Jumat, 13 Februari 2009

Pergantian Kekuasaan (923)

Dear Bloggers,


Jika anda buka Al-Qur’an digital, search kata siang malam, anda akan terkejut kepada betapa banyaknya Al-Qur’an membahas persoalan siang dan malam ber-ulang2. Kebanyakan tendensi akhir ayat ini adalah kepada mereka yg mau berfikir. Apa maksud Al-Qur’an membahas persoalan siang dan malam berulang kali?


Banyak orang menganut sebuah agama lantaran ia menginginkan ketenangan hidup individual. Ketenangan batin atau saya sebut sebagai sugesti adem-ayem, sebuah kebahagiaan non-materi yg menjadi dambaan setiap pribadi. Namun seringkali jebakan khayalan yg subjektif sering menjerumuskan. Jebakan ketenangan bathin itu seringkali lewat jalan mistik (mhystics). Padahal kebahagiaan yg didapat betul2 hasil menghayal. Namanya juga mistik.


Bicara sistem berarti bicara sebuah aturan yg berlaku pada sebuah komunitas. Bicara aturan, tak kan pernah bisa lepas dari komponen aparat pengatur (imam/pimpinan) dan orang2 yg diatur (umat/rakyat).


Ada beberapa bloggers yg loncat langsung kepada wacana pemerintahan negara. Saya tidak menafikan hal ini. Tapi sungguh sebuah cita2 yg secuil jika visi dan misi Islam adalah sebuah negara atas bangsa, pemerintahan atas suku/golongan tertentu. Bloggers, sungguh tidak demikian. Platform Islam adalah sebuah rahmat bagi alam semesta, berkah bagi setiap golongan, dan anugerah bagi setiap umat manusia. Bukan hanya segelintir kaum/bangsa, atau agama.


Namun kenyataannya hari ini, Islam sebagai agama adalah ancaman bagi sebagian lainnya. Ancaman jihad dan orang2 yg siap mati dgn bom bunuh diri. Bagaikan ancaman prahara sengsara bagi umat lainnya. Para pengaku mujahid itu merasa membela Islam dgn membela kayakinan agama Islamnya. Padahal, tidak demikian pada zaman Muhammad dan Nabi2 sebelumnya.


Di zaman Khalifah setelah Nabi Muhammad, pada masa Islam sebagai sebuah tatanan, kedatangan kekuasaan tatanan Ilahi ini sangat diharapkan oleh bangsa2 didunia, yg pada saat itu dianiaya oleh penguasa dan Rajanya masing.


Jumlah kekuatan muslim dizaman itu hanya 20.000 orang. Orang2 ini kemudian melakukan ekspansi ke berbagai belahan bumi, memberlakukan hukum dan aturan Allah, memperbesar Kerajaan Allah, membebaskan bangsa2 dari cengkraman aturan2 Fir'aun2 zaman Muhammad, dan menciptakan Madinatul Munawaroh, sebuah negeri yg adil makmur dan damai. Inilah yg disebut Kerajaan Surga, Jannah, kebun Allah. Disinilah Pemimpin dan umatnya tinggal. Disinilah Adam dan Hawa bermukim.


Hingga rakyat bangsa2 tersebut takluk dan taat kepada platform Khalifah, sistem yg ilmiah, sistem dan tatanan yg rahmatan lil alamin. Meskipun mereka tidak semuanya dgn serta merta berpindah agama dan keyakinan, namun mereka tetap taat membayar pajak/jizyah. Kesadaran berpindah keyakinan terjadi secara gradasi, setelah mereka melihat negeri mereka menjadi makmur dan adil, serta perilaku kepemimpinan penguasa yg konsisten terhadap keadilan (keadilan versi rahmatan lil alamin). Mereka menyadari langsung kesewenangan dibawah kepemimpinan Herodes dibanding Khalifah.


Demikian kondisi siang hari dimana Pencipta menjadi Pengatur. Bangsa2 menjadi taat dan patuh kepada para Wakil Allah. Tatanan dunia bukan seperti yg kita lihat sekarang ini. Tatanan yg penuh kezoliman, penindasan, dan ketidak pastian. Hari ini penguasaan modal menjadi penentu seseorang atau sebuah bangsa berkuasa atas orang atau bangsa lain. Kwalitas pribadi para Pemimpin/Wakil Allah pada masa Khalifah tidak sama dengan pemimpin hari ini yg semata oportunis terhadap materi. Mereka orang2 yg sudah teruji pada masa Dakwah Nabi, peperangan demi peperangan, yg semata2 hanya dengan tujuan mengembalikan sistem dunia ini menjadi sistem rahmatan lil alamin, bukan nafsu menguasai atau menjajah bangsa.


Kemudian berlaku surat : "WaLiKuLLi uMMaTin aJaLiN" (Dan tiap2 umat memiliki ajalnya ; QS 7/34). Herodes hancur oleh kedatangan orang yg Tauhid, orang2 yg memuliakan sistem Ilahiah. Namun hancurnya sistem Ilahiah bukan disebabkan oleh kedatangan sistem Bathil. Melainkan karena orang yg meneruskan tongkat estafeta kepemimpinan sudah mulai tidak konsisten terhadap sistem mizan itu. Sudah mulai melirik2 sistem lain. Bahasa Al-Qur'annya sudah mulai musyrik. Bahasa Tauratnya Bani Israel sudah mulai berzina dengan bangsa2. Bahasa jaman Adamnya, hawa (umat) sudah tergiur oleh buah dari pohon yg dilarang.


Demikian juga dengan para Khalifah. Tongkat estafeta sudah mulai ter-gradasi. Perlahan-lahan, sedikit demi sedikit, konsistensi pemimpin mulai menurun. Dari generasi ke generasi, wakil2 Allah mulai tergiur dengan fatamorgana Liberal. Hingga ketika Wakil itu mulai memakan buah larangan itu, mereka jadi telanjang. Terlepas pakaiannya. Bukan pakaian jubah gamis atau T-shirt, melainkan pakaian Taqwa. Hilang sudah taqwa (ketaatan) kepada sistem hukum Ilahiah.


Maka dikatakan dalam Al-quran maupun Al Kitab, Allah murka. Ia marah, KerajaanNya telah dinodai dengan masuknya nilai2 asing dan aturan bangsa2, sebab Wakil Allah tak lagi mengindahkan aturannya. Kalau dulu Adam diturunkan ke bumi lantaran makan buah dari pohon yg terlarang, demikian juga para Pemimpin kekuasaan sistem tatanan Integral dimasa Nuh, Musa, Isa dan Muhammad, diturunkan derajatnya setelah ratusan tahun menjadi wasit dunia, dari model kehidupan Jannah menjadi model kehidupan bumi yg tiada kepastian dan keteraturan seperti sekarang ini. Kegelapan kembali datang. Umat manusia kembali hidup tanpa konsep sistem tatanan yg integral. Terpecah2 dalam agama dan berbagai ideologi, dan hidup berdasarkan pemikiran dan konsepnya masing2, yakni konsep kepentingannya sendiri2.


(QS 3:26) Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

(QS 3:27) Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup[191]. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)."


Salam
aca

Tidak ada komentar: