Minggu, 01 Februari 2009

mati (921)

Dear Bloggers,


Bagaimana rasanya mati ?
Anda tentu penasaran dan ingin bertanya2 walau rada sieun (ngeri).
Saya bisa menjelaskan rasanya mati (loh ??!)


Gini bloggers,
Mati itu seperti halnya makanan. Ada dua jenis.
Mati jasmani, dan mati ruh (jiwa/rohani).


Mati jasmani adalah sesuatu yg anda khawatirkan selama ini, yakni mati jasad. Kenapa mati? Ya karena proses siklus kehidupan biologisnya berhenti. Jantung berhenti berdetak, darah berhenti mengalir, otak berhenti bekerja. Baik otak maupun anggota tubuh yg lain menghentikan aktifitas biologisnya. Ini lah mati jasad/jasmani.


Mati yg satunya lagi adalah mati ruh, mati jiwa, atau kesadaran/rohani. Kenapa mati? Ya karena proses siklus kesadarannya gak nyambung dengan sistem alam semesta. Pemikirannya tidak sinkron dengan alam. Konfigurasi sitem kesadarannya erorr terhadap makro sistem yg integral. Banyak konflik internal dalam proses berfikirnya. Banyak hal yg bertabrakan dalam kesadarannya.


Mati ruh tidak dapat memahami proses sunatulloh yg bekerja pada alam. Orang2 yg ruhnya masih mati mengalami stagnan (kebuntuan) dalam memahami mekanisme alam sebagai sesuatu yg utuh. Kebanyakan melihatnya sebagai sesuatu yg tidak utuh, bahwa alam semesta memang diciptakan oleh sang Pencipta, namun sang Pencipta sendiri sering mengoreksinya. Karena sang Pencipta adalah pencipta, maka Dia se-olah2 bisa begitu saja menghapus hukum gravitasi bekerja pada seorang Nabi, menghapus hukum biologis bahwa oxygen tidak dibutuhkan untuk bernafas pada kasus tertentu buat seorang Rasul, atau kecepatan cahaya bisa begitu saja dicapai bahkan melebihinya tanpa melelaui hukum mekanika-relativitas.


Seorang yg masih mati kesadarannya akan menganggap Allah sering campur tangan pada seorang Nabi untuk menunjukkan bahwa Nabinya benar dan sakti, sehingga hukum2 alam tersebut bisa begitu saja tidak bekerja. Dalihnya, wuong Dia yg mencipta, ya Dia juga yg menahan laut tidak tertarik gravitasi sehingga nabinya bisa jalan ditengah2nya. Dia maha berkehendak, jadi ya suka2 Dia terhadap segalanya.


Sehingga ada cerita Dia juga yg menculik Muhammad untuk naik ke langit tanpa pesawat dan tanpa oxygen, yg kemudian terkenal dengan cerita tawar menawar perintah sholat dari 50 kali menjadi 5 kali. Bukan itu saja, kehendak Allah seperti se-mau2nya saja. Bahkan untuk perintah sholat itu sendiri. Sepertinya lebih tahu Rasulnya untuk beratnya beban sholat 50 kali buat manusia.


Orang yg mati ruh bukan IQ atau intelegencynya jeblog. Tapi orang yg mati ruh adalah orang yg mati akal. Ia tidak tahu proses fisika biologi adalah sunatulloh. Anda bisa lihat di Jombang, ribuan orang yg mati ruhnya mendatangi dukun cilik sampai mereka berhimpitan dan pingsan. Boro2 sembuh dari sakit, yg ada sakitnya dalam menunggu antrian bertambah parah. Bagaimana tidak parah jika 10.000 orang pasien dalam satu hari. Polisi akhirnya menghentikan praktek ini dukun ini.


Mati ruh, mati kesadaran, akan menyebabkan kebutaan. Mereka tak dapat melihat mekanisme kerja alam. Mereka mendambakan jalan singkat, mystisme, keajaiban ghoib langsung dari sang Pencipta, dan mendambakan proses2 lain yg tidak integral terhadap operating sistem alam semesta. Semua kajiannya terhadap alam adalah duga2.


Demikian juga kajiannya terhadap alam sosial, orang yg mati ruhnya tidak memiliki ruh dari Allah yg kudus, ruh yg suci (awas,,, hati2... ini ada bicara ruh kudus,,, ojo salah persepsi). Ruh bukan Roh atau nyawa. Ruh adalah Wahyu. Ruh dari Allah artine Wahyu dari Allah. Ketika Adam ditiupkan Ruh (“FFUAH...!!”), seketika Adam menjadi hidup. Ruh apakah itu? Ruh nyawa ?! Apakah Adam seperti sebuah boneka tanah yg dipulung2 kemudian ditiupkan roh-nyawa sehingga CLING !.. Adam melek dan hidup ?!


Nehi bloggers....
Cerita Adam ditiupkan ruh bukan urusan Adam dihidupkan dari yg tadinya boneka tanah kemudian menjadi manusia. Ini masalah ruh Wahyu, yg di instal kedalam kesadaran Adam sehingga ia bisa melihat dan mengetahui sunatulloh. Sehingga ia bisa membaca dan memahami alam semesta sebagai sesuatu yg satu,
mekanisme yg tunggal, sistem yg integral, baik alam fisika maupun alam sosial.


Setelah Adam di tiupkan/di-instal ruh nya dengan ruh Allah, maka Adam memahami tugasnya sebagai Khalifah, seorang yg memimpin umatnya, yg nantinya menjadikan ia berkuasa, memimpin sebuah struktur masyarakat yg hidup berdasarkan aturan Allah, itulah yg dinamakan struktur masyarakat Madani, bahasa jaman Adamnya Kerajaan Kebun, bahasa Alkitabnya Kerajaan Surga, bahasa Qur’an nya Madinah Munawaroh.


Hidup, dalam pengertian Al-Qur’an ada dua. Hidup ruh atau jiwa dalam pengertian kesadaran, dan hidup biologis dalam pengertian jasad. Hidupnya kesadaran hanya bisa didapat apabila kita memahami alam semesta maupun alam sosial manusia yg kesemuanya hanya bisa didapat melalui perantaraan Wahyu atau Kitab suci. Ilmu pengetahuan maupun science hanya bisa mengantarkan kepada alam fisika biologis, astronomi ataupun kimia, kedokteran dan lain sebagainya, sedangkan ilmu tentang sosial masyarakat, ilmu tentang tatanan manusia dan strukturnya yg paling ideal dengan makro sistem, hanya bisa didapat lewat wahyu tadi.


Demikianlah persoalan hidup dan mati, bukan hanya hidup atau mati fisik, di dalam Kitab Allah pengertian itu lebih kepada masalah kesadaran atau ruh, bukan Cuma masalah hidup atau matinya jasad.


(QS 3:26) Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.


(27) Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup[191]. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)."


Demikian Allah menggambarkan bangkitnya kesadaran pada sebuah bangsa bagaikan hidup dan matinya sebuah kaum atau bangsa. Untuk urusan kesadaran individu, Al Qur’an menjelaskan :


(QS 6:122) Dan apakah orang yang sudah mati[502] kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.


(QS 7:57) Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.


Di dalam Ar-Ruum, Allah berfirman bahwa orang yg mati kesadarannya adalah orang yg buta, tuli. Tidak dapat melihat atau mendengar Wahyu. Itulah yg menyebabkan Ruh tak dapat di instal kedalam kesadaran mereka :


(QS 30:52) Maka Sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling membelakang[1176].

(53) Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya. Dan kamu tidak dapat memperdengarkan (petunjuk Tuhan) melainkan kepada orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, mereka itulah orang-orang yang berserah diri (kepada Kami).

(54) Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.


Ayat terakhir (54) menjelaskan perumpamaan penciptaan sebuah Madinah atau Kerajaan Allah bagaikan penciptaan manusia. Allah yg membuat orang2 yg kesadarannya telah ter instal sehingga kemudian menang (kuat), mendapat giliran untuk berkuasa, kemudian Allah juga yg melemahkannya kembali (tua beruban pikun dan mati). Jadi turunnya ruh bukan hanya cerita perorangan, melainkan juga skenario terhadap sebuah komunitas/umat.


Di dalam Al-Fathir di firmankan :

(19) Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat.

(20) dan tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya,

(21) dan tidak (pula) sama yang teduh dengan yang panas,

(22) dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberi pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang didalam kubur dapat mendengar.


(QS 13:31) Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara,


(QS 45:23) Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya , dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?


(QS 43:11) Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan.


(QS 41:30) Dan di antara tanda-tanda-Nya (Ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.


Cerita Ibrahim beda lagi.. Ketika Ibrahim bertanya bagaimana cara menghidupkan orang mati, kalau ditelan bulat2 benar2 jadi aneh. Tapi dengan ruh dari Allah semuanya bisa jelas anda baca, bahwa Ibrahim sedang mencari tahu bagaimana meniupkan ruh kepada kesadaran orang atau bangsa yg mati.


(QS 2:260) Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah[165] semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.


Jadi jelas khan kalo Al-Qur’an ngomong mati atau orang mati bukan mati jasad alias almarhum, melainkan matinya kesadaran seseorang terhadap kesanggupannya membaca kehidpan. Demikian juga dengan negeri atau bumi yg mati, urusannya bukan alam pertanian atau masalah kesuburan tanah fisik, melainkan Allah sedang membahas sebuah kaum atau bangsa disuatu negeri/daerah.


Jika anda ingin merasakan bagaimana rasanya mati, pergi saja ambil bantar. Tidurlah, maka anda akan mati kesadarannya untuk sementara waktu, namun Allah menahan jasadnya (biologisnya belum mati), sedangkan ruhnya saat itu menjadi mati. Sama matinya dengan mereka yg tidak dapat menerima wahyu yg gagal dalam membaca alam dan kehidupan ini sebagai sesuatu yg integral.


(QS 39:42) Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.


Namun jika anda ingin merasakan bagaimana rasanya kesadaran anda hidup, maka anda harus membuang segala macam kesadaran musyrik yg telah bercokol di alam pikiran sadar dan bawah sadar. Alam fikiran yg satu, tunggal, tauhid atau integral, tidak berpecah belah dalam berbagai faham/keyakinan/ataupun golongan, sehingga sinkron terhadap makro sistem maupun sosio sistem. Barulah RUH atau kesadaran wahyu bisa masuk kedalam alam kesadaran kita. Ruh Allah masuk ke diri kita. Sehingga apa yg kita kerjakan - tidak akan keluar dari apa yg Allah inginkan, dan apa yg kita ucapkan - tidak akan keluar dari apa yg Allah firmankan. (wuiihh...,,, serem banget yak?!? tapi ya gitu dech... Qur'annya bilang begitu).


Salam
aca

3 komentar:

HKM Admin mengatakan...

haloo..
saya Radiktya.,


saya sndiri di tulisan kang "aca" yang ini ga bisa bnyak komentar karena saya sndiri bukan seorang muslim..

tapi yg bisa saya tangkep dsini adalah ketentuan hidup dan mati tuh emang udah ada dari jaman2 nabi dulu..
bahkan sebelom orang tuh kepikiran untuk mati :D


hehehe,
maap sblomnya,
saya hanya seorang mahasiswa IT yang saat ini sedang cinta dengan kata "Allah"
karna dalam dri saya sndiri "Allah atau Tuhan atau Yahwe atau Jehuva" adalah sebuah kata yg sangat krusial..

andrycahya mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
andrycahya mengatakan...

hmm..
bukan soal ketentuan mati udah dari jaman2 nabi dulu, tapi mati itu sendiri dalam Kitab suci bukan mati fisik saja, melainkan mati kesadaran.

Jadi persoalan Jesus menghidupkan orang mati bukan berarti Jesusu membuat keajaiban orang yg sudah tewas kembali bernafas. Melainkan orang yg kesadarannya mati menjadi mengerti/tahu/hidup.

Matius 8
8:22 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka."

Ayat ini menjelaskan bahwa urusan mati disini bukan urusan mati fisik.

Demikian juga dengan kebangkitan Yoihanes dari kematian dibawah ini :

Matius 14
14:2 Lalu ia berkata kepada pegawai-pegawainya: "Inilah Yohanes Pembaptis; ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya."

Dan satu ayat lagi, yakni tentang keajaiban Jesus membangkitkan kematian, menyembuhkan orang sopak, menyembuhkan orang buta, bukan mati/sopak/buta fisik. Tapi mati, sopak, dan buta kesadaran.


Matius 10
10:8 Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.


Matius 11
11:5 orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.

Untuk lebih jelasnya, mangga di buka posting "Jampi2 Jesus (908)"

Salam