Senin, 05 Oktober 2009

Terima kasih Gempa (960)

Kau bukan Dewa,
Bukan Hyang,
Bukan Sri Khrisna,
Bukan Tuhan,
Bukan juga God.


Kau adalah Alam.
Alam semesta.
Jagad raya dan seisinya.
Makro sistem dan hukum2nya.


Ku tahu kau sayang padaku
Makanya kau jatuhkan apel2 itu.
Jika tidak, apel2 itu tak jatuh dr pohon
Buah2 tak turun ke bawah.
Maka buah2 itu terbang, demikian juga diriku dan benda2 lain.

Jadi seharusnya, tak ada alasan orang membencimu karena kau tarik pesawat oleng itu jatuh.


Ku tahu kau sayang padaku
Makanya kau didihkan air itu
Tak ada air yg menolak mendidih pada suhu 100 derajat celcius.
Suhu mutlak buat air bergolak.
Trims atas titik didihnya, hingga aku bisa minum teh dan kopi dengan nikmatnya.
Semua adalah karenamu, habis karena siapa lagi?!


Sungguh, tak ada alasan bagi seorang manusia marah2 kepada kau lantaran anaknya tersiram air yg kau buat mendidih.


Ku tahu kau sayang padaku
Makanya kau beri aku hujan
Setelah kau kondensasi uap air
Dan bumi ini pun menjadi basah


Mengapa ada saja yg sumpah serapah ketika datang banjir. Bukankah mereka juga dapat hujan?! Apakah mereka menginginkan hujan tanpa air?!


Ku tahu kau sayang padaku
Makanya kau beri aku gaya berat,
Ilmuwan bilangnya gravitasi,
Jika tidak, mungkin ku tak dapat menjejakkan kaki dibumi,
dan pastilah bulan tidak beredar mengelilingi bumi,
dan bumi tak kan beredar mengelilingi matahari tanpa kau.


Ku tahu kau sayang padaku
Makanya kau setimbangkan bumi ini dengan gravitasimu.
Meskipun karena itu bisa terjadi longsor.
Meskipun ada saudaraku yg mati karena ulahmu.
Karena tanah miring itu kau jatuhkan.


Mengapa orang menyalahkan kau ketika rumah yg mereka bangun tertimpa tanah yg kau jatuhkan?! Padahal kau memang selalu begitu, sudah sifat matimu, menjatuhkan segala sesuatu yg mengambang di udara, sedangkan rumah yg mereka bangun berada diatas tanah yg kritis mengambang.


Ku tahu kau sayang padaku
Makanya kau setimbangkan putaran rotasi bumi ini dengan gempa tektonik mu, geseran patahan2 bumi dalam rangka mem-balancing putaran pada poros bumi yg sudah mulai limbung (unbalance).


Jika tidak, tentu lintasan orbit bumi ini sudah melenceng ke lintasa Pluto, kemudian tak dapat lagi kembali ke orbit untuk mengelilingi matahari.


Meskipun karena ulahmu ini, ada goncangan 7,6 scala richter yg merubuhkan sebagian kota. Jika tidak, bukan hanya kota itu, kota2 lain diseluruh bumi sudah beredar diluar orbit tatasurya matahari, karena tak adanya balancing poros bumi.


Itulah kau
Kau, yg begitu disiplin terhadap sistem kesetimbanganmu.
Yg bekerja begitu sistematis dan jelas.
Kau bekerja berdasarkan hukum2 dan ketetapan yg pasti.
Kau persembahkan semua kinerja ini buat kami, para mahluk yg bergelar manusia.


Bagiku, terimakasih atas segala mekanisme kesetimbanganmu.
Terimakasih atas gempamu.
Jika bumi ini tak kau balancing dengan gerakan tektonikmu,
aku, keluargaku dan seluruh penduduk bumi, pastilah sudah tak dapat lagi melihat matahari, lantaran keluarnya bumi dari orbit akibat unbalance rotasinya.


Salam
aca

Tidak ada komentar: