Kamis, 14 Januari 2010

Saya-Mereka, Saya-Sesama (1003)

Bloggers,
Dari cerita dalam Alkitab manapun, Taurat Injil dan Al-Qur'an, akan membuat sebuah pertanyaan yg sangat mendasar yg sebenarnya ganjil. Bahwa para Nabi dan Rasul adalah orang2 yg memberi pengkabaran, berkhotbah, berbicara terhadap sesuatu yg isinya adalah ajakan.

Siapa yg beriman disebut kaum beriman/mukmin.
Siapa yg menolak disebut kaum kafir (kafaro:cover: menyelimuti dgn sesuatu=menolak).

Begitu simpelnya ?!
Yak, saya jawab demikian. So simple.

Setiap nabi membawa warta/berita/pesan. Pesan itu dari kata mereka adalah dari Tuhan. Ada yg percaya, ada yg tidak. Yang percaya selamat, yg gak percaya cilaka.

Begitu simpelnya ?!
Yak, saya jawab 'so simple'.

Bayangkan betapa repotnya jika kita hidup di jaman para nabi.
Ada seseorang dengan kelompoknya sekonyong2 ngomong bawa pesan dari sono.

Lha... kalau begitu, para nabi punya prinsip "saya dan mereka" dong ?! (istilah yg saya pinjam dari seorang teman untuk menjabarkan exclusivisme).

Yak benar. Saya jawab, para nabi memang berprinsip demikian.


Kalau begitu, mereka, para nabi dan pengikutnya merasa umat pilihan Tuhan dong?!

Yak benar. Saya jawab benar demikian. It's so clear.
Mau anda putar puter kemana juga, jawaban semua Alkitab memang demikian. Musa dan para pengikutnya bangsa Israel, adalah umat pilihan Allah. Wuong Alkitabnya ngomong begitu.


Ulangan 14
14:2 sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, dan engkau dipilih TUHAN untuk menjadi umat kesayangan-Nya dari antara segala bangsa yang di atas muka bumi."

Ulangan 26
26:18 Dan TUHAN telah menerima janji dari padamu pada hari ini, bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya,



Terus, apakah umat lainnya mesti dimusnahkan ?

Naaa... ini yg disebut pernyataan duga2. Sebuah logika perkiraan yg dibuat untuk memberikan perspektif pemikiran para nabi dan pengikutnya itu.

Tidak bung, anda jangan berburuk sangka kepada para nabi. Meskipun mereka adalah umat kesayangan Allah, bukan berarti bangsa atau umat lain mesti dimusnahkan, tidak. Justru umat atau bangsa lain itulah yg menjadi prioritas penyelamatan. Bagi para nabi dan pengikutnya, ini merupakan visi penegakkan firman2 Tuhan. Adalah merupakan gerakan perjuangan terhadap kegelapan. Misi ini bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk menata tatanan sosial yg sudah dibangun secara compang camping semaunya oleh para Raja dan Farisi-Saduki (para Ahli agama) sebagai alat legitimasinya.

Banyak orang menyangka para nabi adalah orang penuh toleransi. Tua renta, jenggotan, berbaju putih seadanya, Wara (sikap terima aja apa adanya biar digaplokin orang), naif bahkan pandir, dan sakti.

Hehehe,,, tak ada satu ayatpun menyatakan cerita para nabi begitu. Yang ada malah kebalikan. Semuanya keras pada prinsip. Semua cerita dalam Alkitab adalah kisah orang2 yg teguh pada prinsip dan pendirian,,.. dicaci-maki sekalipun, dihina sekalipun, di lempari kotoran onta sekalipun, dikatai gila sekalipun, diperangi sekalipun, bahkan di salib sekalipun.

Awas, ayat berikut sadis neech :

Al Fath 29 : Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.


Bloggers, kita gak bisa kemana2. Muhammad dinyatakan dalam Al-Qur'an bahwa dia gak sejalan dengan Gus Dur dengan Pluralismenya. Muhammad jelas2 di atas kanvas melukis panorama 'saya dan mereka'. Bahwa dia berkasih sayang kepada pengikutnya, tapi,,, nehi buat orang kafir. (hati2, jangan terjebak kafir adalah umat lain).


Bukan hanya itu,,.. ayat itu jelas keberpihakan Allah kepada Muhammad dan apa yg diperbuat Muhammad pastilah menjengkelkan bagi kubu kafir.


Memang kedengarannya aneh saudara,,.. tapi sebenarnya sangat simple. Gak ada yg njelimet dan canggih. Alkitab adalah firman2. Kitab2 Allah sangat mudah di baca dan dipahami. Hanya karena kita udah kebanyakan dicekokin Farisi Saduki (para Ahli agama) sedari kecil, doktrin dan polusi2 itu begitu melekat hingga baca Alkitab malahan jadi gelap.


Nah,, sekarang urusannya gimana nich dengan 'saya dan sesama manusia'.


Bloggers, banyak orang gak ngerti sifat Allah yg namanya AR-RAHMAN dan AR-RAHIM.
Ar-Rahman adalah sifat KASIH Allah kepada semua mahluknya. Apa dan siapapun dia.
Ar-Rahman adalah apa yg diperbuat oleh para nabi dan pengikutnya buat umat lain.
Sedangkan Ar-Rahim adalah sifat SAYANG Allah yg khusus di berikan kepada umat2 pilihan dia. Ar-Rahim, adalah sikap exclusive yg terjalin antara sesama pengikut. Sifat saling menyayangi ini yg senantiasa diutamakan.


Lantas bagaimana dengan para perusuh, penolak dan orang2 yg memerangi visi dan misi para nabi ini. Nah, untuk kelompok manusia budeg ini tidak ada lain lagi, ya dimusnahkan semusnah2nya. Begitu kata Alkitabnya. Kalau saya beberin, referensi ayat yg beginian di Kitab Allah bejibun.


Busyet,,.. kejem banget yak para nabi.
Yach,,.. bukan kejem lagi om, tante,,... Begitulah balasan yg setimpal buat mereka. Kalau anda baca Kitab2 Allah, ya memang begitu isinya. Kitab2 Allah ditujukan hanya kepada umat yg disayanginya. Ayat dan firman2 ini sangat khusus. Isinya cuma buat anak2 Allah. Bukan buat anak setan.


Akhirnya, mau gak mau, kita akan sampai kepada pertanyaan,"siapakah anakNya yg disayanginya itu?" Siapakah umat kesayangan Allah sekarang?
(hehehe,,, jangan dijawab dulu).


Apakah orang2 berkewarga negaraan Israel ?!
Apakah Israel yg sekarang mengaku keturunan Musa di Palestine, sama dengan umat yg disayang Allah jaman Musa dulu?!


Hehehe.. kata Alkitabnya, bangsa Israel malah bangsa yg dikutuk. Sok mangga, liat aja bab kutuk. Isinya penuh ungkapan2 bahwa Israel, yg tadinya umat kesayangan Allah menjadi bangsa yg dikutuk, sebab mereka sudah tak lagi setia kepada hukum2 Taurat yg diajarkan Musa. Mereka tak lagi setia kepada Allahnya.


Ulangan 28
28:45 Segala kutuk itu akan datang ke atasmu, memburu engkau dan mencapai engkau, sampai engkau punah, karena engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu dan tidak berpegang pada perintah dan ketetapan yang diperintahkan-Nya kepadamu;



Nehemia 10:28 Dan orang-orang yang lain, yakni: para imam dan orang-orang Lewi, para penunggu pintu gerbang, para penyanyi, para budak di bait Allah dan segala orang yang memisahkan diri dari penduduk negeri untuk patuh kepada hukum Allah, serta isteri mereka, anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan mereka, begitu juga semua orang yang cukup dewasa untuk mengerti,


Nehemia 10:29 menggabungkan diri dengan saudara-saudara mereka, yakni pemuka-pemuka mereka itu. Mereka bersumpah kutuk untuk hidup menurut hukum Allah yang diberikan dengan perantaraan Musa, hamba Allah itu, dan untuk tetap mengikuti dan melakukan segala perintah TUHAN, yakni Tuhan kami, serta segala peraturan dan ketetapan-Nya.


Padahal janji Allah kepada orang2 yg menyambut visi misi para Nabinya :
Mazmur 37:22 Sesungguhnya, orang-orang yang diberkati-Nya akan mewarisi negeri, tetapi orang-orang yang dikutuki-Nya akan dilenyapkan.


Sama dengan janji Allah dalam Al-Qur'an surat
An-Nur :55. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.


Wadaw,,, dimana letak pluralisme dan kesamaan hak dan derajat.


Adakah manusia yg pulralis murni ?
memberikan pelayanan kepada orang lain (mereka) tanpa prioritas, tanpa mendahulukan, setara dan sama sesama-samanya kepada golongan yg berbeda dibanding keluarga/klan/komunitas /golongannya?!


Non sense. Tak ada manusia seperti itu saudaraku.
Wuong nabi aja gak begitu. Khan tadi udah ane tunjukin,,.. nabi pake skala prioritas. Banyak orang takut sekali bahkan malu untuk memprioritaskan golongan atau umatnya. Sepertinya, hal begini adalah aib yg memalukan. Padahal, buanyak banget ayat yg menunjukkan para nabi sangat diskrimintaif. Jangan khan nabi, Wuong reaksi Allahnya juga extreemly diskriminatif terhadap para perusuh bumi.


Gak ada se ayatpun yg bilang semua manusia sama dan sederajat. Pastilah ada perbedaan derajat. Sok,, tunjukkan kepada saya firman Tuhan yg bilang golongan beriman sama atau sederajat dengan golongan penentang/kafir.



Wah, kalau almarhum Gus Dur baca, pasti dia udah ngomel2 neech, "..,, masalah gitu aja koq pake repot2 buka Alkitab".




Salam
aca
http://www.sistemintegral.blogspot.com/

2 komentar:

Jipin mengatakan...

Iman menurut pendapat saya adalah "jembatan" antara langit dan bumi, bukan agama. Agama adalah wujud lahiriah dari iman, bukan substansinya. Iman itu universal, Budha, Hindu, Islam, Kristen, Kong Hu Chu atau yang lainnya menurut saya ya sama saja. Intinya keselamatan setelah kematian, orang beriman percaya adanya konsep hukum "sebab-akibat" perbuatan semasa hidupnya. Karena itu mereka percaya surga-neraka atau nirwana atau reinkarnasi.

Sebaliknya anti iman percaya konsep setelah kematian ya sudah, titik. Tidak ada pertanggungjawaban setelah kematian, bagi mereka ukuran baik-buruk, benar-salah, kurang lebihnya seperti konsep moralitas Tuan-Budaknya Nietzsche.

Sampai disini tidak ada permasalahan tentang iman dan anti iman. Yang menjadi masalah justru ketika iman itu melembaga menjadi agama. Pertanyaannya adalah, manakah agama yang paling benar ?

Ada dua sudut pandang tentang hal ini.

Yang pertama adalah sudut pandang "intelektual agama", menurut mereka pintu surga akan selalu terbuka bagi semua orang beriman, baik yang beragama ataupun tidak.

Fundamen golongan ini ada dua, yang pertama adalah prinsip keadilan Ilahi, mengingat Tuhan tidak ada urusan dan sangkut pautnya dengan golongan atau bangsa apapun.

Sedangkan yang kedua, Tuhan sudah menyatakan didalam Al-quran pada surat 5 ayat 69 :
“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akherat serta beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Nah kalau ada golongan "intelektual agama", maka golongan yang lain adalah golongan "orang sholeh yang kaku". Menurut golongan ini sebaik apapun perbuatan seseorang (bahkan melebihi nabi)kalau bukan golongannya maka pintu surga akan tertutup baginya.

Alasan golongan ini, yang pertama adalah alasan rasional, kalau memang perbuatan baik non muslim (sebagai contoh) itu diterima dan perbuatan baik muslim juga diterima jadi apa bedanya menjadi muslim atau non muslim. Demikian juga sebaliknya, kalau perbuatan buruk non muslim akan mendapat hukuman dan perbuatan buruk muslim juga mendapat hukuman yang sama, jadi dimana letak perbedaannya antara menjadi muslim dan non muslim. Dalam hal ini apa pengaruhnya menjadi muslim atau non muslim?

Alasan penting kedua adalah alasan nash, mereka mengutip argumentasinya dengan merujuk kepada apa yang tertulis pada alquran surat 14 ayat 18 :
“Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.”

Masih banyak pertentangan antara golongan "intelektual agama" dengan "orang sholeh yang kaku" dalam memanifestasikan kehidupan relijinya. Manakah yang paling benar dan logis dari dua golongan ini ? atau adakah pendapat lain ?

andrycahya mengatakan...

Luar biasa. Naa... gitu dong bung. Panjangan dikit. Jadi saya jelas sekarang.

Analisa bung Jipin luar biasa, saya juga seperti itu dulunya. Bahwa pastilah pada tahapan iman selalu sama. Namun berubah aplikasi menjadi agama.

Ketika pertanyaan agama mana yg benar? masing2 punya jawaban. Ketika ditanya saling tentang agama lain, persis,,, seperti yg bung Jipin urai,,, umat akan terbelah menjadi dua golongan. Golongan intelektual-agamis, dan golongan orang taat-kaku.

Bung Jipin sahabatku. Ada sebuah perspektif lagi diluar itu. Semua ini terjadi atas dasar agama. Kembali saya urai, bahwa kita terjebak dengan kata agama atau kepercayaan. Padahal, Allah tidak membuat agama. Allah benci agama. Allah menyatakan agama adalah musyrik.

Demi Allah, ini bukan pendapat saya, tapi pendapat Alkitab. Dogma yg tercipta sudah begitu menancap dikepala hingga begitu sulit mengeluarkannya. Saya bisa buktikan ini.

Bahwa yg dibawa Abraham bukanlah agama Yahudi. Demikian juga dengan Musa, Joshua, David, Solomo, bukan orang2 yg menyebarkan agama Abraham. Mereka adalah orang2 yg menggenapi Perjanjian antara Allah dan Abraham. (Kata menggenapi kurang dapat dimengerti oleh orang beragama Islam tapi saya mengerti).

Bung, saya gak bisa upload lebih panjang lagi. di reject oleh blog karena kepanjangan. Jadi saya jawab di tulisan berikutnya. (hihihi... perasaan sekarang tulisan2 saya dasarnya adalah pertanyaan dari bung).

Puhi Allah, pertanyaan2 bung membawa berkat Allah.

Salam