilihan awak kapal.Ramai seperti pesta. Banyak penumpang yg begitu antusias untuk jadi awak kapal yg mekanismenya dilakukan melalui pemilihan.



Pesta untuk membiayai pemilihan awak kapal adalah biaya yg tak sedikit. Beberapa penumpang begitu sibuk memajang foto2nya di geladak kapal. Toh biaya cetak foto dan frame segede layar bakalan bisa balik modal kalau nanti mereka bisa terpilih jadi awak(crue) Kapal, pikir para calon awak tadi.



Sedemikian besarnya ambisi para penumpang yg menjadi calon awak kapal itu untuk bisa terpilih. Mengapa? Karena mereka tak perlu lagi memancing ikan di laut nantinya jika mereka terpilih. Awak kapal adalah penguasa kapal. Penumpang wajib setor sebagian ikan yg didapat. Awak kapal dapat bagian. Itulah enaknya awak. Mangkenye pade rebutan. Kalu kagak, mane die orang pade bela2in nyetak poto segede layar biar pade kepilih. Begitulah kisah kapal orang2 bar2 di negeri antah berantah.



Berbeda dengan kisah Kapal Greenpeace, kapal2 yg dibangun diatas gunung.
Nakhodnya dibilang orgil.
Kenapa orgil? Karena bikin kapal bukan dilaut, tapi diatas gunung.



Kapal ini bukan kapal biasa. Besarnya luar biasa.
Isinya berbagai jenis speciese (bener gak seech speeling nya?!).
Ada golongan banteng, bangsa gajah, bangsa yg besar.
Bangsa unta yakni para penghuni padang pasir.
Bangsa burung elang, lambang mesopotamia.
Jenis ular, golongan species2 munafik yg sebenarnya licik, juga keangkut.



Alkisah, Kapal ini dibangun oleh orang2 yg bisa melihat masa depan.
Sebuah nubuah masa depan dibacakan oleh sang Nakhoda kapal Greenpeace itu :



Bahwa air sungai yg ada muara dan laut tak lagi bersih, tak lagi dapat dipakai.
Bahwa air hujan tak lagi ditampung orang, tak lagi diharapkan orang alias dibuang.
Air dari langit itu tak lagi dihormati dan dihargai, apalagi dijadikan dasar petunjuk dan implementasi hidup. Orang lebih senang suatu yg dari bumi.



Pompa ledeng buatan sendiri lebih canggih katanya. Sumur bor buatan sendiri.
Buatan sendiri yg diyakini mampu memecahkan persoalan.
Yang dari langit, hanya buat khayalan dan sesembahan.



Meski air hujan itu datang banyak sekali, namun orang tak kan menampungnya, meskipun turun tak henti2nya. Dan air itupun hanya menjadikannya musibah. Meskipun berkelimpahan air bersih, air yg tak tercemar, air dari langit, tetap saja mereka tak mau mendengar seruan untuk menampung dan memanfaatkannya.



Nubuah Nakhoda itu bilang, bahwa kelak air itu akan menenggelamkan penduduk karena tak dimanfaatkan. Pada gilirannya, sampah dan kotoran yg dibuang penduduk bukan lagi hanya sebuah pencemaran, melainkan sudah parah, menjadikannya musibah, bahkan bencana, yakni banjir bandang yg luar biasa. Dalam Nubuah bukan hanya banjir bandang, melainkan bencana yg luar biasa, Tsunami. Air itu akan menenggelamkan peradaban.



Dalam Nubuah, Kapal Barbarian yg melaut berputar2 tanpa arah tak kan pernah bertemu dengan kapal Greenpeace sebelum waktunya. Kapal Barbarian akan terombang ambing oleh gelombang Tsunami itu. Demikian juga dengan kapal2 lain yg ada dilautan luas. Kapal Greenpeace yg dibangun oleh Nakhoda nekat, Ia akan tahan gelombang Tsunami. Karena ia dibangun diatas gunung.



Awak kapal itu akan senantiasa sehat berkat makanan yg sehat dari gunung dan ‘air yg jernih dari hulu sungai’. Orang2nya rajin. Bukan rajin memberikan pujian kepada Nakhoda. Bukan juga pujian kepada yg meciptakan gunung atau lautan. Bukan juga rajin ‘menyanyikan bait2 peraturan pembuatan kapal’. Melainkan rajin bekerja membuat kapal. Pengabdian kepada PenciptaGunung dan lautan adalah dengan disiplin mengikuti peraturan pembuatan Kapal, bukan menyanyikannya se-merdu2nya.



Nakhoda maupun awak bisa IQRO’, bisa membaca keadaan, dan mempredik apa yg akan terjadi. Bahwa akibat kesombongan manusia membuat peraturan sendiri, membuat kapal sendiri, hidup tak berkwalitas, kumuh-jorok dan tak mau mendengar untuk menampung air hujan, maka mekanisme alamnya adalahTsunami. Musibah yg luar biasa, yg akan menenggelamkan peradaban mereka.



Sepanjang sejarah peradaban manusia, Tsunami itu sudah berkali2 datang. Menghancurkan peradaban yg dibuat atas dasar peraturan buatan manusia. Demikian juga dengan Kapal Greenpeace, sudah berkali2 dibuat,Untuk menggantikan peradaban hidup kumuh-jorok, hidup tak berkwalitas, hidup mistis dan tidak ilmiah, dan hidup berlayar berputar2 tanpa kemajuan.



Dan ketika air telah mencapai puncak gunung, tempat dimana kapal Greenpeace dibuat, Kapal akan berlayar mengarungi lautan luas. sampai suatu ketika, Kapal Greeanpeace akan berpapasan dengan kapal2 barbarian. Pertemuan itu akan menjadi hubungan diplomatik pada awalnya. Kemudian sebuah kompromi politik, hubungan dagang,yang kemudian pada gilirannya penumpang kapal2 barbarian tak tahan untuk tetap berada di kapal barbarian yg kecil, tidak stabil dan kumuh-jorok. Kapal Greenpeace yg begitu besar anggun dan menawan akan terlihat sejahtera di mata kapal2 Barbarian, padahal dahulunya kapal2 barbarlah yg berkilau sebelum ada Kapal Greenpeace.



Beberapa sekoci pelarian penumpang kapal2 barbar akan berdatangan. Bahkan beberapa kapal Barbar lainnya memberikan tanda, penumpangnya mengibaskan bendera permintaan tolong. Dengan teropong, awak Greenpeace dapat melihat kondisi yg mengenaskan dari penumpangnya Kapal Barbar karena tertindas oleh awaknya. Kapal Greenpeace pun berlayar mendekat, merapat,,.. membebaskan para penumpangnya dari penindasan awak Kapal Barbar.



Bloggers,Wissen Sie die Zukunft auf der Barbarianship ? (mati lu ! abdi auf Deutch sprechen ayeuna teh !). Do you want to know what hapened sama nasib Barbarian Ship ?!
Menurut nubuah, tenggelam saudara.
Wueleh..wueleh...



Demikian sejarah kapal2 yg berlayar didunia. Sejarah ini juga Nubuah, karena perjalanan kehidupan kapal2 akan selalu sama, dari masa ke masa, tak akan ada yg pernah berubah. Suatu saat, Kapal Greenpeace pun akan karam, setelah 7 Abad lamanya Kapal itu berlayar. Karena setiap kapal, akan selalu ada batas umur berlayarnya.



Salam

aca

Tidak ada komentar: