Rabu, 21 Januari 2009

Masyarakat yg naif (911)

Dear Bloggers,

Sampai hari ini saya melihat harapan yg berlebihan dari masyarakat dunia
terhadap Nakhoda hitam yg baru dilantik.
Datang dari ras yg berbeda, bukan kulit putih,
namun benarkah kebijakannya berbeda dikarenakan datang dari kalangan/ras
yg berbeda?
Benarkah akan menjadi sosok bijak seperti harapan dunia?
Inilah harapan yg berelebihan.

Saya bukan pengamat politik. Tapi bisa merasakan kepolosan masyarakat dunia.
Seolah kebijakan Amerika hanyalah keputusan dia seorang.
Presiden memang pembuat keputusan paling tinggi dalam struktur.
Ia berada di ujungnya gunung. Tapi benarkah Presiden sebuah negara
berdaulat penuh atas negeri ini? Bebas menentukan kebijakan?

Inilah kenapa masyarakat adalah orang2 yg naif.
Karena tidak mengetahui struktur kekuatan yg sesungguhnya yg ada di dunia ini.
Seandainya kita ingat apa yg terjadi ketika detik2 menjelang proklamasi bergulir.
Menit2 Republik dibentuk. Saat2 pemberontakan di Madiun.
Anda akan tercengang mengamati bahwa sesungguhnya insinyur kapal ini
bukan orang sini. Paku dan kayunya memang dari sini, tapi design bentuk dan
kegunaannya bukan kita yg buat. Kapal ini adalah kapal boneka dengan
Nakhoda boneka. Bahkan hingga saat ini.

Saat berganti2nya nakhoda seperti sebuah proses pemilihan yg bebas dan
hasil pilihan murni rakyat. Padahal, tidak demikian. Apalagi setelah komputerisasi.
Siapakah Ketua pemilihan yg ada selama ini. Mengapa Carter Foundation begitu
akrab dengan semua panitia pemilih?

Jika kita teliti kembali, proses pergantian pemimpin di sini ditentukan oleh
sebuah kekuatan lain. Itulah kekuatan yg menguasai dunia hari ini.
Orang menyangkanya Amrik, padahal bukan.
Karena Amrik sendiri adalah boneka.
Demikian juga Nakhodanya sampai hari ini, adalah Nakhoda boneka.
Kekuatannya sendiri ada dibelakang ini semua.
Merekalah orang2 yg sebenarnya sangat berkuasa atas dunia.
Mereka yg menata dunia ini.

Jadi, ketika harapan orang atas Nakhoda baru, seperti halnya yg selalu terjadi,
hanya pemberian harapan simbol. Karena nakhoda baru mereka sendiri hanyalah
perumpamaan. Warna hitamnya adalah perumpamaan atas perbedaan.
Karena masyarakat terlalu naif, sehingga gampang tertipu oleh fisik.
Seolah peristiwa Kenedey dilupakan begitu saja ketika ia punya kebijakan berbeda.
Seolah fisik yg berbeda akan punya angin kebijakan yg sama sekali beda.

Saya berani bersumpah dengan nama Yang menciptakan langit dan bumi, tidak demikian.


Salam
aca

Tidak ada komentar: