Minggu, 12 Juli 2009

Paket Komplit sang Juru Damai (946)

Dear Bloggers,
Juru Damai, adalah sebuah istilah yg kerap diucapkan dalam Gereja. Di dalam Khotbah2 dan kebaktian, selalu saja diucapkan kata itu. Juru Damai, adalah predikat atau julukan bagi Nabi Isa atau Jesus. Is that true ?! (cieee... boso Inggris yooo..).
Kenapa dikatakan Juru Damai? Mendamaikan apa dengan apa?
Bloggers, dalam khotbah2 Gereja, saya menemukan salah pengertian kata Juru Damai. Karena dalam khotbah menggambarkan seolah Jesus adalah pembawa damai selalu, Jesus senantiasa damai dan tenteram. Ia seperti orang yg anti perang, bahkan keperibadiannya menjadi naif bahkan pandir.

Saya mengkritisi bentuk khotbah seperti ini. Saya mengoreksi damai dalam pengertian yg seolah menjadi damai dalam segala hal. Damai dalam konflik, seperti menggambarkan Jesus selalu saja mengalah. Damai yg menggambarkan Jesus takut perang. Damai yg melukiskan konflik adalah barang haram. Damai yg jadi ultimatum kebahagaiaan. Damai yg menjadi tujuan. Damai itu lebih berharga daripada apapun. Damai adalah satu2nya kebenaran. Damai adalah solusi wajib satu2nya kondisi yg kondusif. Damai begitu mulia dan Perang begitu nista. Damai seperti sebuah kebenaran mutlak.

Bloggers, jika pengertian damai yg dilakukan Jesus memiliki salah satu saja dari pengertian diatas, sudah barang tentu, kita akan melihat sosok Jesus sebagai seorang biggest looser in the World. Sosok kepribadian pengalah. Kalau kata orang Betawi mah ‘cuer’, sebuah istilah untuk ikan cupang aduan yg pengecut, yg selalu kuncup begitu didekati dengan ikan cupang lainnya sebelum bertarung.

Apakah Jesus seorang yg cuer. Is he the biggest looser in the World?

No sahabat Bloggersku. Damai bukan menjadi tujuan dan Jesus bukan berkepribadian cuer. Mengapa? Karena pengertian damai bukanlah tidak berani konflik. Pengertian damai adalah menyelesaikan konflik, bukan menghindari konflik. Pertanyaannya, konflik antara siapa dengan siapa? Nah, ni die pertanyaan nyang paling mahal.

Bukan konflik antara dirinya dengan orang lain. Bukan juga antara sukunya dengan suku lain. Melainkan mendamaikan antara suku dengan suku. Antara golongan dengan golongan lain. Antara umat dengan umat lain (,,... haaa... mulai kebuka neech...).
Sepak terjang Jesus adalah aktifitas yg mendamaikan antara suku. Kerja Jesus adalah mendamaikan konflik antara si A dengan si B. Perjuangan yg dilakukan Jesus adalah menyelesaikan konflik antara umat anu dengan umat anu.

Lebih jelas lagi kalau kita lihat sejarahnya. Pada zaman hidupnya Jesus, tak ubahnya seperti hari ini, begitu banyak golongan dan kaum. Masing2 dengan pemahaman dan sepak terjang politiknya. Ada Kaum Zelot yg agresif. Ada gerakan Zadok. Ada kaum Farisi dan Saduki, golongan para ahli agama yg menjadi alat Kaisar. Ada kaum Essen yg tertindas dan dikejar2.

Jesus, adalah juru damai. Juru damai semua golongan. Memberikan sebuah konsep solusi atas golongan2 tadi. Konsep solusi seperti isapan jempol, dan memang akan hanya menjadi isapan jempol belaka jika membutuhkan mufakat dan kompromi. Konsep solusi damai Jesus bukan sebuah konsep argumentatif doank. Konsepnya juga bukan tulisan yg bisa membuat orang sadar dan bertobat. Namun konsep solusi itu adalah sebuah paket lengkap. Lengkap dengan pemahaman dan implementasinya. Legkap dengan konflik dan resiko yg harus dihadapi. Paket damai Jesus, lengkap dengan perangnya.

Matius 10
10:34 "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (nach looo,.,.?! – red).


Tak ada seorangpun manusia di dunia yg tidak mencintai perdamaian, Hitler sekalipun. Namun paket yg diusung Hitler berbeda dengan Jesus. Tidak menjadi kebaikan buat seluruh umat. Tidak menjadikan bangsa dan umat lain sejahtera. Paketnya hanya memenangkan bangsa tertentu saja. Ras tertentu, Ras Jerman. Deutschland ueber alles.

Paket Damai Jesus adalah paket yg meliputi kesadaran pemahaman, kebaktian dan pelayanan kita kepada sang Pencipta manusia, juga termasuk paket peraturan dan hukum yg mengatur kehidupan sosial masyarakat, lengkap dengan istana dan benderanya. Jika tidak dengan istana dan hukum2, mengapa paket damai itu disebut Kerajaan Allah?!

Jadi, paket damai itu lengkap dengan jurus ‘jika ditampar pipi kiri, berikan pipi kanan’. Sebuah jurus yg diperlukan pada kondisi terjepit. Lengkap juga dengan jurus ‘aku datang bukan dengan damai, namun aku datang dengan membawa pedang’. Inilah jurus progresif Jesus. Jurus lainnya juga harus ada, ‘mencintai sesamamu dan mengasihi’. Dan jurus 2 shaolin seperti jurus bangau, jurus cengcorang, jurus ular sekalipun yg licin dan sulit ditangkap, serta jurus cakar harimau yg begitu ganas.

Tujuan juru damai bukanlah perdamaian, melainkan Pelayanan. Didalam Al-Qur’an namanya bukan Pelayanan, melainkan Pengabdian. Pelayanan dan Pengabdian kepada Pemiliki dan Pencipta Jagad raya, Bossnya kita semua, Tuan dari segala Tuan.
Karena damai itu sendiri hanyalah kondisi yg kondusif untuk menegakkan Kerajaan Allah. Kerajaan yg berhukum kepada hukum Allah. Hukum Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Darimana lagi kita akan merujuk selain dari Kitab2 itu?! Jesus, adalah juru damai umat antara golongan2 agama peninggalan ajaran Abraham dan Musa yg tercabik2 menjadi begitu banyak pemahaman. Jesus bukan mensintesa semua golongan itu. Tetapi Jesus mengembalikannya kepada ajaran yg murni, kembali kepada hukumnya Musa, dan hukum para Pelayan Allah pendahulunya, hukum Taurat. Inilah hukum kebenaran yg mesti ditegakkan.

Roma 14
14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus

Seorang Juru damai pasti ideanya gokils abiz. Konsepnya seperti Paket yg lengkap komplit dan harus dikemek semua. Paketnya Musa bukan Cuma kemenangan Jerussalem. Tapi doi dan anak buahnya kudu sengsara ria di gurun pasir yg tandus bertahun-tahun. Begitu juga Muhammad dan Jesus dengan paketnya yg komplit,,, hiks... Gak bisa begitu saja menikmati kemenangan dengan Kerajaan yg makmur gemah ripah loh jinawi. Sebelum sejahtera yo sengsoro rek. Paket hematnya boleh kali ya ?!? Nasi dan daging sejahtera aja. Atau roti nya aja. Gak usah pake sayur pahit peperangan dan masa2 kesengsaraan,,, hiks...

HUSH ..! Enak aje ente. Menurut Kitab Keluaran dan Kitab Bilangan,, kudu dimakan semua tau!,, bukan cuma rotinya,,.. Kagak ada tuch yg namenye paket hemat dari sono.
Keluaran 12
12:8 Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit.


Bilangan 9
9:11 Pada bulan yang kedua, pada hari yang keempat belas, pada waktu senja, haruslah orang-orang itu merayakannya; beserta roti yang tidak beragi dan sayur pahit haruslah mereka memakannya.
WADAW ...!!


(hiks,., pade ngarti gak seech)
Salam
aca

Tidak ada komentar: