Jumat, 02 Januari 2009

proyek DIN (903)

Dear Bloggers,


Apapun proyek kita, jika kita mengetahui ilmunya, niscaya bisa berhasil. Sekecil apapun proyek itu (sabar 902-red). Ini rumus alam, hukum2 yg bekerja pada alam. Semakin baik persiapan proyek, semakin baik. Semakin fokus pengerjaannya, semakin mendekati keberhasilan. Semakin ulet dan terus berupaya dalam setiap kendala dan kegagalan tahapan, semakin matang, mengerti, dan memahami esensi keilmuannya.


Allah, Tuhan pencipta alam, telah mengatur alam semesta seperti demikian. Dia telah menetapkan hukum2 gravitasi, hukum benda2 alam, benda2 langit. Siapa yg memelihara jentik nyamuk yg menjadikannya nyamuk. Dengan malaikat2nya sebagai pesuruh setia yg senantiasa melaksanakan segala ketetapan hukum dan aturannya, Dia mengatur segalanya.


Penciptaan alam semesta yg memakan waktu 6 masa didalam Al-Qur’an, yg di dalam Al-Kitab disebutkan 6 hari, bukan menunjukkan ketidak kuasaan Allah. Namun demikianlah Dia mencipta, melaului tahapan2 alam fisika, melalui proses2 kimia, dan melalui bio-nabati dan bio-hewani. Kebanyakan orang menganggap tidak demikian. Mereka menganggap Allah berkuasa dan berkehendak, sehingga jika Dia hendak membuat bumi satu lagi dalam tatanan tata surya kita maka bisa saja,.,., CLING ! secara tiba2 ada bumi yg kembar dengan kita dalam sistem tata surya kita.


Bloggers, Tidak demikian. Jangan kita keluar dari keterangan yg difirmankan. Atau kita berandai2. Kata orang, jika Allah berkehendak, maka “Kun faya Kun”. Tidak demikian saudara. Dalam firmanNya telah dijelaskan bahwa segala sesuatu dikerjakan berdasarkan ilmuNya. Segala sesuatu ada proses dan tahapannya. Tahapan maupun proses tidak berarti Dia terkungkung oleh hukum fisika kimia, wuong fisika kimia Dia yg buat. Sudah kehendaknya seperti itu jangan kita ngarang2 lagi.


Ini penting Bloggers. Urusan proses jangan dianggap remeh. Kaitannya dengan konsep sistem DIN yg pembangunannya juga melalui proses, bukan ilmu CLING! nya Dedi Korbuzhier. Jika kita tidak memahami tahapan proses penciptaan alam semesta, bahwa proyek penciptaan alam semesta adalah melalui proses, bahwa proyek penciptaan manusia juga melalui proses, maka kita tidak bisa memahami bahwa proyek DIN juga membutuhkan proses.


Proyek DIN adalah proyek penataan struktur masyarakat, sistem yg telah dibangun ulang ber-kali2 oleh manusia sejak Adam sampai hari ini. Jika kita tidak memahami penciptaan memerlukan tahapan proses, maka kita sulit mengerti proyek pengangkatan Adam sebagai seorang Khalifah dibumi adalah proyek DIN. Tak akan kita temukan ilmu Allah di ayat2 itu kecuali cerita ‘disono’.


Saya sudah pernah memberikan materi mengenai 6 tahapan penciptaan alam semesta. Dari mulai fase AD-DUKHON (kabut atau nebula) sampai kepada bumi yg mati, air, tumbuhan, hewan, kemudian manusia sebagai Kholqon Akhor yg difirmankan sebagai Produk yg paling mutakhir.


Demikian juga dengan 6 tahapan penciptaan manusia itu sendiri. Yg dimulai dari NUTFAH (sperma) kemudian menjadi segumpal darah, segumpal daging, tulang, bayi yg lahir, berkembang menjadi dewasa – pikun – kemudian mati.


Demikian proses tahapan penciptaan alam makro pada jagad dan alam mikro pada manusia. Tahapan inilah yg menjadi patokan untuk proyek DIN. Allah tidak menceritakan gunung dalam rangka Dia mengajarkan manusia geologi. Seperti halnya Allah menceritakan pohon bukan sebagai pengajaran bercocok tanam. Ayat2 yg diceritakan dalam alam makro maupun mikro adalah sebuah perumpamaan kepada kita untuk memahami tahapan2 proses penegakkan DIN.


Bloggers, jangan merendahkan informasi yg terkandung didalam perumpamaan. Kenapa Allah membuat perumpamaan, tiada lain fungsinya adalah hanya orang2 tertentu saja yg bisa memahaminya. Allah tiada segan membuat perumpamaan walau nyamuk sekalipun adalah dalam rangka menjaga informasi firmannya. Jika tidak dalam bentuk perumpamaan, niscaya Kitabnya akan dimusnahkan oleh musuh2 Allah. Kenapa koq dimusnahkan, ya iya laa,., orang isinya proyek DIN. Proyek penataan sistem yg integral, sistem dan aturan dari Dia.


Hari ini, musuhnya tak ada yg mengerti bahasa perumpamaan2 itu. Mereka tidak bakalan tahu bahwa ini adalah proyek DIN, proyek penataan ulang dunia (yg memang sudah ditata dan dihancurkan ber-ulang2). Mereka tahunya hanya sebatas Kitab perbuatan baik dan buruk yg menjadi urusan percaya – gak percaya. Mereka jauh dari pemahaman bahwa isi Kitab adalah proyek penataan masyarakat, bahkan tatanan masyarakat dunia. Orang2 yg tidak mengerti menganggap Kitab sebagai ‘kisah2 unik nenek moyang’. Kenapa unik, karena tidak sesuai dengan hukum alam. Banyak fenomena aneh melawan hukum alam. Kisah antik tak sama dengan keadaan normal. Dan kisah spesifik yg paradoks dengan akal fikiran. Itulah kisah2 unik yg isinya adalah perumpamaan, yg menjadi pembatas antara orang beriman dan yg bukan (HiJaBaN MaSTuRo : dinding yg membatasi).

QS 17/45 Dan apabila kamu membaca Al Quran niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup,

QS 41/5 . Mereka berkata: "Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja (pula)."


Mereka yg memahaminya dikatakan beriman. Kenapa beriman?, karena percaya terhadap sebuah informasi yg tersembunyi didalam kisah2 unik itu. Orang beriman percaya akan informasi bahwa ada sebuah proyek lagi buat manusia. Bahwa hari tak selamanya malam, bahwa dunia tak selamanya gelap. Akan datang suatu saat dimana hari akan siang, dunia akan kembali terang, hukum dan tatanan Allah kembali dapat di-implementasikan, dan sang Pencipta akan kembali menjadi sang Pengatur atas manusia (melalui Wakil2nya).


Bahwa akan datang sebuah masa, dimana tatanan dunia yg seperti sekarang akan diruntuhkan, dan tatanan dunia bari akan dibangkitkan. Bahwa situasinya akan berbalik, sang penindas akan tersingkirkan, umat dan bangsa2 akan saling tergantikan. Demikian silih bergantinya kekuasaan.


Mustahil kita bisa memahami proyek DIN tanpa memahami isi yg ada di dalam Kitab sucinya. Ayat2 yg bersifat hukum begitu jelas. Ayat2 yg mengandung ketetapan ketika nantinya zaman berganti, tatanan terbentuk, sistem kesetimbangan berdasarkan hukum Tuhan bisa berjalan. Namun demikian, ayat2 perumpamaan padat dengan informasi cara dan metodologi. Penuh dengan arti dan makna. Syarat dengan strategi dan cara bagaimana penegakkan DIN bisa dilakukan.


Saya rasa, semua juga setuju dengan idea penegakkan DIN (kita tidak membicarakan kaum musyrik dan sekuler dengan idea memenjarakan orang di masjid atau gereja). Siapapun tahu bahwa sistem yg integral, berdasarkan hukum Tuhan, adalah tatanan yg terbaik dari yg ada yg seharusnya dijalankan. Tapi ketika berhadapan dengan masalah CARA ,., “How”, banyak yg berbeda. Perbedaannya adalah pada masalah bacaan dan proses tahapan tadi, dan ini bukan menjadi masalah besar, karena disinilah fungsi muzakarah dan silah. Kita perlu berbicara. Kita perlu tuntaskan perbedaan pemahaman terhadap proses tahapan tersebut. Kita perlu berdialog dalam rangka penyamaan persepsi atas proyek ini, yakni tentang bagaimana proses dan tahapan penegakkan DIN. Inilah esensi dari blog ini dibuat.


Mustahil Allah sebagai Pencipta lupa dalam memberikan petunjuknya dalam rangka proyeknya yg satu itu. Mustahil Pencipta dan Pengatur tidak meninggalkan informasi masalah juklak (petunjuk dan pelaksanaan). Di dalam Al-Kitab disebut sebagai “nubuah”. Di dalam Al-Qur’an disebut dengan “Sunatulloh”.


Jika anda membaca Al-Kitab didalam Matius 21:33-46 tentang Kebun Anggur Allah, itulah inti daripada proyek DIN.
Jika anda membaca Al-Qur’an didalam Al-Qalam tentang Kebun, isinya sama persis dengan Matius tentang Kebun Anggur Allah. Inti dari pada maknanya sama, proyek DIN.
Jika anda melihat perjalanan Musa dan Harun, isisnya nyambung dengan kisah Joshua dan Daud sebagai penerus proyek Musa dan Harun, proyek yg sama, proyek DIN.
Jika anda membaca kisah2 perumpamaan didalam Kitab suci, isinya tak lain adalah informasi tersembunyi terhadap juklak, metode dan strategi proyek, proyek penegakkan DIN, proyek penataan masyarakat dengan sebuah sistem yg integral.


Salam
aca

5 komentar:

DJ. Hadi mengatakan...

Saya setuju sekali bro...Proyek DIN ini adalah Sunah ALLAH. Dan orang yang dapat mengerjakan proyek ini adalah tentu "sebaik-baik komandan dan sebaik-baik pasukan".

andrycahya mengatakan...

Tentu,., gimana gak sebaik2 pasukan?!?, wuong proyeknya juga sebaik2nya dan sebesar2nya proyek.

Eh,., bung.. anda siapa nech? banyak benerin koq gak register?

Unknown mengatakan...

cixixixixi ... hari gini kok masih samar-samar

Unknown mengatakan...

DS, Tulisan-tulisan di blog ini lugas dan mengajak pembacanya untuk mencerdasi apa yang tertulis.
btw, setelah baca artikel yang ini saya makin memahami bahwasanya Din = Tatanan

Unknown mengatakan...

DS, Tulisan-tulisan di blog ini lugas dan mengajak pembacanya untuk mencerdasi apa yang tertulis.
btw, setelah baca artikel yang ini saya makin memahami bahwasanya Din = Tatanan