Minggu, 18 Januari 2009

perselingkuhan (907)

Dear Bloggers,

Dasar dari sebuah hubungan adalah ikatan, hubungan apapun itu. Jika cerita hubungan hanya sebatas ecek2 atau gak serius,. Ini diluar pembahasan. Namun yg saya maksud adalah hubungan yg serius. Hubungan bebeneran, atau hubungan yg orientasinya tidak singkat alias panjang. Jadi apapun hubungan itu, jka berorientasi serius dan jangka panjang, maka harus ada yg namanya ikatan.

Semakin serius atau panjang orientasinya, maka semakin ketat dan kuat ikatannya. Apapun jenis hubungan antara dua pihak tersebut, adalah selalu demikian. Hubungan jual-beli, hubungan politik, hubungan suami-isteri, atau sekedar hubungan perjanjian kontrak untuk kurun waktu tertentu. Semuanya didasari pada kesepakatan. Entah itu namanya Memorium of understanding, komitmen, kerjasama, kontrak, akad, atau entah apa namanya, semuanya harus didasari pada sebuah pernyataan bersama dari kedua (beberapa) pihak. Inilah yg disebut Ikatan.

Ikatan ini terjadi khususnya diantara dua pihak yg mengadakan kesepakatan. Masing2 pihak mempunyai hak, dan kewajibannya. Semakin ringan isi/tujuan kesepakatan, maka biasanya isi daripada perjanjian itupun tidak terlalu ketat atau mengikat. Namun sebaliknya, untuk sebuah kesepakatan yg krusial dimana kedua belah pihak berkepentingan besar, maka tentunya isi daripada komitmen itu sendiri menjadi ketat.

Hal ini tidak terlepas dari masalah kesepakatan janji antara Allah dengan manusia sebagai mahluk ciptaanNya. Tidak semua manusia melakukan kesepakatan dengan Allah, hanya beberapa saja. Itulah orang2 yg beruntung. Apa isi kesepakatannya? Tentu saja tak kan lepas dari tujuan penciptaan dari sang Pencipta sendiri, yakni proyek pengabdian.

(QS2:83) Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling


Pencipta memiliki sifat maha cemburu, seperti cemburunya seorang suami terhadap isterinya, seperti cemburunya seorang Boss yg tak mau anak buahnya sampai tidak loyal, atau cemburunya gembala ketika dombanya tertipu dan bermain dengan serigala.

Seorang mukmin, adalah seorang yg telah berjanji kepada Allahnya, bahwa ia akan bertaqwa. Taqwa artinya taat dan tunduk kepada Penciptanya. Urusan taqwa gak bisa keluar dari taat dan tunduk kepada aturan dan hukum yg diberlakukan buat manusia, gak bisa lepas dari itu. Awas,,.. banyak orang keliru dalam pengertian taqwa. Taqwa bukan pang panjang2keun jenggot. Bukan pang tinggi2 sorban. Pang rajin2nan ka masjid. Taqwa tak lain adalah senantiasa komit terhadap janji untuk menjalankan hukumNya. Jika hukumnya tidak tegak, maka bentuk taqwa bukanlah komat-kamit dan rajin bersimpuh dan berdo’a. Melainkan berusaha menepati janji untuk senantiasa menegakkan hukumNya supaya tegak dan berlaku.

(QS3:76) (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati jani (yang dibuat)nya[207] dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.
(QS28:85) Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali[1142]. Katakanlah: "Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata."

Taqwa bisa dilakukan manakala hukum tegak maupun hukum tidak tegak. Disaat tegak, bentuk ketaqwaan adalah menjadi hamba hukum yg patuh, hamba hukum yg taat. Lebih tinggi lagi yakni menjadi penegak hukum itu sendiri. Dan yg tertinggi adalah maju kebaris depan sebagai aktifis dan aparat yg memperluas pemberlakuan hukum di seluruh muka bumi dengan segala resikonya.

Sedangkan taqwa yg dilakukan manakala hukum tidak tegak selain dari tunduk dan patuh terhadap hukum itu pada skup kecil, adalah menjadi aktifis yg memperjuangkan tegaknya hukum itu. Tentu saja aktifitas terakhir langsung berjumpa dengan resiko. Namun sebelum cerita berjuang untuk menegakkan, ada satu posesi yg umat kurang pahami meskipun serinhg diulang2 dalam Alkitab maupun Al-Qur’an, yakni posesi “Teken kontrak” atau posesi perjanjian. Umat berjanji akan senantiasa mengabdi. Dan Allah juga berjanji akan memenangkan umat tersebut dan memberikan kekuasaan supaya umat bisa hidup damai sejahtera dalam hukumNya tersebut. Ini yg disebut saling berjanji atau Posesi Perjanjian.

(QS2:40) Hai Bani Israil[41], ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku[42], niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).

(QS10:64) Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.


Pada masa sesudah memiliki teritori (meskipun kecil), aktifitas ini dinamakan Jihad. Sedang pada masa sebelum memiliki teritori (pra-Hijrah), aktifitas ini dinamakan Dakwah. Seperti yg telah saya utarakan, urutan proses penegakkan itu sendiri adalah : IQRA > DAKWAH > HIJRAH > JIHAD > FUTTUH > KHALIFAH. Ini Sunah seluruh Nabi, proses penciptaan DIN, proses pembentukan sistem yg haq pada alam sosial. Inilah yg disebut Sunah Rasul atau Sejarah Perjuangan Rasul untuk penegakkan DIN. Jadi Sunah Rasul bukan jenggot atau beristeri banyak yach ...

Jadi, setelah anda fahami isi dari pada Al-Qur’an dan Alkitab, bahwa urusan ini bukan urusan cebok, bukan urusan istinja, atau urusan memenjarakan orang2 didalam masjid,., anda faham bahwa keberadaan kita tidak sama dengan semut dan kerbau, melainkan punya tugas yakni menegakkan hukum,.,. maka menjadi keharusan bagi anda untuk memberitakannya kepada orang lain, mendakwahkan urusan ini kepada orang lain.

(QS3:187) Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu[258] ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima.

Bagaimana dengan umat yg awalnya bertaqwa, tunduk dan patuh terhadap hukum yg sudah tegak, kemudian mereka membelot dan mulai coba2 sesuatu yg lain? Isme2 dan ajaran lain, tatanan lain yg ada diluar daripada ketentuan yg dari langit?

Nach... kalau sudah begini, namanya sudah gak konsisten lagi dengan komitmen. Sebuah umat atau bangsa yg tadinya disayang oleh sang Pencipta, umat yg diberikan Jannah, diberikan negeri yg indah, bahkan juga negeri2 lain yg tunduk dan taat kepada mereka, tiba2 saja secara berangsur mereka kena tipu iblis, tergiur oleh budaya dan nilai2 lain dari bangsa lain. Mula2 akulturasi budaya, yg kemudian menjadi akulturasi aqidah dan hukum. Iblis seperti bersedia melakukan janji, tapi iblis bukan prototype pihak yg menepati janji, melainkan pihak yg menipu.

(QS 4:120) Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.

Berbeda dengan Allah yg selalu menepati janjiNya.

QS 10:55. Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi. Ingatlah, sesungguhnya janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui(nya).

Umat yg disayang telah berselingkuh. Umat yg menjadi penghuni Kerajaan Negeri yg memberlakukan hukum sudah mulai melenceng. Inilah yg dimaksud umat makan buah dari pohon yg dilarang. Umat sudah tak lagi setia kepada Allah. Para pemegang mandat sebuah teritorial dimana berlaku sepenuhnya hukum Allah telah menghianati janji setia, bagaikan seorang pasangan perkawinan yg menghianati pasangannya.

Di dalam cerita Adam, ia dan hawa menjadi terlepas pakaiannya setelah makan buah itu. Pakaian apa yg terlepas? Jawabnya tentu saja bukan pakain gamis atau jubah, melainkan pakaian taqwa, pakaian ketaatan.

(QS7:26) Hai anak Adam[530], sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakain indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa[531] itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.

(QS7:27) Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.

Selanjutnya anda pasti sudah tahu ceritanya, Allah pencipta dan pengatur, sebagai pasangan yg setia akan memberikan keputusanNya terhadap para pe-selingkuh itu. Kenikmatan dan kekuasaan yg diberikanNya atas negeri2 dimana mereka memerintah tak disyukuri oleh umatNya. Maka KerajaanNya diistirahatkan, umat tak lagi manggung, dan azabnya datang. Umat kembali terperosok kedalam cengkraman bangsa2, hidup tak berkwalitas, hukum Tuhan tidak tegak, dan hidup tak berdaya bagai anai2 yg tertiup angin. Perselingkuhan ini bahasa Arabnya, musyrik.


Salam
aca

Tidak ada komentar: