Jumat, 17 Juli 2009

Bukan Alat untuk menganalisa (947)

Agama tak pernah bisa digunakan dalam analisa apapun. Baik ilmu pengetahuan, politik, sejarah, atau tatanan kehidupan sosial masyarakat. Ia adalah sebuah masalah kepercayaan. Yang percaya silahkan, yang tidak juga dipersilahkan. Namanya juga keyakinan, ya dewek2.

Hanya saja masih banyak yg menganggap agama adalah patokan untuk menjalani kehidupan. Padahal, jelas2 agama adalah persiapan untuk menjalani kematian. Masih saja terlihat dijalan dan di tempat2 tertentu orang2 meneriakkan pekik perang atas nama Tuhan. Gak disini gak disana. Gak agama ini gak agama itu. Semua berjuang menghantam apapun. Menghantam hukum, masyarakat, tatanan kemanusiaan, dsb. Semua atas nama Tuhan. Semua melanturkan ucapan demi kepentingan Tuhan. Bahkan sampai2 ...... “BOOOM !!!”

Benarkah Tuhan menginginkan ledakan dan pengrusakan seperti itu ?!

Masih teringat dalam memori kecil saya, ketika pelajaran agama di sekolah dasar diajarkan. Seperti ada sebuah manifest abstrak yg tak berwujud. Tak berbentuk. Dan sama sekali tidak terukur. Namanya juga masih kecil, langsung dilahap apa yg disuap. Mau ASI, bubur sum2, atawa pisang, leep..lep..lep,, langsung dilahap.

Boro2 mau dikunyah, dirasa aja gak jelas. Apapun makanan/pelajaran/ajaran yg disuapi or-tu, ya itu yg dilahap, ditelan, dihirup. Nyamanya juga anyak-anyak,.,. (logat balita).

Ketika udah mulai berfikir nalar, mulailah kita bertanya2. Koq begini, koq begitu. Seringkali ortu gelagepan menjawab berondongan pertanyaan kita. Tapi bila mereka terpojok, terdesak, sama dengan jawaban kita ke anak kita, "tidak semua hal bisa masuk di akal".

Beberapa orang tua/ pengasuh menambahkan,"awas loo, berpatokan pada akal bisa membawa celaka".

Sampai hari ini, diantara kitapun masih ada yg demikian. Mungkin fondasi sedari dulu dr ortunya begitu kuat untuk yg satu itu. Fondasi beton ‘Anti akal sehat’.

Saudara, jika fondasi itu masih disana, saya kira tak kan ada gunanya anda meneliti apapun, mengamati apapun, atau mengimani apapun itu. Kenapa saudara bisa percaya pada sesuatu, tentunya melalui analisa. Apa yg akan anda lakukan jika analisa mengarah kepada kegagalan? Buang saja dulu isi kepala, baru dech belajar.

Sudah barang tentu, kita tak kan pernah berani jujur bahwa kita telah mengalami kegagalan dalam menganalisa, wuong namanya juga baru analisa, koq yo iso gagal. Piye to ?!

Tapi sungguh memang itulah yg terjadi. Agama adalah produk dari kegagalan analisa. Kembalinya kepada manifest ghoib dan khayal. Selalu abstrak dan tak pasti. Tak kan pernah ada yg pasti didalam sebuah agama, agama apapun itu, hasilnya selalu "... mudah2an".

Dari mulai cerita seorang yg seumur hidupnya alim bisa masuk neraka lantaran lupa cebok setelah boker (ups,, kasar banget loe ndry), sampai kepada seorang lonte yg masuk surga lantaran ngasih minum anjing yg kehausan. Hukum agama tak pernah ada yg pasti, karena semuanya senantiasa ... mudah2an. Dalam agama, Tuhan Yg berkuasa selalu angin2an. Terserah dia, namanya juga maha kuasa, ya mau2nya yg kuasa.

Dan ketika pelajaran2 serba tak pasti itu kita hirup, bertafakur, merenung diri didalam masjid sunyi, atau berlutut di gereja tua .. " Srupuuuuut .. fFwuuaaaahhh", khayalan membawa kita ke alam fatamorgana, alam metafisika, alam ghoib.

Seolah2 ada mahluk2 bersih putih bersinar disekitar kita. Seolah2 ada manifest ghoib raksasa yg besAAAAR banget lagi memperhatikan kita sambil manggut2. Dan seolah kita bisa membaca pikiran mahluk maha besar itu "... Hmmm,, andry... Kamu sudah mulai insap yaa,,,... Well,.,. will see ".

Hati kitapun serasa tenteram dan damai (aneh, padahal fungsi hati teh nyaring toxid). Air matapun menetes, campur aduk, ada sedih ada bahagia (gak jelas). Bahkan bagi yg super khusyuk, pikiran dan nyawa gak ada disitu katanya, tapi di alam lain. Inilah yg sy sebut teler agama. Sebuah aktifitas mansturbasi pikiran.

Agama gagal dalam mengatur hubungan antara manusia. Agama hanyalah sebuah kepercayaan. Percaya sukur, gak percaya yo uwis. Agama saling menjelekkan satu sama lain, saling mengkafirkan satu sama lain. Bahkan agama membawa umat manusia pada sebuah jurang maut tak berdasar, jurang fanatisme yg menyeret peperangan antar agama.

Meskipun gagal sebagai sebuah alat untuk analisa, agama membawa sebuah solusi, yakni teler. Dengan teler agama, pertanyaan2 terpuaskan. Dengan teler agama, sakaw terhadap emosi abstrak alam ghoib terpenuhi. Dengan agama, kita berusaha menjaga diri kita sendiri dari perbuatan (yg menurut agama) jelek.

Kita menakut2i diri dengan bara api yg berkobar jutaan kali lebih panas dari matahari. Saya masih ingat gambar di komik yg diberikan ortu, seorang yg jahat yg disodok pantatnya pakai tusukan sate segede tiang listrik dan dibakar, serta gambar seseorang yg lidahnya digunting terus menerus tak henti di neraka sono, lantaran ngomongin orang melulu (duuuh,., cut Tari ,.,. loh,,loh,,loh,, hi3).

Dan kita menghibur diri dengan khayalan bidadari2 sexy yg jumlahnya puluhan menunggu antrian untuk ditiduri, jika kita berbuat (yg menurut agama) baik. Kalau memang sorga begini keadaanya, saya yakin banget di sorga gak butuh sholawat. Gak juga butuh roh kudus. Wuong Sorga itu penuh hal2 porno koq. Isinya ranjang2 dan bidadari telanjang dengan tujuh lobang. Ketahuilah, untuk Sorga yg begini – yg dibutuhkan cuma viagra.


So, dimanakah Tuhan itu? Dimana Dia duduk ?! ...wheeeere are you going ? (kata mbah Surip). Sebesar apa singgasananya?!

Bloggers, padahal, di Surat Yasin ada tuch,.,.., bahwa kursi Allah seluas langit dan bumi. Itu artinya wewenang Allah - ya seluas jagad raya, alam semesta ciptaanya. Kalau mikirin Allah sebagai sesuatu yg menempati ruang dan waktu, berada diluar alam semesta dan sedang memperhatikan alam semesta sambil sedakep melintir-melintir kumis,..,. wueleh..wueleh.. boleh juga sich. Tapi ya silahkan dikhayalkan sendiri Allah khayalan anda.

Bagi yg tidak suka berkhayal, silahkan difikirkan, bahwa Allah konkrit, nyata keberadaannya, jelas mekanisme dan sistematikanya. Kita bisa melihat tangan Allah menahan burung dan pesawat terbang untuk tidak jatuh. Itulah tangan yg bernama aerodinamika.

Kita bisa melihat tangan Allah yg menarik segala sesuatu ketanah. Jika tidak,,, segala benda melayang dan terbang ke angkasa. Tangan Allah begitu banyaknya. Bergerak kesana kemari, jemarinya meliuk2 di alam, menata dan menyeimbangkan segala sesuatu yg ada di alam.

Kita sebenarnya melihat dengan jelas kaki Allah, ketika Ia sedang menyeimbangkan alam, garis edar planet2, juga satelit2 yg mengitari planet2 itu. Masing beredar dengan hitungan yg luar biasa presisi. Jika saja anda mengerti kenapa bulan bisa sesuai antara berat dan kecepatan putarnya terhadap bumi?!? Kenapa satelit2 lain buatan Amerika dan Rusia cuma berumur 20 tahunan ?! Padahal ketepatan jaraknya luara biasa perhitungannya, namun tetap saja setelah sekian tahun saja akan tertarik ke dalam gravitasi dan jatuh ke bumi.

Saudara, sebuah kecepatan dan massa (berat) planet, harus benar2 seimbang. Jika terlalu tinggi kecepatan tempuh angularnya, satelit akan terlempar dari orbit oleh gaya centripetal. Jika terlalu rendah kecepatannya, satelit akan tertarik oleh gravitasi. Jadi bisa anda lihat kepresisian Allah dalam menghitung kesetimbangan satelit bulan mengitari bumi, sehingga sampai saat ini pun bulan tetap mengitari bumi entah untuk berapa juta tahun lagi. Tidak seperti satelit buatan manusia itu.

Demikian juga dengan kaki Allah di bumi itu sendiri yg dengan kakinya ia menjejag-kan tanah ini hingga berguncang hebat. Sedikit saja Ia hentakkan kakinya – keruan saja rumah2 bergetar, jalan terkoyak, gedung2 runtuh, gunung2 terbelah, bumi bergoncang hebat. Apalagi jika jejakan kaki itu di tengah laut – tak hanya tercipta palung (jurang laut), namun juga menimbulkan Tsunami.

Sayangnya, para pemuja Allah khayal, tindakan jejakkan kaki Allah yg berdegum kuat menggeser patahan bumi dianggap Allah yg suka melintir2 kumis itu sedang marah kepada manusia. Seperti raksasa yg marah dan menendang bumi. Padahal, Ia senantiasa sedang menyeimbangkan putaran rotasi bumi terhadap sumbunya – agar bumi tetap balance. Jika tidak, bumi sudah seperti velg mobil anda yg sudah setahun tidak di balancing. Ya,.., kira2 anda adalah Allah yg sedang memindahkan sejumlah massa dari timah di velg mobil anda, guna ban mobil tetap balance dan mobil tetap OK diajak ngebut.

Dan banyak lagi kaki dan tangan Allah yg bisa kita lihat. Karena Allah sendiri bukanlah seperti Raksasa diluar alam semesta. Allah adalah sistem itu sendiri. Allah adalah mekanisme alam semesta itu sendiri. Sistem itu hanya dan hanya satu. Tidak ada sistem lain yg dapat eksis di alam semesta ini. Tiada mekanisme lain yg dapat membuat alam ini tidak balance.

Alam semesta akan senantiasa setimbang, karena sistem itu punya SELF CORRECTION MAINTENANCE (wuih,,, bunyinya keren neech). Itu ya,., nganu,., sistem itu punya daya kemampuan yg dapat memperbaiki penyimpangan. Apapun yg keluar dari sistem, akan diperbaiki oleh mekanisme sistem itu sendiri, sehingga segala sesuatu menjadi setimbang kembali.

Pada alam, ya itu tadi. Jika manusia telah banyak membuat lubang ditanah, memindahkan masa bumi dari sini kesana, atau mungkin juga dari kejadian alam yg alamiah, yg menyebabkan titik berat bumi bergeser, maka sang bumi pun memindahkan masanya yg lain dengan cara pergeseran lempengan bumi (tektonis), ataupun letupan gunung berapi (vulkanis).,,., wuiih,, kayak geologis aja gue.

Contoh pada alam sosial manusia, sex bebas. Free sex adalah sebuah perilaku yg merusak ruhani dan jasmani. Secara, kejiwaan, perilaku ini menyebabkan mental orang rusak, disebabkan karena menjadi takut untuk berkomitmen, takut terikat, yg pada gilirannya akan menurunkan angka kelahiran dan mundurnya usia rata2 perkawinan. Dampaknya angka natalitas (melahirkan) menjadi lebih rendah dari pada angka mortalitas (kematian). Hal ini mengancam keberlangsungan regenerasi ras manusia menjadi kearah kepunahan. Entah bagaimana, alam membuat keseimbangan ini dengan penyakit kelamin yg menular akibat hubungan sex bebas. Sehingga kita bisa melihat, dimana angka mortalitas lebih tinggi dari angka natalitas – disitulah penyakit menular akibat sex bebas berjangkit.

Siapa yg menciptakan gempa? Ya Allah, sang pengatur mekanisme alam ini. Allah ya itu, sistem kesetimbangan itu sendiri. Segala benda langit kudu patuh kepada sistem tunggal itu. Tak ada satupun benda yg berani2 melanggar sistem itu. Jika melanggar, ia akan hancur.

Siapa yg menciptakan AIDS dan penyakit2 sex? Ya Allah. Allah adalah mekanisme penyakit sex tadi, sebagai sebuah correction task penyeimbang alam, dan preventif maintenance warning agar sekelompok komunitas menjaga perilakunya.

So, baik alam maupun manusia, kudu tunduk pada sistem yg satu itu. Sistem yg tunggal. Itulah sistem yg integral. Itulah Allah, nyata dan terlihat.

Hari ini manusia terkotak2 kedalam diferensiasi atas warna kulit. Umat manusia terpecah menjadi berbagai golongan dan bangsa, berbagai aliran, dan berbagai agama. Padahal semua yakin, diferensiasi ini salah. Harus ada pemersatu untuk semua. Harus ada seorang juru damai, seorang pembawa solusi untuk kita semua. Jika tidak ada, ya tetep aja kita menghirup candu2 dan ajaran yg memabukkan, membuat nagih, dan sakaw atas solusi imajiner. Mabuk dan tak sadarkan diri,.. sampai teler..ler..ler..

Al-Qur'an,Injil, maupun Taurat, adalah alat buat menganalisa, bukan alat buat teler.
Yach,.. Biar bagaimanapun, tak kan ada orang teler yg merasa teler. Kata orang teler, "Enak aje loe sangka gw mabok, gw sadar tau gak ,.. UWuuEEEK ! (muntah)".

Mudah2an amal telernya diterima di sisi raksasa khayalan yg super gede itu.

Amien

aca

2 komentar:

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan...

salam sejahtera.jadi pak kesimpulannya allah itu adalah sistem di dalam kehidupan ini,begitu pak?