Minggu, 01 Maret 2009

Perjalanan kekota Raja (930)

Dear Bloggers,

Tak ada seorangpun dari kita yg tidak mencoba melakukan perjalanan kepada Dia. Seorang Dewi Persik yg pernah bersuamikan dua orang laki2 sekaligus sekalipun sering mengucapkan kata Tuhan. Ini artinya siapapun manusia dapat mengerti keberadaan dirinya dan tugas kepada Penciptanya.

Hanya saja semua seperti hutan belantara. Jalan2 yg ada begitu membingungkan. Yang mana sebenarnya letak jalan kepada Tuhan? Dimana alamat tepat dari jalan Tuhan itu?

Tak ada saudara. Kemanapun kita menghadap, seluruh hutan belantara kehidupan ini seperti punya wajah menjanjikan kearah jalan itu. Bahkan ada suara2 gemersik pepohonan hutan yg seakan mengatakan 'banyak jalan menuju Rhoma'.

Betul Bloggers, memang banyak jalan yg menuju kota Rhoma, tetapi jalan ke kota Raja bukan seperti Rhoma. Sirotol mustaqim hanya ada satu. Satu jalan, satu arah, satu tujuan. Tak akan ada yg lain. Jalannya para 'Pejuang Pembebas Kebodohan'. Jalannya para pahlawan pembebas manusia dari Tahyul dan mystik.

Jalan itu bukan sebuah jembatan seperti didalam komik, terentang antara dua jurang dimana terletak api neraka didalam jurang itu. Sirotolmustaqim bukan jalan hidup bagi orang yg telah mati. Bukan jembatan dgn rambut dibelah tujuh. Sirotolmustaqim adalah jalan bagi kita, orang yg hidup. Kenapa kita terbelenggu dgn komik dan bacaan doktrin kita saat masih kecil, komik2 tahayul dan mystik ttg mati dan akherat?!

Sirotol mustaqim adalah sebuah jalan kepada sebuah kota yg indah. Kota yg ditata oleh peraturan Rajadiraja. Dimanakah kota itu berada? Tidaklah penting saudara, karena anda berada ditengah hutan belantara kehidupan. Yg perlu ditandai adalah jalan itu, bukan kota itu sendiri.

Jika anda bertanya kepada rumput yg bergoyang, mereka penuh dengan cerita.
Mereka bergoyang kesana kemari, searah dengan tiupan angin. Itulah ilalang.
Tak pernah punya pendirian. Tanya kepada pohon, merekapun berdesir sesuai hembusan angin.

Kita tahu kota Raja hanya melalui satu jalan saja, jalan Sirotolmustaqim.
Anda tak bisa mencari dgn duga2. Tidak bisa dengan kira2. Tidak juga dengan mendengarkan suara ilalang yg tak berpendirian yg hanya berkiblat kpd angin.

Temukan melalui analisa. Karena daya fikir dan analisa yg diberikan sang Raja kepada kita adalah dalam rangka supaya kita bisa sampai kepada kota buatanNya, kota Raja, kota yg ditata menurut keinginanNya.

Ada dua penghambat untuk sampai kekota itu. Penghambat pertama adalah miss informasi dari pohon dan ilalang yg berdesir atau bergoyang kesana-kemari spt yg saya katakan di atas. Miss informasi dari komik dan tahayul atau mistyk turut serta didalamnya, membuat sebuah bangunan berfikir yg kuat dan kadong menjadi identitas pada tatanan alam bawah sadar berfikir. Ini yg mereka sebut dengan agama.

Kondisi ini menyebabkan kematian. Bukan kematian nyawa atau raga, melainkan kematian akal, kematian jiwa. Perlu sebuah keberanian untuk mengambil keputusan. Jika tidak mengambil keputusan, sama saja dengan membiarkan bangunan doktrin berkarat semakin bercokol dan berkarat atau menari bergoyang bersama ilalang.

Hambatan lainnya adalah bagi pengambil keputusan. Mereka akan diuji untuk sampai ke kota, karena ditengah jalan, angin, hujan dan badai akan senantiasa mengujinya. Ini bukan jalan yg mulus. Ini jalan yg terjal lagi mendaki. Bisa jadi ajal menjemput sebelum kita sampai di kota.

So, Tiada pernah ada paksaan dalam memilih jalan. Telah jelas, mana jalan kekota daripada jalan kejurang. Barang siapa yg telah mengambil keputusan untuk tidak musyrik, kemudian beriman kepada sang Raja, maka ia telah berpegang kepada 'buhul' yg kuat yg tiada akan putus. (Persepsi QS 2:256)


Salam
aca

Tidak ada komentar: