Senin, 29 Juni 2009

Gagasan Baru selalu Gila (942)

Dear Bloggers,

Tahukah anda apa penilaian orang banyak terhadap seorang tokoh besar pada zamannya? Jangan beranggapan nama besar akan selalu saja didapat dari ‘orang besar’ begitu saja, belum tentu bung. Belum tentu mereka mendapat sambutan dan dukungan begitu saja. Belum tentu masyarakat mendukung begitu saja. Belum tentu orang banyak langsung menyambut usahanya.

Namanya juga orang banyak, perilakunya ya seperti ilalang, bergoyang kemana arah angin bertiup. Dari mulai Thomas Alva Edison sampai kepada Alber Einstein, para pemikir radikal ilmu alam, adalah orang2 yg dianggap tidak waras oleh orang banyak ketika pertama kali mereka melontarkan gagasannya. Edison, penemu lampu pijar yg terangnya kita rasakan sampai hari ini, mendapatkan hasil penemuannya setelah percobaan yg kesekian ribu kalinya. Saat itu, ia dianggap orang sebagai anak muda yg terganggu jiwanya dikarenakan kegiatannya yg sering menyendiri lantaran meneliti.

Kasusnya sama dengan Einstein yg mengajukan gagasan relativitas. Nothing absolut, tiada yg bisa dijadikan besaran tetap, karena segala ukuran bergantung kepada patokan tertentu, termasuk ukuran waktu. Apalagi gagasan bahwa waktu pada benda yg bergerak tidak absolut, melainkan bergantung pada kecepatan bergeraknya. Ini menyebabkan waktu yg berjalan terhadap benda bergerak tersebut adalah relative lebih lambat dibanding waktu yg berjalan pada benda diam. Akibat gagasannya, ia pn mendapat predikat yg sama dengan Edison, sang gila.

Galileo Galilei, adalah tokoh yg mendapat julukan sama. Ia dan Copernicus, pendahulunya, sama2 mengajukan gagasan bahwa bukan bumi sebagai pusat alam semesta. Teorinya tentang matahari sebagai pusat atasurya menuai kecaman bahkan mereka mendapatkan hukuman. Galileo di hukum tahanan rumah dan Copernicus dihukum mati. Salah seorang murid Copernicus, Geordano Bruno dibakar hidup2.

Sejarah sering membuktikan, bahwa gagasan seseorang yg berbeda dengan pendapat orang banyak, sering membuahkan nasib buruk kepada mereka. Masih untung Edison dan Einstein dapat membuktikannya hingga ia dianggap manusia dan tokoh yg sukses. Mereka mendapat penghargaan itu sebelum hukuman dari masyarakat jatuh kepadanya. Namun pada kasus2 lain, sering seorang pembebas manusia dari kebodohan baru menjadi tokoh dan orang besar setelah matinya. Semasa hidupnya, mereka hanya dianggap orang gila, karena pembuktiannya belum tuntas, namun hukuman masyarakat terlanjur datang.

Para tokoh pintar penemu sesuatu yg membebaskan manusia dari kebodohan science, adalah para pejuang ilmu pengetahuan. Mereka adalah para pejuang kebenaran ilmu, para penemu hukum Tuhan yg berlaku pada alam fisika.

Sama halnya dengan pelaku alam sosial, para penemu hukum Tuhan untuk alam manusia. Mereka juga bernasib sama. Disebut bid’ah, sesat dan menyimpang. Orang2 besar penemu hukum Tuhan untuk manusia juga bukan begitu saja disambut pada awalnya. Mereka kerap dimusuhi dan ditekan. Rumusnya selalu saja ada dua golongan penekan, golongan pemuka agama dan golongan penguasa.

Lho,, mengapa golongan pemuka agama memberikan tekanan?
Alasannya adalah karena jelas golongan agama merasa bahwa merekalah para penyandang urusan dengan Tuhan. Tiada tempat untuk sesuatu yg berbeda, karena akan berbeda pula dengan bangunan konsep keimanan yg mereka punya. Jika gambar bangunan konsep keimanannya beda, pada gilirannya akan merongrong konsep mereka, orang banyak bisa terpengaruh, dan kewibawaan maupun posisi mereka bisa terancam. Sejarah membuktikan bahwa golongan yg selalu membunuh gerakan2 pembaharu dan konsep yg berbeda adalah selalu dari golongan pemuka agama.

Golongan penguasa juga sama. Biasanya mereka menyadari hal ini, namun karena dirasa ada sekutu yg membantunya, yakni dari golongan pemuka agama, maka mereka menggunakan golongan pemuka agama sebagai alat politik untuk menekan. Mereka hanya akan bertindak jika golongan itu sudah tak mempan.

Seorang bernama Musa, dengan gagasan barunya yg memandang struktur pemerintahan Fir’aun adalah konsep yg mengeksploitasi manusia atas manusia. Isa atau Jesus juga sama, dimana Herodes selalu menggunakan pamuka agama (Farisi dan Saduki) sebagai sekutu pembantunya untuk menekannya. Muhammad juga demikian. Abu Sofyan penguasa politik kala itu, selalu bekerja sama dengan Ahlul Kitab (Ahli Kitab), orang2 yg ahli dalam Kitab (bukan orang2 yg ngerti Kitab lhooo..).

Demikianlah, baik Musa, Isa dan Muhammad, adalah pendobrak struktur masyarakat yg ada kala itu, menggantinya dengan konsep baru yg sama sekali berbeda dengan konsep yg ada saat itu. Musa, Isa atau Jesus, dan Muhammad adalah manuisa2 yg dianggap sesat pada saat itu oleh Ahli Ktab Fir’aun, Herodes dan Abu Jahal.

So, bersiaplah untuk menyandang predikat Gila, jika anda punya sebuah konsep yg lain, sekalipun konsep itu untuk kebaikan umat manusia, karena orang banyak tidak melihat. Orang banyak tidak mendengar, Orang banyak itu mati, dan manusia kebanyakan adalah orang2 yg kagak ngerti. Jadi, jangan tersinggung dulu kalo dibilang gila.

Salam
aca

Tidak ada komentar: