Jumat, 29 Januari 2010

SIKLUS (1006) BASIC

Bloggers, ada orang bilang bahwa kehidupan berjalan secara EVOLUSI. Pendapat lain bilang bahwa kehidupan seperti roda, ia berputar, seperti SIKLUS, silih berganti, di atas-dibawah, menang-kalah.


Teori KEHIDUPAN EVOLUSI meyakini segalanya berjalan semakin berkembang secara linier, semakin kompleks, dan semakin sulit dimengerti. Demikian kompleksnya perkembangan dan perjalanan alam dan manusia, hingga menurut teori ini, akhirnya pada saatnya nanti, alam pun tak dapat menjawab problematika yg ada. Manusia dan alam itu sendiri akan hancur cur cur....


Pendapat ini mengambil data dari problem2 kesetimbangan lingkungan yg tak lagi balance. Problem lingkungan hidup. Problem ledakan penduduk. Dan berbagai problem kompleks lain yg menyebabkan konon suatu saat, bumi akan muak, gunung akan muntah, dan laut marah, hingga bumi akan hancur, yg dibarengi dengan problem sosial masyarakat yg tak terjawab, sampai suatu ketika kehidupan itu pun bubar. Kata orang 'kiamat'.


Inilah akhir dari teori kehidupan evolusi.
Konon hal ini terjadi lantaran ulah sang manusia yg semakin lama semakin edun dan aneh2 saja. Manusia konon semakin melewati batasnya batas.

Darimana pendapat ini berasal?! Wah gak tau deh. Kayaknya sich dari interpretasi Kitab suci.


Bloggers,

Pendapat kedua, menyatakan bahwa kehidupan dunia ini seperti sebuah siklus.
Ia akan gelap dan terang silih berganti. Kehidupan akan dikatakan gelap dikala tak ada keadilan global, dan akan terang dikala ada sebuah keadilan global. Inilah inti dari teori KEHIDUPAN SIKLUS.


Pergantian atau peralihan antara keadilan dan ketidak adilan. Atau saya nyebutnya antara Keadilan Global dan Keadilan Parsial. Atau boleh juga, siklus pergiliran antara sang baik dengan sang jahat.


Keadilan Global inilah yg sampai saat ini tidak diketahui orang, karena orang hanya bisa mendengarnya secara sayup2, melihatnya secara remang2, bahwa dulu pernah ada sebuah tatanan masyarakat yg ideal.


Pendapat kedua ini tidak umum bahkan orang tak lagi mengenalnya. Kenapa demikian?! Karena akan selalu demikian manakala Keadilan Global lenyap dari muka bumi. Yg ada hanya Keadilan Parsial. Sebuah hukum keadilan yg hanya berpihak pada sebahagian kecil orang.


Golongan orang2 tak adil dapat menguasai berbagai sendi kehidupan. Golongan lemah akan dikuasai oleh yg kuat. Yg anehnya, golongan lemah itulah yg mayoritas. Justru yg lemah yg banyak sekali jumlahnya.


Mereka yg menguasai sendi2 kehidupan sosial, politik, uang dan modal, justru sangat sedikit. Meskipun sedikit, mereka bisa menguasai dan menyetir roda kehidupan. Menentukan kebijakan. Bahkan memiliki kekuasaan. Hukum alamnya memang selalu demikian khan?! Bahwa yg sedikit menguasai yg banyak.


Anehnya lagi, golongan yg banyak itu tidak mengetahui bahwa mereka sedang diperlakukan tak adil oleh kaum kuat yg smart dan sedikit itu. Kebanyakan orang hanya merasa bahwa 'dunia memang tidak adil'. Inilah kondisi kehidupan hari ini.


Cerita dikala terang benderang beda lagi. Matahari memancar, hukum Keadilan yg Hakiki bisa memberikan penerangan kepada seluruh masyarakat dunia.


Masalahnya, kita tak kan pernah tahu, seberapa adilnya kondisi itu. Seberapa makmur dan teraturnya negeri super adil itu. Lantaran semua sama sekali gelap. Disebabkan karena hari ini kita hidup bukan pada periode itu, maka kita tak punya refrensi perbandingan. Bagaimana mungkin kita bisa tahu betapa teriknya matahari jika kita hanya hidup dimalam hari.


Referensi sejarah ?!

Bisa saja referensi sejarah menjadi petunjuk tambahan. Namun seringkali juga membingungkan. Penelitian sejarah bagaikan menyusun puzle yg berserakan dengan komponen yg tak lengkap disana-sini.


Tak ada referensi jelas yg tertinggal. Sejarah banyak ngawur, ditutup2i dan penuh rekayasa. Banyak orang tertipu oleh referensi karena sejarah banyak dipakai sebagai alat buat kaum atau golongan penguasa.


Jangankan sejarah ratusan tahun, cerita G30 SPKI yg baru puluhan tahun saja udah gak jelas siapa dalang siapa korban. Rekayasanya klihatan banget khan.


Kedua kondisi ini bisa terjadi adalah karena siklus yg merupakan hukum kesetimbangan alam. Selalu dan akan selalu demikian. Tidak seperti teori kehidupan evolusi yg prinsipnya berkemang dan berkembang secara linier tanpa titik balik. Teori kehidupan siklus, memiliki prinsip berulang secara periodik dalam kurun waktu berabad abad.


Bukankah kondisi alam adalah demikian?!
Bukankah terang karena adanya gelap?!
Bukankah kaum yg adil karena adanya kaum yg tak adil?!
Bukankah adanya sang baik karena adanya sang jahat?!
Bukankah adanya Kebenaran adalah karena Kebathilan?!


Bukankah adanya siang, adalah karena malam?!
Dan bukankah siang dan malam itu silih berganti secara periodik tanpa henti?!

Uh,,.. serius banget sich ni postingan.


Salam
aca

3 komentar:

valentine mengatakan...

salam damai Bung,

hm..klo sejarah ibarat puzzle yg agak berantakan..sebaiknya kita mempelajarinya dr mn, di mn dn bagaimana ? agar tercapai kondisi yg penuh keadilan ?

andrycahya mengatakan...

salam damai sejahtera,

namanya bagus banget bung. Ini pertanyaan susah2 gampang. Jawabnya tinggal ngomong "kitab suci". Gampang khan?! Tapi dasarnya apa koq kita merujuk ke Kitab suci. Sedangkan cara baca kitab suci itu sendiri diajarin sama orang2 tua dan guru yg udah pada banyak makan puzle error. Jadinya baca Kitab suci pun jadi error. Susah khan?!

valentine mengatakan...

Bang, diriku bukan Bung, tpi bun..hahha..( i'm a woman)
Klo susah gitu..biar gampang gimana atuh ?..
Masihkah ada cara yang ga susah dalam menyusun kembali puzzle2 yang berantakan itu ?

Mohon petunjuknya ya..
salam damai sejahtera..