Minggu, 25 Januari 2009

Life begin at fourty (916)

Dear Bloggers,

Kedengarannya meng-ada2, tapi kalau dianalisa tidak, ini bukan meng-ada2.
Banyak hal yg berbeda ketika menjelang/ setelah umur 40 tahun.
Dimulai dari sudut pandang kesehatan jasmani, kantong, dan ruhani.

Dari jasmani kebanyakan umur 40 sudah saatnya mulai menjaga makanan. Ini sangat ironis. Di saat kita punya cukup uang di kantong, justru saatnya mulai ngerem jenis makanan2 tertentu dan ukuran tangki rasanya menciut. Nafsu makan kita saat 20 an jauh dibanding 40 an.

Urusan kantong,umumnya 40 an udah punya banyak jalur (referensi). Kalau seseorang bangkrut di usia 30 an, biasanya bisa recovery menjelang 40. Sedangkan seandainya pasca 40 an dia sempat ‘jatuh’, biasanya juga gak terlalu sukar untuk bisa mencari pekerjaan atau business yg digelutinya (asal jatuhnya jangan keras2 amat sampe ‘mejret’).

Untuk urusan ruhani juga begitu. Nafsu 3 TA yg kita miliki (Wanita, Harta, Tahta) ter-gradasi. Awal akhil balik hormon begitu tingginya. Ketertarikan terhadap lawan jenis begitu besarnya. Pasca 40 bukannya hilang, namun leher gak pegel lagi jalan di mall (lantaran muternya kepala udah gak 180 derajat lagi kalo ada yg ‘lucu’ lewat). Saya istilahkan dengan NAFSU BINATANG.

Urusan Harta dan Tahta (baca : business dan karier) mencapai peaknya (puncak) pada 40an. Ada beberapa yg peaknya pra ada yg pasca. Tapi dirata2 ya segitu, 40 an. Inilah nafsu yg hanya ada pada binatang berdiri. Yg melata dan terbang tak punya keinginan menumpuk makanan buat dirinya sebanyak2nya sampai busuk. Atau menumpuk bekal buat klan dan keluarganya sampai beberapa keturunan. Nafsu ini hanya dimiliki oleh binatang berdiri. Apalagi dalam urusan tahta dan kejayaan klan / golongan, cuma yg berdiri yg punya gelora ini. Perkelahian kelompok (tawuran) untuk memperebutkan pasangan biasa terjadi pada ras lain, namun pada ras berdiri, motivnya bukan lagi pasangan saja, melainkan kebanggaan (hooligan) dan “tumpukan makanan dengan target tak terhingga”. Saya istilahkan ini dengan NAFSU BERDIRI.

Bloggers,.,, biasanya pasca 40, ada sebuah dorongan naluriah lain yg ada pada kita. Sebuah dorongan untuk membangun, bukan merusak. Namanya NAFSU MALAIKAT. Sebuah dorongan naluriah dari siapapun untuk menempatkan sesuatu (apapun itu), membangun sesuatu, secara sistematis dan konsisten, tertata dan bekerja dengan baik dan benar sesuai dengan proporsinya. Tidak lebih tidak kurang. Tidak kekiri tidak kekanan. Semuanya Balance. Tidak terlalu panas tidak terlalu dingin. Tidak terlalu kaya tidak miskin. Semuanya setimbang. Naluri kita mendorong kepada kesetimbangan itu. Seperti kesetimbangan alam kesadaran pra dan pasca 40.

Sampai sini saya kira semua orang setuju. Bahwa setiap segala sesutau mesti ditata dan diatur sesuai fungsi tugas dan porsinya. Namun tidak semua yg setuju sama pendapatnya ketika ditanya bagaiman caranya mengatur NAFSU MALAIKAT ini. Apa patokannya? Apa yg menjadi dasarnya?

Sangatlah aneh ketika semua orang urung rembuk mengemukakan pemikirannya atas pengaturan segala sesuatu. Seolah segala sesuatu bisa dipikirkan menurut pertimbangannya. Padahal, bisa jadi pertimbangan2nya itu masih campur dengan NAFSU BERDIRInya.

Satu contoh saja CALEG. Apakah orang2 yg mengeluarkan uang banyak untuk gambar dirinya dipajang dijalan2 dan orang2 yg berpromosi untuk memilihnya sebagai pemimpin adalah orang2 yg sudah bersih dari NAFSU BERDIRI nya ?! Apakah mereka tak mengharapkan uang kembali modal?! Darimana mereka bisa kembali modalnya?!
Benarkah mereka menghamburkan uang untuk promosi tanpa mengharap kembali?! Benarkah mereka hanya ingin membangun dan menata tanpa ada campuran dari NAFSU BERDIRI?!

Saya tidak bermaksud 30 an belum memasuki tahap itu, seperti juga saya gak yakin semua yg 50an sudah melewati tahapan itu. Namun antara usia itu (30-an dan 50-an), ada turning point, titik balik buat semua urusan, baik jasmani, kantong, maupun ruhani.

Jika kesadaran gak berubah, masih pada NAFSU BINATANG, itu namanya kita masih anak2.
Jika kesadaran sudah menjadi NAFSU BERDIRI, itu namanya remaja.
Jika kesadaran sudah pada NAFSU MALAIKAT, itu namanya dewasa.
Sedangkan jika kesadaran masih NAFSU BERDIRI pada usia dewasa, itu namanya orang mati.


Salam

aca

Tidak ada komentar: