Kamis, 26 Februari 2009

Sebuah Diskusi tentang Kabut Putih di Tanahku (929)

(posting awal)
Dear Temans,

Saya tidak ingin berkata2 kepada anda yg sudah memiliki sebuah keyakinan atau ketetapan prinsip. Silahkan di delete. Saya hanya ingin berkata2 kepada mereka yg senantiasa mencari kebenaran.

Darimana kita meyakini keimanan kita hari ini ?Yakin begitu saja, atau lewat proses berfikir ?

Telan begitu saja apa yg orangtua ajarkan, atau ditelaah dan dianalisa ?Kalau ditelan begitu saja, dan datangnya keimanan anda bukan dari proses berfikir, melainkan tiba2 saja anda yakin, sok, mangga dilewat. Daripada wacana ini akan menjadi musibah, seperti badai taufan. Saya tidak mengharapkan itu terjadi. Mangga, jangan baca.

Temans,Setelah lebih dari seribu tahun, terangnya cahaya secara alamiah berangsur surut. Seperti halnya siang dan malam, akan tiba waktunya menjadi malam. Ketika malam, hanya ada gelap, tak dapat melihat, seperti orang yg buta.Kenapa seperti buta ? Karena tak dapat melihat benda2, karena tak ada cahaya itu.Hanya sedikit yg bisa melihat. Yakni orang2 yg membuka mata kesadarannya, bahwa hari ini adalah malam, sudah gelap.

Orang itupun tak dapat melihat begitu saja, karena ia mesti mendapat cahaya.Bagaimana mungkin seorang bisa mendapat cahaya dimalam hari yg gelap ?Tentu tidak begitu saja, melainkan dengan bantuan 'benda2 langit'. Cahaya bintang dan bulan.Dijadikannya benda2 langit agar mereka bisa melihat jalan, menjadi 'petunjuk dan arah' ke 'jalan yg lurus', jalan orang2 yg diberkahi dan mendapat nikmat.Namun bagi mereka yg menganggapnya terang, hari ini siang; mereka tidak mendapat petunjuk sedikitpun.

Mereka bersuka cita dengan gembira atas hari yg dikiranya gemerlap. Dianggapnya kilatan petir dimalam gulita adalah terang yg dapat menerangi jalan.Mereka tak mengira sama sekali bahwa mereka tidak melihat. Mereka menyangka tak ada gelap, dunia benderang. Padahal, Allah menjadi sembahan mereka tapi bukan raja mereka. Dan tiada hukum yg dipatuhi kecuali hukum pikiran mereka sendiri. Tiada sesuatupun yg menjadi kuasa, kecuali akal pikirannya sendiri. Tiada yg menjadi raja kecuali kerajaan yg dibuatnya sendiri. Seolah Tuhannya hanya raja di alam sana.

Begitulah orang2, para penyembah Tuhan dirumah ibadah. Seperti awan berarak. Serba putih seragamnya. Namun kebanyakan hatinya kotor dan dengki, dengan semangat merusak yg menyala.

Jubahnya berumbai panjang melambai-lambai, aksinya berkoar membakar menggelegar. Semboyannya umat terbaik, faktanya komunitas yg memalukan. Nasihatnya akhlaq mulia, fakta moralnya aksi anarkis.

Sorbannya tebal tinggi membumbung, mencoba memompa wibawa agar menggelembung.Kata2nya sumpah serapah menghina orang2 yg berpikiran berbeda, membakar rumah ibadah orang, memukul dan menganiaya. Bahkan sampai bangga mengadili dan menghukum mati siapa saja yg dianggap kafir dengan bahan peledak.

Pernah suatu ketika, kabut putih itu lewat didepan muka kami. Mobil2 kami dihentikan. Putih berarak beriring. Para pengaku komunitas terbaik hendak lewat. Dengan membawa bendera, aksi2 anarkis mulai semarak. Hati kami was2 dan waspada. Sebisa mungkin mengambil jalan lain, menghindar dari kebrutalan seragam putih yg berlaga dgn beringas dan semakin ganas.

Sembari bernyanyi lagu timur tengah dan mantera2 arab, mereka meneriakan sebuah nama yg kukenal, nama Tuhanku. Namanya persis sama dengan Tuhanku.

Tapi sepertinya, Tuhan kami berbeda. Cuma namanya yg sama.

Tuhanku tak menyuruhku berteriak memaki dan menghancurkan gedung/properti milik orang.

Tuhanku tak menyuruhku menganiaya orang2 yg berbeda keyakinan.

Tuhanku tak menyuruhku miskin dgn menghindar kemajuan-menikmati kemelaratan.

Tuhanku tak dengki dengan orang2 kaya dan bangsa yg unggul dalam peradaban.

Tuhanku tak seperti Tuhan mereka, mengajarkan pembunuhan orang tak berdosa.

Tuhanku menyuruhku mencintai dia dan mengakui kuasanya. Mencintai orang lain seperti mencintai diri kita sendiri.

Tuhanku mengajarkan tiada kuasa2 lain yg berhaq dialam semesta kecuali kuasanya.

Kuasa Tuhanku berlaku atas seluruh alam dan jagat raya. Semua benda2 tunduk patuh kepada hukumnya. Hanya manusia yg cenderung mengabaikan hukumnya.

Tuhanku menyuruhku menegakkan hukumnya, membangun kerajaannya, mengatur hubungan antar manusia dgn manusia melalui aturannya.

Tuhanku menyuruhku untuk mengajak orang membangun peradaban yg maju, komunitas yg kaya makmur, dgn pembagian yg adil, dibawah satu hukum yg tunggal dan managemen solid.

Tuhanku tak menyuruhku memaksa mereka yg tak mau ber-hukum Dia, memaki atau mengadili.

Karena Tuhanku tidak suka orang2 dgn pengabdian palsu. Orang2 yg melakukan ritual tak bermakna, upacara sembah pengabdian palsu, gerak-gerik simbolis hampa.

Tuhanku menuntut pengabdian yg sesungguhnya, bukan gerak gerik hampa itu. Pengabdian untuk menegakkan hukumnya yg sekarang diabaikan orang, diabaikan manusia, mahluk ciptaannya.

Gelapnya hari ini. Gelap seperti malam. Bagaikan berjalan diatas batu hitam dalam malam kelam. Kini tanahku tertutup kabut berseragam putih.Kabut putih yg tak tolerir akan komunitas lain yg juga berhaq atas kehidupan.

Kabut putih yg tak memberi ruang, karena kabut putih itu banyak, ada dimana2, menyebar diatas tanahku.

Kabut putih yg mengklaim keturunan Nabi atau penerusnya, mengaku memperjuangkan agamanya.Kabut putih yg hanya kabut. Menyelimuti tanahku. Hanya menjadikannya gelap dan membutakan orang2. Mengajak orang menghayal tentang surga, berpikir mistis, ritual sembah tak bermakna dgn gerak hampa, dengan jampi2 yg dinyanyikan semerdu-merdunya tanpa mengerti artinya, bukan mengerti isi buku petunjuk dan pengabdian menegakkannya.

Mungkin beberapa temans menyangka tulisan ini mengarah kepada negara agama, seperti halnya Iran, Saudi, atau negara2 Timur Tengah.

Saya coba untuk meluruskan bahwa bukan demikian. Tidak ada orientasi saya untuk mengarah kepada agama. Seperti yg telah saya urai bahwa Tuhan tidak menciptakan agama. Wacana saya adalah kebalikan dari agama.

Bahwa untuk memperbaiki suatu bangsa, tidak cukup hanya percaya kepada hukuman setelah mati. Tidak cukup hanya dengan janji bidadari disurga. Tidak cukup hanya dengan duduk2 di rumah ibadah meratapi dosa mengharap pahala.

Bangsa manapun yg terjerembab butuh sistem untuk bisa bangkit memperbaikinya. Butuh hukum dengan kepemimpinan yg tegas dan solid. Bangsa yg terjerembab tidak butuh ahli2 agama, orang berpenampilan sholeh atau sufi anti dunia. Agama apapun, bukan sebuah hukum yg membangun. Agama hanya akan menjadi keyakinan individual, bukan universal.

Saya bukan hendak mencari musuh, tapi saya hanya mencoba (bukan memaksa), untuk membuka mata anda dengan wacana ini, supaya anda bisa melihat.

Bahwa dizaman Jerusalem-Musa, Allah tidak menciptakan agama Yahudi.

Dizaman Jerusalem-Yesus, Allah juga tidak menciptakan agama Nasrani.

Demikian juga dizaman Madinah Muhammad, Allah tidak membuat agama Islam.

Yahudi, berasal dari kata Yehuda, sebuah suku dari bangsa Israel yg berkolaborasi/berhianat dengan bangsa lain melawan Rahabeam, penguasa kerajaan Jerusalem yg dibangun Musa, Daud, dan Sulaiman.

Nasrani, berasal dari kata Nasoro atau Nazareth. Kota tempat Yesus dibesarkan. Pengikut Yesus kerap disebut Nasoro karena kebanyakan asalnya dari Nazareth.Islam, berasal dari kata aslama, yg artinya tunduk patuh kepada sistem hukum. Di zaman itu Allah menamainya demikian untuk orang2 yg menerima/tunduk/taat/taslim kepada KerajaanNya. Seorang muslim adalah seorang warga negara Kerajaan Allah. Saat itu tak ada syarat untuk masuk menjadi warga negaranya kecuali registrasi dgn berjanji bahwa, "Tiada Kuasa lain yg diakui oleh dirinya kecuali KuasaNya".

Sekarang negara/kerajaan Allah sudah tak ada lagi didunia manapun. Tidak di Iran tidak di Saudi. Saya sudah kesana, bobroknya gak kalah dengan orang Indo. Bedanya orang Arab yg memperkosa orang Indo yg diperkosa.

Gak ada lagi negara yg memberlakukan hukum Tuhan sbg dasar sistem terpadu (spt Jepang memberlakukan sistem managemen Kaisarnya yg integral). Kaisar sama kedudukan dan fungsinya dgn seorang Khalifah. Bedanya, Kaisar hanya utk bangsa Jepang. Orang diluar bangsa Jepang tdk bisa integral kecuali menjadi bangsa jajahan. Khalifah, untuk siapa saja. Syarat registrasinya mengakui tiada kuasa lain kec kekuasaan Allah yg implementasinya adalah kekuasan Khalifah. Itulah kerajaan Allah.

Kenapa sekarang ketiganya menjadi pohon bernama agama, wach... Tanya kenapa.....Orang memecah belah, mengkotak2an golongan atas dasar kepercayaannya. Ini adalah fenomena lumrah sejak Adam jadi khalifah. Hari tak selamanya siang, akan ada malam kembali. Kekuasaan wakil2 Tuhan ada batas manggungnya. Itulah tradisi alam.

Setiap kaum/umat yg berkuasa, ada batas umurnya. "Tiap2 umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak pula mendahulukannya".

Pohon yg bernama Kerajaan Allah atau sistem hukum yg ditegakkan para Nabi dan Rasul bukan itu. Bukan soal agama dan keyakinan.

Menjadi bukti bahwa ketika khalifah Sulaiman berkuasa, 'menjinakkan binatang2' (menguasai berbagai bangsa), ia tetap memberikan tempat kepada zoroaster untuk bisa sembahyang di kuil2 mereka.

Bahwasannya Yesus tidak ambil pusing ketika kemenangannya mensucikan bait Allah dari berhala2 di Jerusalem (Bukan berhala patung dari agama tertentu. Melainkan Allah2 lain, atau ada kuasa/sistem hukum lain yg harus dihancurkan, selain dari sistem hukumNya).

Yesus tidak pernah memusuhi para ahli Kitab Taurat ortodox yg tidak sefaham. Meskipun ajaran Taurat berumur ribuan tahun, namun Yesus mengkonfirmasinya dan memberikan pengertian secara baik2."Janganlah kamu menyangka aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya".(Matius 5:17)

"Orang asing yg tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir; Akulah Tuhan, Allahmu".(Imamat 19:34)

Bukti sejarah juga menunjukkan ketika penaklukan Jerusalem oleh Khalifah Umar, gereja dibagi menjadi dua bagian. Sebelah untuk sembahyangnya umat Nasrani, sebelah lagi untuk sholat.

Saya bukan bicara toleransi antar umat beragama. Cuma hendak meluruskan definisi kata "KAFIR" yg melenceng jauh dari ajaran Ibrahim, Musa, Yesus dan Muhammad.Karenanya kita harus berhati2 dgn kata KAFIR. Apa yg dimaksud Allah orang Kafir ??!?Kafir, asal katanya adalah Kafaro, yg artinya menolak. Kafaro adalah orang2 yg menolak atau memerangi tegaknya hukum dan peraturan Allah. Orang kafir menjadi penghalang ketika kedaulatan hukum Tuhan ingin ditegakkan. Dikala sistem hukum sudah tegak, kafir menjadi tumor didalam sistem hukum, karena ia menolak tunduk kpd sistem hukum tsb. Itulah yg dimaksud kafir. Bahasa kerennya sub-versib.

Jika yg dimaksud Kafir adalah pemeluk agama lain, Walah..walah..., persepsi ini yg bakalan menjadi biang kerok fitnah bid'ah dan terjadinya perang agama.

Hari ini, umat beragama saling membenci satu sama lain. Saling memfitnah, membuat cerita komik, membuat artikel saling menjelekkan antara nabi2 mereka, melakukan bom bunuh diri.Semua tanpa berfikir dan menganalisa, atau melakukan re-setting. Mungkin karena dirasa re-setting adalah posisi nol, dan nol adalah murtad.

Bahkan sekarang, perpecahan golongan agama itu sendiri sudah sedemikian parah. Orang beda dikit aja udah langsung dicap bid'ah, kafir, najis, dsb, mekipun masih seagama.

Padahal Tuhan tak pernah pilih kasih menyayangi salah satu umat agama dan membenci umat lainnya.

Didalam QS 5/106, orang yg berlainan agama juga berhak hidup, bahkan keberadaannya diakui dari segi hukum untuk urusan hukum waris ;"Hai orang2 yg beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah wasiat itu disaksikan oleh dua orang yg adil diantara kamu, atau dua orang yg berlainan agama dengan kamu, ".(5/106)

"Mudah2an Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang2 yg kamu musuhi diantara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ". (60/7)"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang2 yg tiada memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang2 yg berlaku adil". (60/8)

Masihkah pembunuh orang tak berdosa yg dianggap kafir atas nama agama menjadi pahlawan anda. Kalau ya, anda gak akan bisa hidup dalam sistem hukum DIN, karena sistem hukum itu memberikan hak hidup buat penyembah tiang listrik sekalipun, selama ia mau tunduk dan patuh terhadap sistem.


Salam
aca


Kiriman 2
1 balasan
Beng Bakarbessy (Indonesia) menulispada 28 Januari 2009 jam 1:19
"Bahwa dizaman Jerusalem-Musa, Allah tidak menciptakan agama Yahudi.Dizaman Jerusalem-Yesus, Allah juga tidak menciptakan agama Nasrani.Demikian juga dizaman Madinah Muhammad, Allah tidak membuat agama Islam."--> banyak yang tidak tahu hal ini, very nice post
Balas ke BengLaporkan


Kiriman 3
Diffic Beover M Sambalao (Indonesia) membalas kiriman Andapada 28 Januari 2009 jam 2:35
Amien, brother.. God bless all
Balas ke DifficLaporkan


Kiriman 4
Кавказкий Пленник membalas kiriman Andapada 28 Januari 2009 jam 9:44
Jadi misalnya saya hidup di zaman Orde Baru dan saya menolak sistem Orde Baru karena saya anggap sistem itu bobrok dan harus ditumbangkan, berarti saya kafir Orde Baru bukan?Berarti kafir itu relatif dong :)Agak sulit kita memakai argumen ini dengan para advokat Khilafah global. Di mata mereka, kita adalah penolak sistem Khilafah. Kita tetap kafir.BTW, ini hanya tanggapan retoris. Iseng. Nggak perlu ditanggapi lagi. Excellent post. Kita pajang di depan deh.
Balas ke КавказкийLaporkan


Kiriman 5
1 balasan
Immanuel Fajar Widiantoro menulispada 28 Januari 2009 jam 11:13
Nice post bung , tulisan anda membuka pemikiran banyak orang..... , minta ijin saya pasang di blog saya yak..., thx b4 peace 4 all , Keadilan Universal, Agama sejati ada di dalam diri....
Balas ke ImmanuelLaporkan


Kiriman 6
Anda membalas kiriman Bengpada 28 Januari 2009 jam 13:16
Begitulah.Sungai yg mengalir sudah keruh, meskipun asal dari sumbernya jernih. Tapi dijalan, banyak orang buang sampah dan kotoran oleh tangan2 yg tak bertanggung jawab. So di muara,,, hitam legam, pekat dan bau busuk.Salamaca
Balas Kiriman Anda IniHapus Kiriman


Kiriman 7
Anda membalas kiriman Immanuelpada 28 Januari 2009 jam 13:19
monggo ,,, silahkan bung Immanuel,salam kenal.aca
Balas Kiriman Anda IniHapus Kiriman


Kiriman 8
Stephanus Gandawinata (Indonesia) menulispada 29 Januari 2009 jam 10:16
Hah.....sejuk bgt kalo ketemu org yg bisa menghargai sesama manusia, benar2 tahu esensi dari kehidupan itu. Seandainya di Indonesia banyak orang2 yang seperti anda.Mgk masalah di sini bisa cukup teratasi. Salam damai untuk anda (Andry Cahya)
Balas ke StephanusLaporkan


Kiriman 9
Anda menulispada 29 Januari 2009 jam 13:55
Bukan cuma menghargai. Harusnya kita bisa mencintai orang lain seperti kita mencintai diri sendiri. Karena tugas ras berdiri seperti kita cuma dua. Yakni, cintailah Tuhanmu dengan sepenuh hati, dan cintailah orang lain seperti kamu mencintai dirimu sendiri.Sebuah kalimat yg simpel namun tak mudah implementasinya. Bagi yg faham saja berat implementasinya, bagaiman si kabut putih yg kalimatnya bukan itu melainkan hajar dan hajar melulu.Salam damai dan sejahter (aca)
Balas Kiriman Anda IniHapus Kiriman


Kiriman 10
Stephanus Gandawinata (Indonesia) menulispada 29 Januari 2009 jam 14:24
Wah... kalo di agama gw emang itu yg diajarin :) yah emang harus mencintai Tuhan Allahmu dengan segenap hati,akal budi, segenap jiwa. dan mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri... Intinya siapa sesama manusia?? Yah semua yg termasuk didalamnya Homo Sapien :) (Kalo dalam bahasa biologi)
Balas ke StephanusLaporkan


Kiriman 11
1 balasan
Anda menulispada 29 Januari 2009 jam 16:27
Bung Stephanus, ajaran yg dibawa Ibrahim, Musa, Isa, maupun Muhammad adalah sama, ya itu2 juga. Intinya,,,, ya itu2 juga. Kenapa sekarang jadi pada ribet, saya gak ngerti. Baik dalam Taurat Injil maupun Al-Qur'an, intinya ya itu, mencintai sesama seperti mencintai diri kita sendiri. Kenapa sekarang semuanya jadi pada ribet,,,... itulah yg mesti kita luruskan. Satu sama lain saling menjelekkan. Satu dan lainnya saling ngecap kafir. Padahal, yg dimaksud kafir oleh Taurat Injil dan Al-Qur'an bukan orang yg berkeyakinan berbeda.Salamaca
Balas Kiriman Anda IniHapus Kiriman

Kiriman 12
Yanuar Rhizky menulispada 29 Januari 2009 jam 20:10
smua pertanyaan tentang siapa yg paling benar akan terjawab di kehidupan setelah mati kita (bagi yg percaya adanya kehidupan tersebut)..lebih baik kita siapkan diri kita untuk hal tersebut daripada sibuk mengurusi orang laen..
Balas ke YanuarLaporkan

Kiriman 13
Anda menulispada 29 Januari 2009 jam 21:34
Terjawabnya setelah mati ...??! he3... manga duluan dech cari jawabannya.wuadduh... kalo gak mau sibuk ngurusin orang laen ...,kenapa juga ngasih komentar tulisan orang laen...
Balas Kiriman Anda IniHapus Kiriman

Kiriman 14
Yanuar Rhizky menulispada 29 Januari 2009 jam 21:44
1.iya..hal tersebut uda saya sarankan koq mas..di postingan dl2 dan entah kenapa beberapa diantaranya dihapus oleh admin.. :)2.karena ngasi komen tidak membuat sibuk dan sekedar menghabiskan wakktu menunggu mengantuk setelah mengurus piaraan saya barusan..sederhana saja mas :)
Balas ke YanuarLaporkan


Kiriman 15
1 balasan
Sharif Aon Abdullah (Universitas Indonesia) membalas kiriman Andapada 03 Februari 2009 jam 3:21
Tapi sepertinya, Tuhan kami berbeda. Cuma namanya yg sama.

Tuhanku tak menyuruhku berteriak memaki dan menghancurkan gedung/properti milik orang.

Tuhanku tak menyuruhku menganiaya orang2 yg berbeda keyakinan.Tuhanku tak menyuruhku miskin dgn menghindar kemajuan-menikmati kemelaratan.Tuhanku tak dengki dengan orang2 kaya dan bangsa yg unggul dalam peradaban.Tuhanku tak seperti Tuhan mereka, mengajarkan pembunuhan orang tak berdosa.

**hey, jgn menyamaratakan semua umat muslim seperti ini..gw jg muslim, tp kelakuan gw gak seperti ini! jgn hanya melihat dr satu sudut pandang yg sempit, coba dilihat secara objektif..

1. islam tdk mengajarkan umatnya untuk hidup miskin, melainkan untuk hidup sederhana dan berbagi dgn sesama!

2. islam tdk menyuruh kaumnya untuk menganiaya kaum lain..sudah jelas allah berfirman dlm al-qur'anul kariim.."untukmu agamamu, dan untukku agamaku..ini sangat jelas, bung!

3. sifat dengki amat dibenci oleh allah, sang Pencipta yang saya yakini dlm islam

4. Allah sangat membenci manusia yang saling membunuh atau melukai satu dengan lainnya!!!So, kalau anda ingin berbicara melecehkan islam, lebih baik anda pelajari dahulu islam secara benar, jgn mempelajari islam dari org2 yg mengaku islam, tetapi hanya islam KTP..!!
Balas ke SharifLaporkan



Kiriman 16
1 balasan
Adhie 'Dagoe' Jatnika (Indonesia) menulispada 03 Februari 2009 jam 20:16
"Menjadi bukti bahwa ketika khalifah Sulaiman berkuasa, 'menjinakkan binatang2' (menguasai berbagai bangsa), ia tetap memberikan tempat kepada zoroaster untuk bisa sembahyang di kuil2 mereka.Bahwasannya Yesus tidak ambil pusing ketika kemenangannya mensucikan bait Allah dari berhala2 di Jerusalem (Bukan berhala patung dari agama tertentu. Melainkan Allah2 lain, atau ada kuasa/sistem hukum lain yg harus dihancurkan, selain dari sistem hukumNya).Yesus tidak pernah memusuhi para ahli Kitab Taurat ortodox yg tidak sefaham. Meskipun ajaran Taurat berumur ribuan tahun, namun Yesus mengkonfirmasinya dan memberikan pengertian secara baik2."Janganlah kamu menyangka aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya".(Matius 5:17)"Orang asing yg tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir; Akulah Tuhan, Allahmu".(Imamat 19:34)Bukti sejarah juga menunjukkan ketika penaklukan Jerusalem oleh Khalifah Umar, gereja dibagi menjadi dua bagian. Sebelah untuk sembahyangnya umat Nasrani, sebelah lagi untuk sholat.


"Bung Andry .... Saya paling suka bagian yang ini .... nice post ......
Balas ke AdhieLaporkan

Kiriman 17
Anda membalas kiriman Sharifpada 03 Februari 2009 jam 22:56

siapa yg menyamaratakan ?!

siapa yg bilang semua orang islam memaki, menghancurkan property orang, menganiaya, nyuruh miskin, dengki dan membunuh orang tak berdosa?!

Yg saya bicarakan bukan islam atawa orang islam atuch bung....Yg saya omongin ya kabut2 putih yg suka demo2, rame lewat di jalan ngejago kayak bonek persebaya itu.

Kurang jelas,,,?!? itu tuuuch ... yg pada ngaku keturunan Nabi.

Kurang jelas,,,?!? itu tuuuch... yg bilang Islam adalah Arab.

Orangnya ya mereka2 itu, yg bilang makan duren lampung makruh - makan korma Arab berpahala.

Uwuh... jangan sensi dwoonk...
Balas Kiriman Anda IniHapus Kiriman

Kiriman 18
1 balasan
Anda membalas kiriman Adhiepada 03 Februari 2009 jam 23:21

Bung Adhie, selama ini kita terbelenggu pada kotak yg bernama agama.
Itulah yg menyebabkan warna dunia seperti sekarang ini.

Bagi saya, agama hari ini seperti halnya sungai.
Ia bersih, suci, dan murni dari hulunya.
Namun kemudian banyak orang2 yg tidak bertanggung jawab membuang kotoran dan sampah2, hingga air itu lama kelamaan menjadi kotor dan keruh. Tiba pada bagian hilir, air sungai itu telah menjadi hitam legam, gelap pekat dan berbau tak sedap.Penduduk yg tinggal dibagian hilir sungai Ciliwung, sama sekali tak merasakan bau tak sedap itu. Bahkan anda boisa melihat mereka mandi dan mencuci.

Bung Adhie, jika kita sendiri tinggal dibagian hilir sungai, kita tak akan mencium bau tak sedap, karena hidung dan mata kita sudah terbiasa dengan kondisi itu semua.

Penduduk hilir sungai Ciliwung selalu menceritakan pekatnya sungai Cisadane yg berumur lebih tua. Atau sungai Ciujung yg merupakan sungai tertua yg mereka anggap sungai kadaluarsa, sungai yg hanya limbah kotoran. Menurut penduduk hilir sungai Ciliwung, penduduk hilir sungai2 yg lain adalah orang yg meminum air kotor. Bung Adhie,Padahal, semua air sungai itu asalnya dari satu tempat yg sama, tempat yg tinggi, dari langit. Semua sungai berasal dari sumber mata air di hulu, yg asal muasalnya adalah dari air hujan yg dari langit.

Karena air hujan dari langit adalah untuk manusia, bukan untuk sungai.Karena Tuhan tidak pernah menciptakan agama, manusialah yg menciptakannya.


Salamaca
Balas Kiriman Anda IniHapus Kiriman

Kiriman 19
Adhie 'Dagoe' Jatnika (Indonesia) membalas kiriman Andapada 04 Februari 2009 jam 9:52


Wuah ... Thanks ... lagi - lagi nice post ....

What about this one ??"Bahwa dizaman Jerusalem-Musa, Allah tidak menciptakan agama Yahudi.Dizaman Jerusalem-Yesus, Allah juga tidak menciptakan agama Nasrani.Demikian juga dizaman Madinah Muhammad, Allah tidak membuat agama Islam.

Yahudi, berasal dari kata Yehuda, sebuah suku dari bangsa Israel yg berkolaborasi/berhianat dengan bangsa lain melawan Rahabeam, penguasa kerajaan Jerusalem yg dibangun Musa, Daud, dan Sulaiman.

Nasrani, berasal dari kata Nasoro atau Nazareth. Kota tempat Yesus dibesarkan. Pengikut Yesus kerap disebut Nasoro karena kebanyakan asalnya dari Nazareth.Islam, berasal dari kata aslama, yg artinya tunduk patuh kepada sistem hukum. Di zaman itu Allah menamainya demikian untuk orang2 yg menerima/tunduk/taat/taslim kepada KerajaanNya. Seorang muslim adalah seorang warga negara Kerajaan Allah. Saat itu tak ada syarat untuk masuk menjadi warga negaranya kecuali registrasi dgn berjanji bahwa, "Tiada Kuasa lain yg diakui oleh dirinya kecuali KuasaNya".

"bagus juga neh .... anda suka baca sejarah ya bung ??? hebat ...!!!Kristen juga kalo ga salah berasal dari kata "CHRISTIAN" yah ,,, ato orang yang disalib ???

Maaf kalo saya salah ... Saya suka forum yang ini ... bahasannya mantap ... dan sekali lagi menurut saya sama sekali tidak menyinggung agama manapun ....


Love For All Hatred For None
Balas ke AdhieLaporkan

Kiriman 20
Radiktya Wagner (Indonesia) menulispada 05 Februari 2009 jam 12:08
wiw,,,sangat hebat post nyaga ada sdikitpun exploitasi terhadap AGAMAhanya kehebatan TUHAN dan "kehebatan" manusiagreat!
Balas ke WagnerLaporkan

Kiriman 21
Aca menulispada 05 Februari 2009 jam 13:30

Alhamdulillah, Puji Tuhan, dari mana lagi kita bisa melihat sejarah selain dari Kitab2 yg dirujuk banyak orang. Cuma saja sejarah kebanyakan sudah menjadi lukisan Penguasa. Sejarah selalu dibuat oleh mereka2 yg berkepentingan.

Hal2 yg berkaitan dengan sisi merugikan klan/golongan/dinasty mereka - akan senantiasa di tutupi dan dibuat versi berbeda, guna menguntungkan pihak/golongan/klan/kaum/bangsa/dinasty yg sedang berkuasa.

Satu contoh saja, sejarah G 30 S/PKI, sampai hari ini gelap, siapa korban siapa dalangnya. Itu baru 44 tahun yg lalu. Belum lagi sejarah umat Muhammad, umat Yesus, dan umat Ibrahim dan Musa. Literaturnya sudah gak ada yg bener. Berbeda disana dan disini.

Kepada apa lagi kita melihat sejarah2 mereka, sejarah2 Para Pejuang Kebebasan (saya bukan gak mau nyebut Nabi), beserta sejarah umatnya kalau bukan dari Old Testament (Perjanjian Lama), New Testament (Perjanjian Baru), dan Al-Qur'an. Sosok mereka hari ini sudah berubah dari sosok Pejuang kebebasan menjadi sosok agamis sakti mandraguna berjubah gamis panjang berjenggot tebal yg alim dan sabar gak ada ujungnya. Padahal, aslinya mereka adalah pejuang kebebasan terhadap belenggu Penguasa zalim.

Jesus, berubah sosoknya dari Pejuang Pembebas Yerusalem menjadi sosok religius.CHRIST asal katanya bukan dari salib. Ia barasal dari bahasa Yunani tua Kristos. Artinya yg diurapi (kepala dibasuh dengan minyak zaitun). Ini sebuah ritual bangsa Israel terhadap Raja2nya. Menandakan bahwa Jesus adalah seorang yg akan menjadi Raja Yerusalem, membebaskan Yerusalem (bangsa Israel) dari cengkraman Rhoma. Dalam bahasa Ibrani Perjanjian Lama disebut MESSIAS atau Mesiach, artinya Pembebas. Kisah Jesus sebagai Pembebas Yerussalem dan pembebas manusia dari kebodohan (dosa) ditolak oleh BANGSA ISRAEL YG SEKARANG. Kasus sama juga terjadi pada Muhammad yg ditolak sebagai utusan pembebas manusia dari kebodohan (jahiliah) oleh kaum Nasrani yg sekarang.

Baiklah, kita tidak akan mempersoalkan tolak menolak itu. Yg jelas, semua kaum punya nama2 yg sama sebagai tokoh rujukan. Ada yg nyebut Jesus, ada yg menyebut Isa. Ada yg bilang Abraham ada yg bilang Ibrahim. Jangan kita memasalahkan perbedaan antara pisang dengan cau. Yg jelas, baik Perjanjian lama, Perjanjian Baru, maupun Al-Qur'an, mengisahkan tokoh2 yg sama. Artinya mereka semua punya visi dan misi yg sama.Amatlah mustahil jika mereka mempunyai visi dan misi yg berbeda.

Muhammad mengkorfirmasi Jesus seperti halnya Jesus mengkonfirmasi Ibrahim dan Musa. Jesus pernah berkata bahwa Ia datang bukan untuk meniadakan Hukum Taurat, melainkan kedatangannya adalah untuk menggenapinya".(P.Baru: Matius 5:17)

Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, (QS : Ali Imran :3)

Apakah sosok Bani Israel Musa sama dgn sosok Negara Israel hari ini ?!

Apakah sosok Jesus dan murid2nya yg berjuang membebaskan Yerusalem dari cengkraman Penguasa zalim sama dengan sosok para Pastur dan Pendeta yg hidup dalam doktrin gereja?!Apakah sosok Muhammad dan pengikutnya sama dengan sosok ustad, kyiai atau kabut putih ?!Saya kira semuanya tidak. Jika kita tak menemukan benang merah persamaan visi dari semua tokoh itu, niscaya kita hanya meminum air sungai hilir yg kotor, bukan air bersih seperti di hulu sungai, minuman orang2 terdahulu.

Saya bukan menyatakan toleransi antar umat. Saya mencari persamaan persepsi. Namun memulai sesuatu dari perbedaan, tak kan ada pertemuannya. Kenapa tidak kita mulai dari persamaannya ?


salam

aca


Kiriman 22
Yanuar Rhizky menulispada 08 Februari 2009 jam 12:58
oww.. :otrus?
Balas ke YanuarLaporkan


Kiriman 23
Teguh Santoso menulispada 16 Februari 2009 jam 12:08
buetul om andry.. belajar yang rajin ya om.. sukses :)salam



Kiriman 24
Yanuar Rhizky menulispada 18 Februari 2009 jam 20:28
belajar kelompok?


Kiriman 25
Yonathan Widodo (Indonesia) menulis11 jam yang lalu
berani dan CERDAS..


Kiriman 26
Imam Satria (Indonesia) menulis11 jam yang lalu
cuma mau mengkomen pendapat bro yg di jaman muhammad, allah tidak menciptakan agama islam.. menurut ku salah.. karena jelas2 setau gw d alquran tu ada ajakan masuk islam.. islamaaddina itu adalah kata2 agama islam dalam bahasa arab yg terdapat d alquran..so benarkan gw klo gw salah...pembubaran FPI setuju banget gw, coz fungsi awalnya dah rusak.. bukan membela islam lagi tapi udah mencemari islam malah...


Kiriman 27
Imam Satria (Indonesia) membalas kiriman Anda11 jam yang lalu

ada beberapa perbedaan bung walau ga mendasar sekali.. di zaman nabi ato sapa ya, pokoknya termasuk abul ambiya itu ada syariat untuk membunuh untuk pengampunan dosa...

jadi sesama teman sendiri klo mau tobat dia mesti d bunuh setau gw..di sini walau membunuh untuk mengampuni dosa tapi itu bukan syariat nabi kita nabi muhammad, so intinya sih pernah ada ajaran untuk melukai sesama..

tapi kita ga boleh pake tetep soalnya yg kita pake cuma yg syariat nabi muhammad yg menyayangi sesama aja...no offense cuma memastikan aja^^


Kiriman 28
Anda menulis30 menit yang lalu

Dear bung Imam, baiklah, ngomongin sebuah gerakan yg berdasarkan agama tak dapat dihindari, akhirnya kita membicarakan agama itu sendiri.

Inna Dina IndAllahi Islam (QS 3:19) diartikan "Sesungguhnya agama disisi Allah hanyalah Islam". Jika DIN diartikan agama, sungguh jadi aneh, mengapa Tuhan Pencipta manusia cuma aprove kpd Muhammad dan sesudahnya?! Kenapa manusia yg diciptakannya sebelum Muhammad tak di aprove?! ISLAM bukan agama. Agama adalah sebuah kata yg berasal dari bahasa sansekerta. Islam dalam ayat tersebut adalah DIN. Arti DIN dan agama sama sekali berbeda.

Saya sering berulangkali menyatakan Tuhan tidak menciptakan agama. Orang Hindu kuno yg menciptakan kata itu. A= tidak, Gama = kacau. Agama= tidak kacau. Ini sungguh kata yg luar biasa menyesatkan.

Kalau kita mau tarik ke dalam bahasa Inggris juga gak pas. RELIGIOUS atau RELIGI, artinya ke rohani atau keyakinan individu semata. Jika bicara Rohani, urusannya hanya sebatas kepercayaan. Bagi yg percaya silahkan beriman, bagi yg tidak silahkan kafir-kan. Religius tidak menyentuh hubungan antara manusia. Religius hanya pada lingkup pribadi, keluarga, atau rumah ibadah. Nach,, kalau berprinsip begini, ada satu pertanyaan yg ingin saya ajukan.

Bagaimana dengan urusan Muhammad dahulu yg tugasnya membebaskan masyarakat Quraisy dari kebodohan dan dari penjajahan Persia dan Romawi ?

Atau pertanyaan, bagaimana dengan urusan Jesus dahulu yg tugasnya adalah sebagai Mesiah, pembebas bangsa Israel dari kebodohan pemahaman Farisi-Saduki dan membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Rhoma?

Atau juga pertanyaan, bagaimana Musa punya urusan, yg dahulunya membebaskan bani Israel dari siklus perbudakan yg bukan hanya kebodohan tapi juga penindasan hingga ia membawa keluar keturunan Israel keluar dari tanah Mesir, membebaskannya dari exploitasi Fir'aun, dan membangun sebuah tatanan masyarakat Ilahiah berdasarkan hukum Tuhan di tanah yg dijanjikan?

Bukankah mereka semua membawa visi dan misi tertentu?

Visi dan misi yg sama?

Visi real urusan tatanan sosial, bukan urusan individual?

Bung Imam, kita kembali kepada pokok persoalan.

Ayah Muhammad sendiri bernama Abdullah, yg artinya Abdi Allah. Ini menandakan kakeknya Muhammad sudah memiliki konsep Allah sebagai Tuhan. Konsep tawaf dan Haji. Atau konsep sholat sekalipun. Wuong Ka'bahnya juga udah ada dari jaman dulu koq.


Saya tidak mengerti, kenapa banyak orang beranggapan cuma Muhammad yg menerima perintah sholat waktu dia dulu naik ke langit. Katanya ada peristiwa seperti itu (Isra' Mi'raj) hingga terkenal sebuah peristiwa tawar menawar antara Allah dengan Muhammad yg katanya perintah sholat ditawar dari 50 kali menjadi 5 kali melalui tawar menawar bolak-balik. Ini juga atas saran Nabi2 yg konon pada bersemayam di langit.

Bung Imam, ini khan cerita ngeledek, bukan cerita AL-Qur'an,, koq ya orang Islam pada percaya,, aneh...Jadi, urusan menyembah Allah sebagai Tuhan Pencipta bukan diajarkan pertamakali oleh Muhammad dahulu di Arab sana. Visi Muhammad bukan itu.

Masalah perintah perang, bukan untuk membunuh atau melukai sesama. Jika tidak ada perang, tak akan ada yg namanya damai. Jika anda tidak perang, maka anda bukan umat yg disayangNya. Semua terserah kita. Perang adalah sebuah tugas guna mendapat karunia damai. Hanya saja, ada orang yg memerangi Malaikat, bukannya memerangi Syetan.

Maka berhati2lah dalam mengidentifikasi Malaikat atau Syetan.
Bukan perangnya yg di hindari, tapi identifikasinya yg kudu ati2.

Salam
aca

1 komentar:

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.